Mengenal Kudok, Senjata Tradisional Bumi Besemah Sumsel yang Digunakan untuk Berkebun
Senjata ini sudah biasa biasa digunakan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti berkebun
Senjata ini biasa digunakan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti berkebun
Mengenal Kudok, Senjata Tradisional Bumi Besemah Sumsel yang Digunakan untuk Berkebun
Masyarakat di Indonesia memiliki berbagai senjata tradisional. Senjata tersebut biasanya digunakan pada saat peperangan atau untuk melindungi diri dari berbagai ancaman. Senjata tersebut juga menjadi bagian dari kebudayaan dari suatu daerah yang hingga kini masih dilestarikan. Di Bumi Besemah, Sumatera Selatan, terdapat sebuah senjata tradisional bernama kudok. Senjata ini biasa digunakan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti berkebun.
(Foto: giwang.sumselprov.go.id)
Kudok juga kerap menjadi oleh-oleh atau buah tangan yang cukup digemari oleh wisatawan yang datang ke sana. Seperti layaknya senjata keris di Jawa, Kudok rupanya juga digunakan di Bengkulu Selatan oleh masyarakat Manna.
-
Apa itu Tuk Si Bedug? Di Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Sleman, terdapat sebuah mata air yang dikeramatkan warga setempat. Namanya Mata Air Tuk Si Bedug.
-
Bagaimana Hajat Uar di Sumedang dilakukan? Mengutip laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Hajat Uar memang jadi tradisi turun temurun khas Kabupaten Sumedang dan sekitarnya dengan melibatkan masyarakat juga hasil alamnya.Semuanya dikumpulkan di satu tempat seperti pendopo, untuk bersama-sama berdoa dan memberikan nasihat-nasihat penting tentang kekuatan alam dan kehidupan yang harmonis.
-
Apa yang dibudidayakan di Kampung Semanggi? Saat ini, ada 39 petani yang membudidayakan tanaman semanggi di Kampung Semanggi.
-
Apa makna simbol Kudok di Tari Gegerit? Amanat Perjuangan Dalam setiap penampilan Tari Gegerit mengandung amanat tentang perjuangan para kaum perempuan Lahat dalam melawan penjajahan. Kandungan tersebut disimbolkan dalam sebuah Kudok yang digenggam oleh tiap penari. Kudok merupakan senjata tradisional masyarakat Sumatera Selatan yang digunakan untuk berperang melawan penjajah.
-
Apa itu Kupat Tahu Sumedang? Kupat tahu menjadi salah satu kuliner andalan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.Penganan ini biasanya disantap sebelum memulai aktivitas di pagi hari. Rasanya khas, dengan perpaduan rasa manis dan gurih yang menggugah selera. Kupat tahu wajib dicicipi saat mencari sarapan di kota tersebut.
-
Bagaimana tradisi menumbuk padi di Kampung Adat Urug? 'Biasanya nutu itu sebulan sekali, kalau ada tetangga yang ingin memakai beras,' kata salah seorang warga, Sri Wulandari, mengutip YouTube Balai Kebudayaan Wilayah IX Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamis (4/1).
Bentuknya Mirip Parang
Melansir dari laman indonesiakaya.com, secara fisik bentuk kudok mirip seperti parang yang terbuat dari material besi atau baja.
Kemudian di bagian gagangnya akan dililit dengan rotan halus yang disusun dengan rapi.
Bagian ujungnya runcing dengan pegangannya atau pulu yang berbentuk bulat.
Senjata ini juga disebut dengan Kudok Batelugh oleh masyarakat lokal. Dulunya, masyarakat Manna dari Bengkulu Selatan kerap menggunakan senjata ini karena banyak penduduknya yang berasal dari Besemah.
Senjata ini tak hanya digunakan untuk berperang atau melindung diri saja, tetapi sudah digunakan oleh masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari terutama berkebun.
Gunakan Per Mobil
Terbuat dari material besi atau baja, tak sedikit dari pengrajin kudok menggunakan per mobil khususnya dibuat di Italia dan Jerman.
Hal ini karena per-per mobil dari kedua negara tersebut mengandung material baja yang banyak.
Kemudian untuk bagian gagangnya terbuat dari bahan kayu jati, lalu sarungnya pun terbuat dari kayu limau. Lalu, dililit menggunakan rotan yang diperkuat dengan malau atau getah kayu.
Selain itu, biasanya pengrajin akan menambahkan pengait di sisi sarung kudok yang terbuat dari kayu atau tanduk agar mudah dibawa ke mana-mana.
Senjata Multifungsi
Kudok memiliki dua kategori ukuran, yaitu antara 30-35 cm dan 25-30 cm yang masing-masing memiliki fungsi dan kegunaannya sendiri. Kudok berukuran besar biasanya digunakan untuk membelah kayu atau bambu.
Sedangkan kudok berukuran kecil digunakan untuk membelah kayu atau bambu berukuran kecil, tetapi juga digunakan sebagai alat perlindungan diri dari berbagai ancaman. (Foto: Liputan6.com)
Secara filosofis Kudok bukanlah senjata adat yang harus dirawat atau dijaga sebagai bentuk simbolis.
Kudok hanya berfungsi sebagai senjata tradisional sekaligus menjadi ciri identitas mereka. Maka tak heran jika masyarakat Besemah memajang kudok di dinding rumahnya.
Cara Pembuatan
Mengutip dari kanal Liputan6.com, terdapat 10 jenis kudok yang berbeda, sesuai bentuk dan kegunaannya. Dari seluruh jenis kudok tersebut, ada beberapa jenis yang paling dicari yaitu jenis betelok, luncu, gerahan, dan rambai ayam.
Cara pembuatannya pun tergolong rumit. Ada banyak tahapan yang harus dilewati sebelum kudok bisa digunakan. Mulai dari mulai dari melebur besi per mobil, pencetakan, hingga pembentukan dengan cara ditempa sambil dibakar.
Dalam sehari, para pengrajin ini bisa menghasilkan tiga sampai lima kudok. Kemudian, kudok yang sudah dibentuk di bawa ke pengepul untuk disempurnakan kembali.