Mengenal Apa Itu Boboko, Intip Pembuatannya yang Masih Tradisional di Awilega Sumedang
Tanpa disadari boboko ada di hampir tiap dapur orang Sunda loh. Yuk kenalan lebih dekat
Tanpa disadari boboko ada di hampir tiap dapur orang Sunda loh. Yuk kenalan lebih dekat
Mengenal Apa Itu Boboko, Intip Pembuatannya yang Masih Tradisional di Awilega Sumedang
Masyarakat Sunda memanfaatkan boboko sebagai salah satu peralatan rumah tangga. Hampir di tiap dapur warganya, bisa dijumpai alat yang terbuat dari anyaman bambu tersebut. Namun tahu kah anda fungsi boboko?
-
Dimana cobek tradisional di Kampung Cikanyere dibuat? Di salah satu sudut perkampungan itu terdapat industri rumahan pembuatan cowet atau cobek tradisional yang dikerjakan oleh seorang warga lanjut usia bernama Solih.
-
Dimana Borondong Ibun dibuat? Di Kampung Sangkan, Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Majalaya terdapat pembuatan Borondong Ibun secara tradisional.
-
Siapa yang membuat cobek tradisional di Kampung Cikanyere? Di salah satu sudut perkampungan itu terdapat industri rumahan pembuatan cowet atau cobek tradisional yang dikerjakan oleh seorang warga lanjut usia bernama Solih.
-
Kenapa warga Sumedang pakai bongsang? Salah satu upaya menjaga lingkungan dari sampah plastik, jadi kami gunakan bongsang tahu untuk wadah daging kurban, yang nantinya dibagikan ke masyarakat sekitar,“ katanya, Kamis (29/6) mengutip laman Pemkab Sumedang.
-
Sego Tempong Boyolali terbuat dari apa? 'Sego tempong di sini uniknya pakai iga bakar. Jadi cocok banget kalau sama orang-orang Boyolali sama Solo Raya,' kata Ria Saputri, salah satu penikmat Sego Tempong.
-
Dimana Babako dilakukan? Ketika mengantarkan mempelai wanita ke rumahnya, tentu rasa kekeluargaan akan sangat terasa.
Dalam bahasa Sunda, boboko adalah semacam wadah besar untuk menyimpan beras dengan bentuk yang menyerupai ember.
Tak sedikit warga juga menjadikan boboko sebagai tempat untuk menyimpan nasi yang sudah matang.
Boboko jadi perkakas rumah tangga yang banyak digunakan, karena fungsinya yang penting untuk mengelola kebutuhan makanan.
Tempat Beras dan Nasi yang Aman
Mengutip budaya-indonesia.org, boboko sebenarnya adalah wadah multi fungsi yang digunakan para ibu di Jawa Barat untuk menyimpan beras.
Selain itu, fungsi utamanya adalah sebagai tempat mencui beras dan menyimpan nasi. Boboko memiliki rongga kecil, karena pembuatannya yang dianyam.
Rongga ini bisa membantu para ibu untuk mencuci beras dalam jumlah yang banyak, karena air lama kelamaan menyusut. Rongga juga akan membantu mendinginkan nasi, karena adanya perputaran sirkulasi udara tanpa harus membuka bagian atasnya.
Mudah untuk Digunakan
Tidak diketahui persis kapan boboko mulai dibuat oleh warga di Jawa Barat, namun diperkirakan keberadaannya sudah sejak zaman kerajaan.
Para nenek moyang sudah memikirkan agar alat tersebut bisa digunakan dengan nyaman. Ini terlihat dari adanya batang bambu yang melingkar di bagian atas, agar mudah dibawa.
Kemudian di sisi bawah juga diberi bambu yang lebih besar dan tinggi, agar boboko tidak langsung menyentuh tanah saat disimpan.
Melihat Proses Pembuatan Boboko Secara Tradisional di Dusun Ciawilega
Salah satu sentra pembuatan boboko yang kesohor di Jawa Barat ada di Dusun Awilega, Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang.
Di sana, banyak warganya memproduksi boboko serta anyaman bambu secara rumahan tradisional.
Untuk membuat satu boboko, dibutuhkan beberapa batang bambu yang sudah dipotong pipih untuk selanjutnya dianyam.
Penganyaman Dilakukan Berhati-hati
Untuk menganyamnya tak bisa sembarangan, karena dikhawatirkan merusak simpulnya.
Prosesnya diawali dengan memotong ruas bambu, lalu dibuang bagian bukunya atau bagian cincin harus dibuang karena keras. Bambu kemudian dibelah dan dibuat menjadi lembaran.
Setelahnya lembaran disusun setelah mendapat ukuran sekitar 0,5 cm, lalu dianyam. Setelah terbentuk, bagian atasnya diberi bambu keras yang melingkar, serta di bagian bawahnya diberi kaki dari bambu sebagai pijakan.
Satu Hari Biasanya Jadi Dua Boboko
Salah seorang warga dalam kanal YouTube tersebut mengatakan bahwa dalam satu hari hanya bisa membuat dua buah boboko.
Ini karena prosesnya yang sulit, terutama bagian mengikat tali di sisi bambu atas yang melingkar.
“Sehari biasanya dapat dua boboko, ini susah bagian nganyam talinga, sambil ditusuk. Kalau tidak hati-hati tertusuk nanti,” terangnya, mengutip YouTube Pelosok Sumedang.