Mengenal Kalabubu, Aksesoris Gelang Leher dari Nias Selatan
Mengenal Kalabubu dari Nias Selatan, aksesoris penuh kekuatan magis berbentuk gelang yang digunakan di leher.
Setiap pakaian adat tradisional dilengkapi dengan aksesoris yang bermacam-macam. Begitu juga dengan wilayah Nias Selatan yang memiliki aksesoris unik.
Mengenal Kalabubu, Aksesoris Gelang Leher dari Nias Selatan
Kalung Berbentuk Gelang
Salah satu aksesoris yang lazim dikenakan masyarakat Nias Selatan bernama Kalabubu. Aksesoris ini unik lantaran bentuknya seperti gelang namun dipakai pada bagian leher seseorang. (Foto: wikipedia
-
Apa yang menjadi ikon budaya Sumbar? Rumah Gadang menjadi ikon budaya di Sumatra Barat.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Bagaimana kalung Nita dibuat? Perhiasan ini memakan waktu pembuatan selama 1.000 jam dan memiliki nilai yang tinggi karena batunya yang sangat langka.
-
Apa itu tradisi Mangai Binu di Nias? Mangai Binu adalah tradisi berburu kepala manusia yang dilakukan oleh seorang Emali.
-
Apa keunikan Baju Kurung Tanggung Jambi? Busana adat tradisional yang biasanya jadi busana pengantin di Jambi ini memiliki keunikan tersendiri, mulai dari bahan-bahan hingga aksesoris yang melekat pada pakaian itu.
-
Apa keunikan musik tradisional Nias? Tak hanya tarian, musik dan alat-alat musik tradisional Nias juga beragam dan unik.
Tepat di bagian belakang, ada pertemuan antar ujung Kalabubu, kemudian diikat menggunakan pengikat seperti koin yang terbuat dari bahan kuningan.
Pembuatan Kalabubu
Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kalabubu terbuat dari bahan batok kelapa atau Sole, kemudian disusun dengan rapi dan presisi sehingga mengikat satu sama lain. Untuk membuat satu Kalabubu ukuran orang dewasa membutuhkan lebih kurang 120-150 koin.
Bahan lain yang digunakan untuk membuat Kalabubu yaitu Kapur Sirih (Betua), Kuningan (Life), Kayu Beras (Berua), dan Besi Tulangan (Kawe).
Setiap pembuatan Kalabubu memiliki ukuran keping yang berbeda-beda dengan ketebalatan yang asimetris. Tujuannya agar koin tersebut membentuk lingkaran ketika sudah disusun rapat.
Setelah semua tersusun rapat, Kalabubu masih harus dihaluskan menggunakan kikir. Barulah ujungnya diruncingkan menggunakan Berua agar pasangan koin bisa presisi.
Menunjukkan Status Sosial
Bagi masyarakat Nias Selatan, menggunakan Kalabubu menunjukkan status sosial. Untuk golongan prajurit lazimnya menggunakan Kalabubu polos. Sementara golongan bangsawan atau Si'ulu ada corak yang lebih kompleks dan diikat menggunakan bahan berlapis emas di bagian ujungnya.
Aksesoris Dengan Nilai Budaya Tinggi
Tak hanya unik, Kalabubu juga mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah yang tinggi. Pada zaman dahulu, aksesoris leher ini biasa digunakan untuk berperang oleh kaum laki-laki di Nias Selatan.
Fungsi utama dari Kalabubu ini untuk melindungi leher dari tebasan golok dari para Emali atau pemburu kepala. Biasanya, leher yang ditebas bentuk diagonal dari leher sebelah kiri menuju bagian ketiak sebelah kanan.
Jimat Khusus
Kalabubu rupanya tak hanya melindungi leher prajurit Nias Selatan saja. Berdasarkan tradisi lisan, Kalabubu juga memiliki jimat yang kuat untuk membalas serangan yang mematikan. Hal ini untuk mendapatkan rasa hormat dan segan apabila bisa menang bertarung (seperti tarian perang Faluaya).
Apabila jimat Golok milik lawan lebih kuat, maka Kalabubu akan pecah, begitu juga sebaliknya. Untuk menghalau lawan, biasanya akan menangkis tebasan itu menggunakan bagian tubuh yang terlindungi Kalabubu.