Marak Jual Beli Alat Antigen, Dokter RS Tulungagung Jelaskan Bahaya Tes Sendiri
Dokter Mikrobiologi Klinik RSUD dr. Iskak Tulungagung, Jawa Timur, Rendra Bramanthi mengimbau masyarakat tidak melakukan tes usap antigen secara mandiri. Simak penjelasan lengkapnya.
Dokter Mikrobiologi Klinik RSUD dr. Iskak Tulungagung, Jawa Timur, Rendra Bramanthi mengimbau masyarakat tidak melakukan tes usap antigen tanpa bantuan tenaga profesional. Pasalnya, hal itu bisa meningkatkan risiko penularan Covid-19.
"Risiko penularannya sangat besar, karena tidak tahu cara atau teknik pengambilan sampel usap yang benar seperti apa," terang Rendra di Tulungagung, Senin (25/10/2021).
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
Timbulkan Risiko
Selain tidak memiliki pengetahuan dasar mengenai teknik pengambilan sampel dengan cara usap, imbuh Rendra, tidak memakai alat pelindung diri (APD) yang memadai juga bisa menimbulkan risiko.
Selain risiko penularan, melakukan tes usap antigen sendiri juga berisiko menyebabkan komplikasi. Pasalnya, masing-masing orang memiliki struktur hidung yang tidak sama, sehingga rongga hidung memiliki kelebaran yang berbeda-beda.
"Ketika melakukan swab dan tidak mengetahui struktur rongga hidung, bisa jadi mengakibatkan luka dan berpotensi komplikasi," jelasnya, mengutip dari ANTARA.
Bahaya lain yang kemungkinan dapat terjadi saat melakukan tes usap sendiri patahnya ujung tangkai alat tes usap yang bisa mengakibatkan pendarahan fatal.
Sarankan Tes di Fasyankes
©2020 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Dokter Rendra menyarankan masyarakat melakukan tes usap antigen di fasyankes-fasyankes yang telah terdaftar di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Imbauan tersebut disampaikan menindaklanjuti banyaknya warga yang melakukan tes usap sendiri tanpa mengetahui protocol kesehatan.
Meningkatnya kebutuhan tes cepat antigen untuk berbagai kebutuhan menyebabkan permintaan alat tes terus meningkat. Jual beli alat tes antigen di pasaran pun semakin marak. Bahkan, beberapa penjual menawarkan harga satu set alat antigen lebih murah dibandingkan harus melakukan tes antigen ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).
Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan tes antigen secara mandiri, melainkan dengan bantuan tenaga profesional.