Memutus Mata Rantai Kekerasan Sepak Bola
Kekerasan dalam sepak bola masih jadi PR berat bagi Indonesia. Sejak tahun 1994 hingga 1 Oktober 2022, sebanyak 230 nyawa melayang karena sepak bola.
Kekerasan dalam dunia sepak bola masih jadi pekerjaan rumah berat bagi Indonesia. Sejak tahun 1994 hingga 1 Oktober 2022, sebanyak 230 nyawa melayang akibat insiden kerusuhan dalam sepak bola Indonesia.
Memutus Mata Rantai Kekerasan Sepak Bola
Kerusuhan terkait sepak bola di Indonesia ibarat gunung es. Data Save Our Soccer (SOS), sejak tahun 1994 hingga sebelum tragedi Kanjuruhan menunjukkan ada 98 suporter meninggal dunia. Mereka tewas sebelum, saat, maupun sesudah pertandingan sepak bola.
-
Siapa yang menolak dibantu membawa kursi di lapangan sepak bola? Politikus sekaligus pebisnis Hashim Djojohadikusumo menjadi sorotan usai menolak dibawakan kursi yang ia gunakan sendiri.
-
Apa saja momen artis yang berpose bersama pesepakbola? Justin Bieber tak mau ketinggalan! Pelantun lagu hits ini berpose seru bersama Neymar, Suarez, dan Messi. Momen langka yang bikin fans heboh! Rihanna dan Cristiano Ronaldo akhirnya foto bareng! Duo bintang beda dunia ini terlihat super cute, bikin fans gemas! Snoop Dogg nggak mau ketinggalan! Rapper legendaris ini berpose santai bareng Jude Bellingham, yang baru aja memenangkan Ballon d'Or!
-
Bagaimana kata-kata suporter bola biasanya ditunjukkan? Biasanya kata-kata suporter bola tersebut mengandung kritikan, menyemangati para pemain yang sedang bertanding, atau memberi tekanan pada tim lawan.
-
Bagaimana kata-kata ini bisa membantu pemain sepak bola? Dengan kata-kata ini, pemain bisa meningkatkan semangat dan mentalnya untuk mencapai tujuan di lapangan hijau.
-
Apa yang membuat sepak bola menjadi mimpi yang diwujudkan? Sepak bola adalah mimpi yang dibuat nyata melalui kerja keras dan semangat.
-
Apa saja yang biasa dilakukan suporter bola di stadion? Tak hanya bernyanyi sepanjang laga, suporter terutama di Indonesia, kerap menunjukkan aksi kreatif dan menghibur.Hal tersebut tentunya untuk memberikan semangat kepada tim kebanggaan.
Puncaknya meletus pada Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022. Berdasarkan laporan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang yang dirilis pada 17 Oktober 2022, jumlah korban dalam peristiwa itu sebanyak 712 orang. Rinciannya, sebanyak 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, dan 484 orang luka ringan/sedang.
Peristiwa mematikan di Stadion Kanjuruhan itu terjadi usai laga derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya. Banyaknya korban jiwa disebabkan penggunaan gas air mata oleh polisi dan diperparah pintu stadion terkunci sehingga terjadi penumpukan massa di satu lokasi.
“Negara ini terdiri dari berbagai suku, berbeda-beda. Bicara sejarah, kita (Indonesia) ini dulunya banyak kerajaan sehingga fanatisme terhadap daerah sangat tinggi,” jelas Akmal saat dihubungi melalui panggilan WhatsApp, Kamis (31/8/2023) sore.
Kedua, lanjut Akmal, masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah dengan akses pendidikan terbatas, ditambah himpitan ekonomi keluarga berpotensi mudah terprovokasi saat terlibat dalam kerumunan massa. Selanjutnya, ketiadaan regulasi yang tegas menyebabkan banyak kasus sepak bola dianggap selesai begitu saja.
“Lemahnya PSSI dalam mengedukasi suporter sepak bola, bagaimana tata tertib penonton sepak bola, apa yang boleh dibawa dan tidak boleh dibawa. Misalnya tidak boleh bawa benda keras, senjata tajam. Ini sangat jarang disosialisasikan sehingga masyarakat tidak tahu tentang aturan-aturan itu,” bebernya.
“Ketika ada kasus tidak selesai sepenuhnya, selesai setengah-setengah. Sehingga orang menganggap keributan di sepak bola hal biasa karena tidak ada hukuman berat yang diberikan,” jelasnya.
Lebih jauh, Akmal Marhali menuturkan idealnya suporter berbadan hukum sesuai amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan. Setiap individu suporter, kata Akmal, bisa memiliki kartu keanggotaan sehingga jika ada pihak-pihak yang memicu masalah akan mudah terdeteksi.
Akmal menambahkan, selama ini sudah ada peraturan-peraturan terkait sepak bola di Indonesia tapi tidak pernah disosialisasikan kepada masyarakat.
Sementara itu, usai kasus sekelompok Bonek mengeroyok warga di Semarang pada Februari 2023 lalu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengundang perwakilan Bonek tiap tribun, Panpel, serta Manajemen Persebaya untuk menjajaki kemungkinan suporter tim Bajul Ijo berbadan hukum.
Hadir dalam pertemuan dengan Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya, Koordinator Green Nord, Husein Ghozali alias Cak Conk mengungkapkan bahwasanya wacana menjadikan Bonek berbadan hukum harus dikaji lebih dalam. Pasalnya, dalam internal Bonek terdapat banyak kelompok yang pemikiran dan keinginannya berbeda-beda.
Berbenah
Tragedi Kanjuruhan jadi titik balik bagi pengelola Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) untuk berbenah.
- Terjadi Lagi di PON 2024, Deretan Kasus Pemukulan Wasit di Sepak Bola Indonesia ini Pernah Fenomenal di Masanya
- Kembali Tampil di Kasta Teratas Sepak Bola Indonesia, Ini Sejarah Panjang Semen Padang
- Potret Kompetisi Sepak Bola Pertama Indonesia 91 Tahun Silam, Digelar di Alun-alun Kota Solo untuk Menentang Belanda
- Tumpukan Bata Merah di Lapangan Sepak Bola Mojokerto Diduga Gapura Istana Majapahit, Intip Potretnya
“Kami lakukan terobosan-terobosan, ada Tribun Keluarga yang tiap pertandingan punya tema khusus. Ada lomba mewarnai untuk anak-anak, kemarin bagi-bagi bendera,” terang Ram saat dihubungi melalui panggilan WhatsApp, Jumat (1/9/2023).
Tribun Keluarga di Gate 1 Stadion GBT baru dioperasikan saat Liga 1 Indonesia musim kompetisi 2023/2024 bergulir. Tribun ini termasuk kategori reguler dengan harga tiket Rp100 ribu, jauh lebih terjangkau dibanding harga tiket Tribun VIP.
Sebelum difungsikan sebagai Tribun Keluarga, tempat itu awalnya akan diperuntukkan sebagai tribun suporter tamu. Kemudian muncul aturan suporter tamu dilarang datang ke stadion saat Liga 1 dan Liga 2 berlangsung. Aturan ini diberlakukan mulai musim kompetisi 2023/2024 dan akan berlangsung selama dua tahun ke depan.
“Di sana tidak boleh ada yang merokok, tidak boleh ada kata-kata kasar. Itu bagian dari edukasi agar kita naik level,” papar Ram.
Selain Tribun Keluarga, sebagai stadion berstandar FIFA, Stadion GBT juga punya lokasi menonton khusus untuk para difabel yakni di Tribun Selatan bagian bawah. Selain tribun khusus, ada juga toilet khusus difabel.
Setiap fasilitas baru dilengkapi dengan papan nama berbahasa Indonesia. Padahal, merujuk Peraturan Keamanan dan Keselamatan Stadion FIFA (FIFA Stadium Safety and Security Regulations), setiap fasilitas yang ada pada stadion berstandar FIFA seharusnya dilengkapi dengan papan nama dua bahasa, yakni bahasa nasional dan bahasa Inggris.
Hubungan dengan Suporter
Tak hanya fasilitas memadahi yang perlu disiapkan untuk meminimalkan potensi kerusuhan di stadion. Untuk itu, Panpel Persebaya membangun komunikasi intens dengan para Bonek.
“Kami (panpel) dan teman-teman suporter berhubungan cukup bagus. Kita komunikasi dengan teman-teman tribun bagaimana menjadikan pertandingan aman. Itu membuat mereka juga merasa memiliki GBT,” ungkap Ram Surahman.
Ram menambahkan, pihaknya juga merekrut marshal dari kalangan Bonek yang tugasnya sama dengan steward. Jumlah marshal dan steward yang bertugas di Stadion GBT berbeda-beda menyesuaikan tensi pertandingan yang berlangsung.
Pada pertandingan besar, misalnya Persebaya melawan Persib, jumlah marshal dan steward yang bertugas mencapai ratusan. Sementara pada pertandingan dengan tensi biasa, jumlah marshal dan steward hanya puluhan orang. Adapun Bonek yang ditunjuk menjadi marshal merupakan orang-orang yang ‘dituakan’ dan berpengaruh di setiap tribun.
“Asumsi kami (panpel), kalau marshal dari teman-teman sendiri (bonek) pendekatannya akan lebih persuasif,” imbuh Ram.