Miris Bocah SD di Situbondo Lukai Diri Sendiri Terinspirasi Konten Viral Medsos, Dispendik Tegaskan Orang Tua Wajib Jadi Teman Curhat Anak
Miris, seorang bocah SD di Situbondo mengaku ikut-ikutan tren viral media sosial dengan menyakiti diri sendiri.
Anak-anak rentan terpapar konten negatif di internet
Miris Bocah SD di Situbondo Lukai Diri Sendiri Terinspirasi Konten Viral Medsos, Dispendik Tegaskan Orang Tua Wajib Jadi Teman Curhat Anak
Anak-anak rentan terpengaruh konten negatif di media sosial. Pasalnya, mereka belum memiliki kemampuan berpikir secara matang. Seperti halnya yang terjadi dengan seorang bocah SD di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
(Foto: Freepik)
- Keindahan Tempat Wisata Ini Pernah Rusak Setelah Viral di Medsos, Berikut Daftarnya
- Digelar Meriah, Momen Tasyakuran Akikah untuk Anak Kucing Ini Viral di Medsos
- Duduk di Depan Ganjar Pranowo, Mahasiswi Ini Cuek dan Lebih Pilih Nikmati Makanan
- Penampakan Flo, Kucing yang Dicekoki Miras di Kursi Saksi Pengadilan Negeri Padang
Bocah itu melukai tangannya sendiri dengan alasan ingin mengikuti tren yang sedang viral di media sosial. Beruntung, saat beraksi ia cepat ditemukan oleh pihak sekolah sehingga tidak terjadi luka fatal.
(Foto: Freepik shayne_ch13.)
Tindak Lanjut
Usai peristiwa tersebut, pihak sekolah menggelar pertemuan dengan wali murid dan pihak kepolisian setempat. Kepala Sekolah, Sri Rahmatillah menyampaikan bahwa pertemuan dilaksanakan untuk menindaklanjuti temuan siswa yang melukai tangannya sendiri. Dia berharap tidak ada kejadian serupa di kemudian hari.
Sri menegaskan pentingnya kerja sama antara orang tua, sekolah, dan pihak kepolisian yang selama ini berperan dalam antisipasi perundungan.
(Foto: Freepik)
Anak Tidak Salah
Korwil Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan Situbondo Ririn Yunaini menegaskan, dalam kasus ini anak tidak boleh disalahkan.
Orang Tua Harus Dekat dengan Anak
Ririn menegaskan, orang tua atau guru harus mengajari anak tentang nilai positif dan negatif setiap hal. Mereka harus mendampingi anak-anak agar tidak mudah terjerumus pengaruh negatif.
"Para orang tua agar menyempatkan waktu untuk anak, meskipun hanya sebentar. Sehingga orang tua menjadi tempat curhat anak, bukan ke pihak lain,” ujarnya.
Para guru diminta melakukan sidak setiap minggu untuk mendeteksi jika ada siswa yang menunjukkan sikap dan tingkah laku janggal. Sehingga jika ada masalah bisa segera teratasi.
(Foto: Freepik gpointstudio)
Tanggung Jawab Bersama
Kapolsek Situbondo Kota Iptu Harnowo menegaskan, perkembangan anak adalah tanggung jawab bersama, baik pihak sekolah atau keluarga. Mengingat anak peka dan rentan mendapat pengaruh dari luar terutama media sosial.
Kepolisian mengimbau para orang tua selalu memberikan perhatian kepada putra putrinya.
“Ini penting sehingga apabila ada sesuatu hal terjadi, orang tua atau wali murid akan lebih paham dan cepat mengetahuinya,” tegas Kapolsek Kota Situbondo, dikutip dari liputan6.com (4/10/2023).
Menurut Iptu Harnowo, ada sisi negatif dari akses informasi yang tidak terbatas di dunia maya.
“Tidak perlu saling menyalahkan. Yang terpenting berikan pengertian dan perhatian kepada anak-anak agar tidak terjerumus hal negatif yang viral di media sosial," tandasnya.