Efek Samping Makan Ikan Kurang Matang pada Anak, Kenali Tanda-Tandanya
Jangan sembarangan memberi makan anak, terlebih dengan makanan yang setengah matang karena banyak risikonya.
Jangan sembarangan memberi makan anak, terlebih dengan makanan yang setengah matang karena banyak risikonya.
Efek Samping Makan Ikan Kurang Matang pada Anak, Kenali Tanda-Tandanya
Mengonsumsi makanan yang tidak diproses secara benar dan optimal bisa membawa efek samping yang buruk bagi kesehatan. Terutama jika makanan kurang matang tersebut dikonsumsi oleh anak-anak. Sebagai orangtua, Anda pasti tidak ingin si kecil terkena penyakit lantaran hal ini, bukan?
Salah satu jenis makanan yang kerap disantap secara setengah/kurang matang bahkan mentah adalah ikan. Hidangan ikan mentah terkenal berasal dari Jepang, dalam bentuk sushi dan sashimi. Bagi Anda penggemar makanan yang satu ini, perlu berhati-hati saat mengenalkannya pada anak.
Untuk anak-anak, sebaiknya beri mereka makanan yang telah diproses dan di masak dengan kematangan yang sempurna. Sebab dengan demikian, aneka bakteri berbahaya yang mungkin menempel dapat lenyap dan makanan pun aman dikonsumsi.
Lalu bagaimana jika anak sudah terlanjur makan ikan yang kurang matang? Apa efek samping makan ikan kurang matang pada anak? Berikut penjelasan selengkapnya mengenai tanda-tandanya yang penting untuk Anda ketahui, dilansir dari berbagai sumber.
-
Apa saja gejala keracunan makanan pada anak? Secara umum, gejala keracunan makanan pada anak meliputi mual, muntah, diare, demam, sakit perut, dan mungkin juga dehidrasi.
-
Apa dampak malnutrisi pada anak? Malnutrisi, khususnya stunting, berdampak langsung pada pertumbuhan dan perkembangan anak, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk mencapai potensi optimal.
-
Apa saja dampak anak susah makan? Anak dengan feeding difficulties dapat mengalami pertumbuhan lambat atau gagal karena kekurangan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai usianya. Selain itu, mereka juga dapat terpengaruh dalam perkembangan kognitifnya, seperti kesulitan berkonsentrasi, daya ingat lemah, dan kemampuan kognitif lainnya.
-
Apa saja penyebab penyakit anak akibat makanan? Makanan seperti daging, ayam, ikan, hingga susu bisa menjadi sumber kontaminasi jika tidak ditangani dengan benar.
-
Mengapa mengonsumsi ikan penting untuk perkembangan anak? 'Penelitian kami menambah bukti yang terus berkembang tentang peran penting diet prenatal terhadap hasil perkembangan autisme pada keturunan,' jelas Dr. Emily Oken, peneliti utama, dalam siaran pers.
-
Apa gejala keracunan pada anak? Gejala keracunan makanan pada anak yang pertama adalah mual dan muntah lebih dari 3 hari. Anak yang mengalami keracunan makanan seringkali akan merasa mual dan muntah. Ini bisa terjadi beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dan mengandung racun.
Mengapa Ikan Kurang Matang Berbahaya bagi Kesehatan?
Banyak negara di dunia yang menyajikan ikan kurang matang bahkan mentah dalam masakan mereka. Meskipun risiko kesehatan akibat mengonsumsi ikan kurang matang atau mentah sangat kecil bagi sebagian besar orang sehat, hal ini dapat berakibat serius bagi orang lain terutama anak-anak.
Penyakit bawaan makanan pada orang yang sehat di antaranya adalah muntah, diare, demam, dan sakit perut. Namun bagi orang yang berusia di atas 65 tahun, di bawah 5 tahun, hamil atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, risiko penyakit ini bisa parah dan bahkan mengancam jiwa.
Tak sengaja menyajikan hidangan ikan yang kurang matang juga bisa dilakukan oleh siapa saja. Dan jika dikonsumsi anak-anak, ada efek samping yang patut diperhatikan.
Ikan mentah mengandung bakteri atau parasit penyebab penyakit, sehingga termasuk dalam kategori makanan tidak sehat. Menyajikannya secara kurang matang artinya masi menyisakan bakteri dan parasit ini, yang pada gilirannya akan masuk ke tubuh Anda apabila dikonsumsi.
British Medical Journal (BMJ) menyebutkan bahwa semakin populernya sashimi dan makanan laut mentah atau kurang matang lainnya turut berkontribusi pada peningkatan penyakit yang disebabkan oleh cacing anisakis nematoda.
Perhatikan juga bahwa tidak semua jenis ikan dan habitat laut bisa dikonsumsi dalam kondisi mentah atau kurang matang, dan dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Satu-satunya cara pasti untuk mencegah penyakit bawaan makanan adalah dengan memasak ikan pada suhu internal setidaknya 145 Fahrenheit (atau 62,77 Celcius).
Efek Samping Makan Ikan Kurang Matang pada Anak
Meskipun mengonsumsi ikan mentah bisa membawa efek yang menyehatkan, namun tetap ada risiko yang mengintai. Memasak ikan dengan suhu tinggi dapat membunuh bakteri dan parasit.
Saat Anda makan ikan mentah, ada risiko lebih besar terjadinya keracunan makanan atau tertular parasit.
Keracunan makanan disebabkan karena mengonsumsi makanan yang terinfeksi bakteri tertentu.
Ikan dapat terinfeksi oleh bakteri seperti Listeria, Vibrio, Clostridium, dan Salmonella. Bakteri ini dapat menyebabkan berbagai gejala termasuk mual, sakit perut, diare, dan muntah.
Cacing pita, cacing gelang, dan cacing hati merupakan parasit dapat hidup pada ikan.
Jika anak mengonsumsi ikan kurang matang yang mengandung salah satu parasit tersebut, akan muncul efek samping dari infeksi parasit berkisar dari ringan hingga berat.
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat muncul sebagai efek samping makan ikan kurang matang pada anak yang wajib diketahui beserta tanda-tandanya yang penting untuk Anda kenali dilansir dari Cleveland Clinic dan Verywell Health;
1. Anisakiasis
Infeksi Anisakiasis (cacing ikan haring) dan nematoda lainnya atau cacing gelang adalah efek samping makan ikan kurang matang pada anak yang pertama. Menelan cacing kecil ini dapat menyebabkan sakit perut yang parah, mual, dan muntah dalam beberapa jam setelah makan.
Terlebih lagi, jika cacing tidak dibatukkan atau dimuntahkan, mereka dapat masuk ke dalam dinding usus. Hal ini dapat menyebabkan respons imun lokal, atau peradangan di usus.
Jika hal ini terjadi, cacing tersebut akhirnya mati dan dihilangkan oleh sistem kekebalan tubuh. Namun, dalam kasus yang parah, dokter mungkin perlu menghilangkannya untuk mengurangi rasa sakit. Hal ini dapat dilakukan melalui pembedahan atau endoskopi.
2. Vibrio
Spesies bakteri Vibrio parahaemolyticus dikaitkan dengan konsumsi ikan dan kerang mentah atau kurang matang, khususnya tiram.
Ini adalah efek samping makan ikan kurang matang pada anak selanjutnya yang dapat terjadi.
Infeksi dapat menyebabkan gejala seperti diare (termasuk diare berdarah), kram perut, mual, muntah, sakit kepala, demam, dan menggigil. Penyakit ini bisa menjadi parah pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Spesies Vibrio lainnya, Vibrio vulnificus, ditemukan pada tiram, kerang, dan kepiting. Pada orang sehat, konsumsi mikroba ini dapat menyebabkan mual, muntah, diare cair, kram perut, dan demam.
Pada orang dengan penyakit hati atau sistem kekebalan tubuh lemah, mikroba dapat memasuki aliran darah, menyebabkan infeksi seluruh tubuh yang mengancam jiwa.
Selain itu, spesies Vibrio dapat menyebabkan infeksi luka melalui luka terbuka yang terkena air yang menampung bakteri tersebut.
Contohnya termasuk goresan saat membuka tiram atau mengerjakan perahu. Seperti halnya penyakit gastrointestinal, jenis infeksi luka ini paling parah terjadi pada orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh.
3. Listeriosis
Listeriosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes. Bakteri ini dapat ditemukan pada makanan laut mentah, susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi, sayuran seperti kecambah mentah, dan makanan lainnya.
Risiko terbesar terkena listeriosis adalah pada orang-orang yang:
- Hamil
- Bayi baru lahir (bakteri dapat melewati plasenta)
- Lebih tua dari usia 65 tahun
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Jika listeria menyebar hingga menginfeksi sistem saraf, maka dapat menyebabkan meningitis, yaitu peradangan pada selaput dan cairan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang.
Efek samping makan ikan kurang matang pada anak yang satu ini juga dapat menyebabkan meningoensefalitis atau peradangan pada jaringan otak dan selaput di sekitar otak. Infeksi sistem saraf paling sering terjadi pada orang dengan sistem imun lemah dan orang lanjut usia.
Jika Anda tidak hamil, listeriosis dapat menyebabkan gejala ringan seperti demam dan diare. Penyakit ini juga dapat menyebabkan gejala yang parah, seperti leher kaku dan kebingungan, jika infeksi telah menyebar ke sistem saraf. Jika Anda sedang hamil, listeriosis dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, kelahiran prematur, atau infeksi serius pada bayi baru lahir.
4. Salmonella
Infeksi Salmonella sebagai efek samping makan ikan kurang matang pada anak dapat menyebabkan gejala seperti diare, demam, dan kram perut. Gejala sering kali muncul dalam satu hingga tiga hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Bayi, yang memiliki fungsi kekebalan tubuh rendah, dan orang berusia di atas 65 tahun paling berisiko terkena penyakit ini dalam tingkat yang parah dan memerlukan rawat inap.
5. Bacillus Cereus
Bacillus cereus adalah penyakit bawaan makanan lainnya yang terkait dengan ikan kurang matang. Ada dua tipe infeksi Bacillus cereus: tipe diare dan tipe muntah.