Gejala Keracunan Makanan pada Anak yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Cara Mengatasinya
Merdeka.com merangkum informasi tentang gejala keracunan makanan pada anak cara mengatasinya.
Merdeka.com merangkum informasi tentang gejala keracunan makanan pada anak cara mengatasinya.
Gejala Keracunan Makanan pada Anak yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Cara Mengatasinya
Keracunan makanan bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Terlebih, anak-anak masih sangat rentan terhadap dampak buruk dari makanan yang terkontaminasi. Anak-anak memiliki sistem pencernaan dan kekebalan yang masih dalam tahap berkembang, sehingga mereka lebih rentan terhadap keracunan makanan. Orang tua yang anaknya mengalami keracunan makanan pasti khawatir. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui apa saja gejala keracunan makanan pada anak yang sering dijumpai dan bagaimana cara mengatasinya. Berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang gejala keracunan makanan pada anak cara mengatasinya. Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Apa saja gejala keracunan makanan pada anak? Secara umum, gejala keracunan makanan pada anak meliputi mual, muntah, diare, demam, sakit perut, dan mungkin juga dehidrasi.
-
Bagaimana cara mengatasi keracunan makanan pada anak? Berikut cara mengatasi keracunan makanan pada anak yang penting diketahui, antara lain: Ciri-ciri Keracunan pada Anak Langkah pertama yang harus diambil ketika anak mengalami keracunan makanan adalah segera mencari bantuan medis.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
-
Bagaimana menangani keracunan makanan? Pada saat mengalami keracunan makanan, sejumlah tindakan penanganan bisa dilakukan. Mencegah dehidrasi juga merupakan cara utama agar gejala keracunan ini tidak memburuk.
-
Mengapa anak lebih rentan keracunan makanan? Anak-anak sangat rentan terhadap keracunan makanan karena sistem pencernaan mereka masih berkembang dan kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya terbentuk.
-
Bagaimana mengobati keracunan makanan? Penanganan keracunan makanan bertujuan untuk mengatasi gejala yang muncul, mencegah terjadinya komplikasi, serta memulihkan kondisi tubuh. Metode penanganan yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan penyebab keracunan, tingkat keparahan, dan kondisi umum pasien.
Gejala Keracunan Makanan pada Anak
1. Mual dan Muntah
Gejala keracunan makanan pada anak yang pertama adalah mual dan muntah lebih dari 3 hari. Anak yang mengalami keracunan makanan seringkali akan merasa mual dan muntah. Ini bisa terjadi beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dan mengandung racun.
2. Diare
Diare adalah gejala umum keracunan makanan pada anak. Diare yang tiba-tiba dan parah dapat mengindikasikan adanya bakteri, virus, atau parasit dalam makanan yang dikonsumsi. Diare yang mengindikasikan gejala keracunan biasanya feses lembek dan berair, yang kadang mengandung ampas makanan, kadang tidak. Gejala ini bisa terjadi karena efek dari kuman yang menginfeksi sistem pencernaan.
3. Kram Perut
Anak yang mengalami keracunan makanan mungkin juga mengalami kram perut yang menyakitkan. Ini bisa menjadi tanda bahwa saluran pencernaan mereka merespons secara negatif terhadap zat beracun. Ketika virus menyerang sistem pencernaan anak, maka perut akan memberikan sinyal ke otak untuk memberitahu bahwa ada sesuatu yang salah pada tubuh. Inilah yang menyebabkan anak akan mengalami kram perut.
4. Pusing
Selanjutnya, gejala keracunan pada anak yang juga umum dijumpai adalah pusing. Pusing dan sakit kepala bisa dianggap sebagai salah satu gejala keracunan makanan pada anak karena kehilangan banyak cairan akibat diare dan muntah. Selain itu, volume dan tekanan darah yang turun juga menyebabkan pasokan aliran darah ke otak menjadi tidak cukup. Sakit kepala gejala keracunan makanan biasanya terjadi dibarengi dengan demam tinggi.
5. Badan Lemas
Selanjutnya, gejala keracunan makanan pada anak adalah badan yang lemas. Badan lemas diakibatkan karena adanya infeksi tumbuh yang terjadi saat keracunan makanan. Hal itu disebabkan oleh kadar elektrolit tubuh yang terkuras dan terbawa oleh feses cair dan cairan muntah. Jika tubuh kekurangan kadar elektrolit, maka anak akan mengalami badan yang lemas.
6. Demam
Gejala keracunan makanan pada anak selanjutnya adalah demam. Orang yang mengalami keracunan makanan akan merasakan demam ringan. Demam adalah efek dari peradangan yang terjadi di dalam tubuh. Hal itu disebabkan karena sistem imun yang sedang aktif melawan infeksi yang masuk.
Cara Mengatasi Keracunan Makanan pada Anak
1. Minum Lebih Banyak Cairan
Cara mengatasi keracunan pada anak yang pertama adalah minum lebih banyak cairan. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya cairan yang keluar melalui feses. Anda bisa memberikan anak minum sedikit tapi sering setiap 15 menit. Hal ini akan membantu anak agar tidak mengalami dehidrasi yang parah.
2. Beri Makan Sedikit tapi Sering
Anak akan kehilangan nafsu makan saat mengalami keracunan makanan. Namun, asupan makanan harus terus masuk ke dalam tubuh si anak. Oleh karena itu, Anda wajib memberikan makanan kepada anak agar ia tetap mendapatkan nutrisi dari makanan. Tujuannya adalah supaya tidak memperburuk kondisi si anak. Berikanlah makanan dengan porsi sedikit tapi sering.
3. Hindari Produk Susu
Selanjutnya, jika anak Anda mengalami keracunan makanan, maka sebisa mungkin hindarkan dari produk susu. Pasalnya, salah satu gejala keracunan adalah diare, jika anak mengalami diare berat, jangan berikan produk susu kepada mereka agar tidak memperparah kondisi diare pada anak. Jika susu terus dikonsumsi selama anak diare, maka akan menyebabkan diare berlangsung lebih lama, dan bahkan lebih parah.
4. Istirahat yang Cukup
Istirahat adalah kata kunci dari kesehatan. Setiap harinya, tubuh membutuhkan istirahat yang cukup. Istirahat yang cukup bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi keracunan makanan pada anak. Pastikan anak yang mengalami keracunan makanan bisa beristirahat. Tujuannya adalah untuk membantu memulihkan kondisi tubuh yang sebelumnya mengalami masalah yang cukup berat.
5. Konsumsi Obat Sesuai Resep Dokter
Salah satu kelemahan kita dalam mengidentifikasi masalah kesehatan adalah berasumsi sendiri tanpa berkonsultasi kepada ahli. Beberapa kasus keracunan makanan mungkin perlu resep dokter agar bisa teratasi dengan baik. Penggunaan obat tidak bisa sembarangan dan harus disesuaikan dengan patogen penyebab dan gejala yang timbul akibat keracunan makanan.