Rayakan Ultah dan Beri Hadiah Mbah Ning Warga Desa Kemiren, Ridwan Kamil Malah Dikira Menpan RB
Ridwan Kamil dan Zara anak perempuannya liburan ke Banyuwangi. Setibanya di Desa Adat Kemiren, keduanya disambut hangat oleh Mbah Ning.
Ridwan Kamil dan putrinya disambut hangat di rumah Mbah Ning. nenek berusia 78 tahun.
Rayakan Ultah dan Beri Hadiah Mbah Ning Warga Desa Kemiren, Ridwan Kamil Malah Dikira Menpan RB
Kebersamaan
Ridwan Kamil dan Zara tiba di Banyuwangi pada Sabtu (9/9/2023) setelah melalui perjalanan panjang dengan kereta api. Bapak dan anak itu berlibur dengan konsep backpacker. Masing-masing mereka menenteng satu tas ransel. Keduanya mengunjungi sejumlah destinasi wisata andalan Banyuwangi, mulai De Djawatan Benculuk, Desa Adat Kemiren, dan beberapa lainnya. Ridwan Kamil dan Zara mengabadikan keseruan liburan keduanya melalui vlog-vlog pendek yang diunggah ke akun Instagram masing-masing.
- Ridwan Kamil Minta Relawan Tak Lengah Jaga Suara Prabowo-Gibran di Jabar
- Andika Perkasa Yakin Jika Khofifah dan Ridwan Kamil Bergabung Perkuat Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud
- PDIP Akui Ridwan Kamil Sudah Temui Megawati, Bahas Cawapres Ganjar Pranowo?
- Usai Bicara dengan Ridwan Kamil, Agung Laksono Akui Ada Peluang Ganjar-RK
Bersantai di Hutan
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu tampak menikmati liburannya di De Djawatan Benculuk. Dia pun tidur-tiduran santai sambil menikmati udara sejuk di tengah hutan. Senada, Zara juga tampak nyaman duduk tanpa alas di hutan tersebut.
Desa Adat Kemiren
Selan De Djawatan Benculuk, Kang Emil dan Zara juga mengunjungi Desa Adat Kemiren. Di desa yang dihuni masyarakat suku Osing itu, keduanya disambut hangat di rumah Mbah Ning. Nenek berusia 78 tahun itu menghidangkan tape untuk Kang Emil dan Zara.
Tertawa Lepas
Sebelumnya, Mbah Ning sempat mengira Ridwal Kamil adalah Azwar Anas, Menpan RB RI, karena sama-sama berkaca mata. Selama pertemuan tersebut, mereka berbagi cerita dan tertawa lepas bersama. Rupanya pada hari itu, Mbah Ning sedang ulang tahun. Uniknya, usianya sama dengan usia kemerdekaan RI.
Beri Hadiah
Ridwan Kamil dan semua orang di lokasi langsung menyanyikan lagu ulang tahun untuk Mbah Ning, salah satu sesepuh suku Osing. Mantan Gubernur Jawa Barat itu spontan memberi hadiah ulang tahun baju yang rencananya untuk oleh-oleh sang istri, Atalia.
"BTW, saya tuh entah kenapa, setiap lihat nenek-nenek di manapun, bawaannya selalu ingat ibunda sendiri. Jadi suka lahir ekstra santun dan ekstra sayang yang spontan," tutur Kang Emil
Ramah
Ridwan Kamil terkesan dengan Desa Adat Kemiren yang mempertahankan kebudayaan warisan leluhur.
"Saya dengan ramah disuguhi Mbah Ning tape ketan manis dan segelas air putih. Ramah sekali," tulisnya melalui akun Instagram.
Desa Adat Kemiren
Desa Kemiren menjadi bagian dari kawasan Ijen Geopark sebagai culture site. Mayoritas masyarakat Desa Adat Kemiren merupakan suku osing (suku asli Banyuwangi).
Desa ini memiliki budaya beraneka ragam. Mulai dari adat istiadat, bahasa, manuskrip, kesenian, tradisi lisan, ritus, pengetahuan, teknologi dan permainan Tradisional.
Keistimewaan
Desa Adat Kemiren memiliki sejumlah keistimewaan. Masyarakat suku Osing adalah keturunan kerajaan Hindu Blambangan yang berbeda dari masyarakat lainnya (Jawa, Madura dan Bali).
Masyarakat masih menggunakan bahasa Osing, mempertahankan bentuk rumah sebagai bangunan yang memiliki nilai filosofi. Bentuk rumah meliputi rumah tikel balung atau beratap empat yang melambangkan penghuninya sudah mantap, rumah crocogan atau beratap dua mengartikan penghuninya adalah keluarga baru atau keluarga yang ekonominya relatif rendah, dan rumah baresan atau beratap tiga melambangkan pemiliknya sudah mapan, secara materi berada di bawah rumah bentuk tikel balung.
Sejarah
Menurut para sesepuh Desa, dulu Desa Kemiren berupa hutan di mana terdapat banyak pohon kemiri dan duren (durian). Mulai saat itu, daerah tersebut dinamakan “Desa Kemiren” yang merupakan akronim dari Kemiri dan Duren.
Dikutip dari kemiren.com, sesepuh masyarakat Desa Kemiren adalah orang-orang yang mengasingkan diri dari kerajaan Majapahit pasca keruntuhannya sekitar tahun 1478 M. Selain menuju ke daerah di ujung timur Pulau Jawa ini, orang-orang Majapahit juga mengungsi ke Gunung Bromo (Suku Tengger) di Kabupaten Probolinggo, dan Pulau Bali.Kelompok masyarakat yang mengasingkan diri ini kemudian mendirikan kerajaan Blambangan di Banyuwangi yang bercorak Hindu-Buddha seperti halnya kerajaan Majapahit. Masyarakat Kerajaan Blambangan berkuasa selama dua ratusan tahun sebelum jatuh ke tangan kerajaan Mataram Islam pada tahun 1743 M.