Penyebab Keloid Setelah Operasi, Ketahui Langkah Perawatannya
Keloid adalah bekas luka yang timbul. Jenis luka yang menyebabkan keloid bisa bermacam-macam, salah satunya adalah luka bekas operasi seperti operasi caesar dan sebagainya. Lantas, apa penyebab keloid setelah operasi? Berikut ulasan selengkapnya yang menarik diketahui.
Keloid adalah bekas luka yang timbul. Bekas luka keloid biasanya muncul beberapa minggu atau bulan setelah luka mulai sembuh. Jenis luka yang menyebabkan keloid bisa bermacam-macam, salah satunya adalah luka bekas operasi seperti operasi caesar dan sebagainya.
Tidak seperti bekas luka lainnya, keloid nantinya akan tumbuh lebih besar dari luka awal yang menyebabkan bekas luka tersebut. Saat tumbuh, keloid dapat terasa gatal atau nyeri. Jika keloid tumbuh di atau dekat sendi, sendi bisa terasa tidak nyaman atau sulit digerakkan.
-
Apa itu keloid? Keloid terbentuk ketika proses penyembuhan luka kulit mengalami kelainan. Ini bisa disebabkan oleh produksi berlebihan dari jaringan ikat kolagen saat luka sembuh.
-
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan keloid? Keloid adalah jenis jaringan parut yang tumbuh secara berlebihan pada area kulit yang mengalami luka atau trauma. Tidak seperti jaringan parut biasa, keloid meluas melebihi batas luka asal dan dapat terus tumbuh meskipun luka sudah sembuh.
-
Bagaimana cara pijatan lembut membantu keloid? Pijatan lembut pada area keloid dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang proses penyembuhan.
-
Apa yang terjadi saat keloid muncul di kulit? Keloid terbentuk ketika proses penyembuhan luka kulit mengalami kelainan. Ini bisa disebabkan oleh produksi berlebihan dari jaringan ikat kolagen saat luka sembuh.
-
Kenapa keloid bisa mengganggu penampilan? Keloid bisa mengganggu penampilan dan kenyamanan, tetapi untungnya ada langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegahnya.
-
Mengapa gel lidah buaya bisa membantu mengobati keloid? Gel lidah buaya memiliki sifat antiinflamasi dan penyembuhan kulit.
Bekas luka keloid umumnya berbentuk menonjol, keras, halus dan berkilau. Warnanya serupa kulit, namun ada juga yang pink, merah, ungu, coklat, atau lebih gelap dari kulit di sekitarnya. Keloid adalah kondisi kulit yang tidak dapat dihilangkan, tetapi Anda bisa memperbaiki tampilannya dengan perawatan yang tepat.
Lantas, apa penyebab keloid setelah operasi? Berikut ulasan selengkapnya yang menarik diketahui.
Mengenal Keloid Lebih Jauh
Kondisi yang normal untuk mendapati bekas luka saat luka yang Anda derita sudah sembuh. Luka yang membawa bekas biasanya disebabkan oleh luka bakar, kecelakaan, jerawat, tindikan, operasi, hingga beberapa jenis kondisi medis.
Tubuh mencoba memperbaiki kulit yang rusak dengan menumbuhkan jaringan baru di lokasi luka. Ini juga merupakan upaya kulit untuk menutup lubang yang disebabkan oleh luka. Banyak bekas luka memudar atau hilang dengan sendirinya setelah beberapa waktu.
Berbeda halnya dengan keloid. Bekas luka yang berkembang menjadi keloid justru akan semakin terlihat menonjol. Bekas luka keloid adalah bekas luka yang terlihat lebih besar dari luka aslinya. Bentuknya tebal atau menggumpal, dan menjulang di atas permukaan kulit lainnya.
Bekas luka jenis ini dapat terjadi di bagian tubuh mana saja yang terluka sebelumnya. Keloid umumnya adalah kondisi yang tidak berbahaya. Namun pada beberapa pasien, keloid dapat membuat khawatir sebab mengganggu penampilan kulit secara keseluruhan.
©2020 Merdeka.com/ Wikimedia Commons
Penyebab Keloid Setelah Operasi
Ketika pembentukan keloid disebabkan oleh luka operasi, jaringan parut keloid dapat terus tumbuh beberapa saat setelah luka ditutup. Keloid dapat terus menjadi lebih besar dan lebih terlihat hingga mencapai ukuran akhirnya.
Terkadang, keloid tidak muncul tepat setelah luka operasi sembuh. Keloid bisa muncul berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian, dan bekas luka ini bisa bertahan selama bertahun-tahun.
Lantas, apa sebenarnya penyebab keloid setelah operasi?
Mengutip American Academy of Dermatology Association, para ahli masih belum tahu persis apa yang menjadi penyebab keloid setelah operasi ataupun setelah luka-luka lainnya sembuh. Belum jelas pula mengapa hanya beberapa luka yang berkembang menjadi keloid, sementara yang lainnya tidak.
Jika sebuah luka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh, maka sang pasien berisiko lebih besar mengalami jaringan parut berlebih. Keloid berbeda dari bekas luka hipertrofik. Bekas luka hipertrofik tetap berada dalam batas luka asli dan dapat memudar seiring waktu tanpa pengobatan.
Meski para ahli masih belum sepenuhnya memahami apa yang menjadi penyebab keloid setelah operasi, sebagian besar dari mereka setuju pada kemungkinan bahwa keloid adalah disfungsi proses penyembuhan luka. Kolagen adalah protein yang ditemukan di seluruh tubuh yang berguna untuk penyembuhan luka. Ketika tubuh memproduksi terlalu banyak kolagen, maka keloid dapat terbentuk.
Langkah Perawatan Keloid
Pilihan perawatan untuk keloid tergantung pada sejumlah faktor, termasuk ukuran, lokasi, dan apakah bekas luka tersebut menyebabkan rasa sakit atau menyebabkan kesulitan bergerak.
Langkah perawatan keloid mungkin juga tergantung pada berapa usia Anda dan berapa usia bekas luka itu. Biasanya, perawatan yang dilakukan untuk menghilangkan keloid di antaranya adalah:
- Injeksi steroid.
- Operasi. Operasi dilakukan untuk memotong keloid. Terkadang, bekas luka bisa tumbuh kembali. Dokter mungkin melakukan radioterapi setelah operasi untuk mengobati bekas luka.
- Perawatan laser, yang membantu meratakan kulit dan mengurangi kemerahan pada bekas luka.
- Menerapkan gel silikon selama beberapa bulan.
- Menerapkan plester yang diresapi steroid selama 12 jam sehari.
- Cryotherapy, di mana bekas luka keloid dibekukan untuk mencegahnya tumbuh
- Mengenakan anting bertekanan, yaitu jenis anting khusus yang membantu mengurangi bekas luka keloid di cuping telinga.
- Injeksi interferon. Interferon adalah protein yang diproduksi oleh tubuh untuk membantu melawan virus. Suntikan interferon telah terbukti membantu mengurangi ukuran bekas luka keloid.
- Injeksi fluorourasil dan bleomisin. Fluorourasil dan bleomisin adalah agen antikanker yang dapat digunakan untuk mengobati bekas luka keloid.
- Perawatan radiasi.
Jika tubuh Anda rentan mengembangkan keloid setelah terluka, berikut beberapa tips perawatan diri guna mencegah perkembangan keloid yang bisa diikuti;
1. Praktikkan perawatan luka yang baik. Jaga agar luka tetap bersih dan lembap. Cuci area bekas luka dengan lembut menggunakan sabun lembut dan air. Oleskan selapis tipis petrolatum jelly (Vaseline, Aquaphor) atau salep lainnya. Oleskan kembali salep sepanjang hari sesuai kebutuhan.
Dokter mungkin merekomendasikan untuk mengoleskan bantalan tekanan atau bantalan gel silikon ke luka selama masa penyembuhan. Orang dewasa perlu melakukan langkah pencegahan ini selama enam bulan setelah cedera kulit, dan anak-anak hingga 18 bulan.
2. Lindungi kulit dari cedera. Maksimalkan upaya untuk mencegah kulit agar tidak terluka. Usahakan untuk tidak melakukan tindik badan, tato, dan operasi elektif. Bahkan luka ringan seperti rambut yang tumbuh ke dalam (ingrown hair) dan goresan pun dapat memicu tumbuhnya keloid jika kulit Anda sensitif.
3. Jika hendak menjalani operasi, bicarakan dengan dokter tentang kecenderungan kulit Anda yang rentan akan pengembangan keloid. Dengan ini, dokter dapat menggunakan teknik pembedahan yang mengurangi risiko berkembangnya keloid di tempat pembedahan. Setelah operasi, tanyakan juga bagaimana perawatan luka pasca operasi dan ikuti petunjuknya dengan seksama.