Mengenal Hematoma Berikut Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Hematoma adalah masalah pembuluh darah yang umumnya disebabkan oleh trauma atau cedera fisik.
Hematoma adalah masalah pembuluh darah yang umumnya disebabkan oleh trauma atau cedera fisik.
Mengenal Hematoma Berikut Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Hematoma adalah kondisi medis yang sering terjadi setelah seseorang mengalami trauma atau cedera. Secara sederhana, hematoma adalah kumpulan darah yang terperangkap di dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah.
Kondisi ini bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, mulai dari permukaan kulit hingga organ dalam, dan bisa bervariasi dalam tingkat keparahan dari ringan hingga mengancam jiwa.
Hematoma biasanya ditandai dengan pembengkakan, kemerahan, dan terkadang rasa nyeri di area yang terkena, yang merupakan respons alami tubuh terhadap cedera yang terjadi.
-
Dimana pendarahan dapat terjadi pada penderita hemofilia? Pendarahan internal dapat merusak organ dan jaringan hingga dapat mengancam jiwa.
-
Bagaimana cara mengatasi hemofilia? Ada beberapa cara mengatasi hemofilia, di antaranya: 1. Terapi Pengganti Faktor Pembekuan Darah: Metode ini melibatkan pemberian faktor pembekuan darah yang hilang atau kurang pada penderita hemofilia. Faktor VIII biasanya diberikan kepada penderita hemofilia A, sedangkan faktor IX diberikan kepada penderita hemofilia B. Terapi ini dapat dilakukan baik secara rutin (profilaksis) maupun jika terjadi perdarahan atau sebelum menjalani tindakan medis yang berisiko tinggi.
-
Apa itu hemofilia? Hemofilia merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan ketidakmampuan darah untuk membeku secara efektif.
-
Apa itu leukemia? Leukemia, atau yang lebih dikenal dengan kanker darah, adalah salah satu jenis kanker yang paling sering menyerang anak-anak.
-
Apa penyebab Demam Berdarah? Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
-
Apa saja tanda utama dari penyakit hemofilia? Salah satu tanda utama hemofilia adalah perdarahan yang berkepanjangan. Hal ini terjadi karena faktor pembekuan darah yang kurang atau tidak berfungsi dengan baik sehingga proses pembekuan darah menjadi terganggu. Perdarahan yang berkepanjangan dapat terjadi setelah cedera ringan, seperti goresan atau memar, dan bahkan juga dapat terjadi tanpa sebab yang jelas.
Meskipun hematoma sering kali merupakan hasil dari benturan atau kecelakaan, kondisi ini juga bisa muncul akibat beberapa faktor lain seperti pembedahan, gangguan pembekuan darah, atau kondisi medis tertentu.
Hematoma bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti di bawah kulit (hematoma subkutan), di dalam otot (hematoma intramuskular), atau bahkan di dalam otak (hematoma epidural atau subdural).
Mengetahui jenis dan lokasi hematoma sangat penting untuk menentukan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai hal ini.
Apa Itu Hematoma?
Hematoma adalah kondisi medis yang terjadi ketika ada penumpukan darah abnormal di luar pembuluh darah di dalam jaringan tubuh. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyatakan bahwa hematoma terjadi akibat rusaknya pembuluh darah yang menyebabkan darah bocor ke jaringan di sekitarnya.
Kumpulan darah ini dapat terjadi pada berbagai bagian tubuh, mulai dari yang berukuran kecil hingga besar. Namun, jika hematoma semakin meluas, kondisi ini bisa menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah banyak dan bahkan menyebabkan syok pada penderitanya.
Hematoma bisa muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk di bawah kulit, di dalam otot, atau di organ dalam. Ukuran dan lokasi hematoma dapat bervariasi, dan gejalanya juga berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan dan area yang terkena.
Secara umum, hematoma dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan lokasinya. Misal, hematoma subkutan terjadi di bawah kulit dan biasanya ditandai dengan pembengkakan serta perubahan warna kulit menjadi kebiruan atau keunguan.
Hematoma intramuskular terjadi di dalam otot, menyebabkan nyeri dan keterbatasan gerak pada area yang terkena. Hematoma yang terjadi di dalam otak, seperti hematoma epidural atau subdural, merupakan kondisi yang lebih serius dan dapat mengancam jiwa, membutuhkan penanganan medis segera.
Selain itu, ada juga hematoma retroperitoneal yang terjadi di rongga perut bagian belakang dan hematoma subungual yang terjadi di bawah kuku. Ciri khas dari hematoma adalah pembengkakan pada area tubuh yang terkena, perubahan warna kulit menjadi biru keunguan, serta sensasi kulit yang terasa hangat dan nyeri.
Penyebab Hematoma
Berikut beberapa penyebab utama hematoma:
1. Cedera atau Trauma Fisik
Cedera fisik adalah penyebab paling umum dari hematoma. Benturan keras, jatuh, kecelakaan lalu lintas, atau olahraga kontak bisa menyebabkan pembuluh darah pecah.
Trauma ini mengakibatkan darah merembes keluar dari pembuluh dan membentuk hematoma di bawah kulit, dalam otot, atau di organ internal. Tingkat keparahan hematoma biasanya tergantung pada kekuatan dan lokasi cedera.
2. Prosedur Bedah atau Medis
Prosedur bedah atau medis tertentu dapat menyebabkan hematoma, terutama jika terjadi kesalahan atau komplikasi selama operasi.
Misalnya, pembedahan di area tubuh yang kaya akan pembuluh darah bisa meningkatkan risiko terjadinya hematoma. Selain itu, prosedur seperti biopsi atau injeksi juga dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil, yang kemudian mengakibatkan hematoma.
3. Penggunaan Obat Pengencer Darah
Obat pengencer darah, seperti warfarin, aspirin, dan heparin, digunakan untuk mencegah pembekuan darah tetapi dapat meningkatkan risiko terjadinya hematoma.
Obat-obatan ini mengurangi kemampuan darah untuk membeku, sehingga memudahkan terjadinya pendarahan dan pembentukan hematoma bahkan dengan cedera ringan.
Orang yang mengonsumsi obat pengencer darah harus berhati-hati dan segera berkonsultasi dengan dokter jika mereka mengalami trauma atau cedera.
4. Gangguan Pembekuan Darah
Gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand, juga dapat menyebabkan hematoma. Pada kondisi ini, darah tidak membeku dengan normal, sehingga setiap cedera kecil pun bisa mengakibatkan pendarahan yang signifikan dan hematoma.
Orang dengan gangguan pembekuan darah sering mengalami memar atau hematoma secara spontan tanpa adanya trauma yang jelas.
5. Kondisi Medis Lainnya
Beberapa kondisi medis lain dapat meningkatkan risiko hematoma, termasuk penyakit hati, yang mempengaruhi produksi protein pembekuan darah, dan infeksi yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah.
Penyakit vaskular yang melemahkan dinding pembuluh darah juga dapat meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah dan terjadinya hematoma.
6. Aktivitas Berat atau Olahraga Kontak
Aktivitas berat atau olahraga kontak seperti sepak bola, tinju, dan rugby dapat meningkatkan risiko cedera dan pembentukan hematoma. Gerakan atau tekanan berulang-ulang pada area tertentu tubuh juga dapat menyebabkan pembuluh darah pecah dan membentuk hematoma.
Gejala Hematoma
Gejala hematoma bervariasi tergantung pada lokasi dan ukuran hematoma tersebut. Berikut beberapa gejala umum yang sering dikaitkan dengan hematoma:
1. Pembengkakan
Pembengkakan adalah salah satu gejala hematoma yang paling umum. Area yang terkena biasanya akan membengkak karena darah yang terkumpul di jaringan sekitarnya. Pembengkakan ini bisa terasa lunak atau keras, tergantung pada seberapa banyak darah yang terkumpul dan berapa lama hematoma telah berkembang.
2. Perubahan Warna Kulit
Hematoma sering menyebabkan perubahan warna kulit di area yang terkena. Pada awalnya, kulit mungkin terlihat kemerahan, yang kemudian berubah menjadi biru, ungu, atau hitam seiring berjalannya waktu.
Setelah beberapa hari atau minggu, warna kulit mungkin berubah menjadi kuning atau hijau saat hematoma mulai sembuh dan darah dipecah dan diserap kembali oleh tubuh.
3. Nyeri
Nyeri adalah gejala umum lain dari hematoma, terutama jika terjadi di bawah kulit atau dalam otot. Nyeri dapat bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada ukuran hematoma dan tekanan yang diberikan pada jaringan sekitarnya.
Hematoma yang lebih dalam, seperti yang terjadi di otak atau organ dalam, bisa menyebabkan nyeri yang lebih intens dan mungkin disertai dengan gejala lain yang lebih serius.
4. Keterbatasan Gerak
Jika hematoma terjadi di atau dekat sendi atau otot, dapat menyebabkan keterbatasan gerak atau kesulitan dalam menggunakan bagian tubuh yang terkena. Misalnya, hematoma intramuskular di lengan atau kaki bisa membuat sulit untuk menggerakkan anggota tubuh tersebut tanpa rasa sakit atau ketidaknyamanan.
5. Kehangatan dan Sensasi Berdenyut
Area yang terkena hematoma sering kali terasa hangat saat disentuh dan mungkin berdenyut. Ini disebabkan oleh proses peradangan dan peningkatan aliran darah ke area tersebut untuk membantu penyembuhan.
6. Gangguan Fungsi Organ
Jika hematoma terjadi di organ dalam, seperti otak atau perut, gejalanya bisa lebih serius dan spesifik tergantung pada organ yang terkena.
Misalnya, hematoma epidural atau subdural di otak bisa menyebabkan gejala neurologis seperti sakit kepala parah, kebingungan, kehilangan kesadaran, atau kejang.
Hematoma di perut bisa menyebabkan nyeri perut yang parah, mual, muntah, atau tanda-tanda perdarahan internal seperti penurunan tekanan darah dan detak jantung cepat.
7. Gejala Sistemik
Pada beberapa kasus, terutama jika hematoma besar atau terletak di organ vital, bisa ada gejala sistemik seperti demam, kelemahan umum, pusing, atau bahkan penurunan kesadaran.
Gejala-gejala ini menandakan bahwa tubuh sedang berjuang untuk mengatasi cedera dan mungkin memerlukan perhatian medis segera.
Cara Mengatasi Hematoma
Mengatasi hematoma tergantung pada ukuran, lokasi, dan tingkat keparahannya. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hematoma:
1. Kompres Dingin
Mengompres area yang terkena dengan es atau kompres dingin dapat membantu mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri. Lakukan kompres selama 15-20 menit setiap beberapa jam pada hari-hari pertama setelah cedera.
Kompres dingin membantu mengurangi aliran darah ke area yang terkena, sehingga mencegah hematoma menjadi lebih besar.
2. Istirahat dan Elevasi
Memberikan istirahat pada bagian tubuh yang terkena hematoma penting untuk mempercepat penyembuhan. Jika hematoma terjadi di tungkai atau lengan, mengangkat anggota tubuh yang terkena di atas tingkat jantung dapat membantu mengurangi pembengkakan.
Elevasi ini membantu mengalirkan darah kembali ke jantung dan mengurangi penumpukan darah di area yang terluka.
3. Kompres Hangat
Setelah 48 jam pertama, penggunaan kompres hangat dapat membantu mempercepat proses penyembuhan hematoma.
Kompres hangat meningkatkan aliran darah ke area yang terkena, membantu memecah dan menyerap darah yang terkumpul lebih cepat. Lakukan kompres hangat selama 20 menit beberapa kali sehari.
4. Obat Pereda Nyeri
Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau acetaminophen dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan yang terkait dengan hematoma.
Hindari penggunaan aspirin karena dapat mengencerkan darah dan memperburuk pendarahan. Selalu ikuti petunjuk dosis dan konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang dapat dipengaruhi oleh obat-obatan tersebut.
5. Hindari Aktivitas Berat
Hindari aktivitas fisik yang berat atau mengangkat beban berat yang dapat memperburuk hematoma. Aktivitas yang berlebihan dapat meningkatkan aliran darah ke area yang cedera dan memperbesar hematoma. Fokus pada aktivitas ringan dan berikan waktu bagi tubuh Anda untuk pulih.
6. Pantau Perkembangannya
Pantau hematoma untuk melihat apakah ada perubahan dalam ukuran, warna, atau gejala lainnya. Hematoma yang tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan atau yang semakin membesar mungkin memerlukan perhatian medis.
7. Drainase atau Aspirasi
Dalam kasus hematoma yang besar atau hematoma yang terletak di lokasi yang dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti hematoma subungual (di bawah kuku) atau hematoma yang menyebabkan tekanan pada struktur vital, dokter mungkin perlu melakukan drainase atau aspirasi untuk mengeluarkan darah yang terkumpul.
Prosedur ini biasanya dilakukan di bawah anestesi lokal dan dapat membantu meringankan gejala dengan cepat.
8. Pembedahan
Untuk hematoma yang sangat besar atau yang terjadi di lokasi kritis seperti otak (hematoma epidural atau subdural), pembedahan mungkin diperlukan.
Operasi dilakukan untuk mengeluarkan hematoma dan mengurangi tekanan pada jaringan sekitarnya. Hematoma intrakranial, misalnya, memerlukan perhatian segera karena dapat menyebabkan kerusakan otak yang serius dan mengancam jiwa.
Mengatasi hematoma dengan tepat dan cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi dan mempercepat pemulihan.