Bahaya Silent Stroke yang Bisa Terjadi Tanpa Disadari, Ketahui Langkah Antisipasinya
Bahaya silent stroke yang perlu diketahui dan diwaspadai oleh setiap orang.
Bahaya silent stroke yang perlu diketahui dan diwaspadai oleh setiap orang.
Bahaya Silent Stroke yang Bisa Terjadi Tanpa Disadari, Ketahui Langkah Antisipasinya
Bahaya silent stroke perlu diwaspadai oleh setiap orang. Ini adalah kondisi di mana seseorang mengalami stroke tanpa gejala apapun.Silent stroke menyebabkan kerusakan pada sebagian otak dan berpotensi mengakibatkan masalah mobilitas atau ingatan.
Lalu, langkah apa yang bisa dilakukan untuk melakukan antisipasi?
Simak ulasan selengkapnya dilansir dari halodoc dan berbagai sumber, Jumat (21/6/2024):
Bahaya Silent Stroke
Melansir dari laman American Heart Association, disebutkan jika silent stroke adalah kondisi yang tidak terdeteksi.
Hal ini terjadi lantaran adanya penyumbatan pembuluh darah di otak yang menyebabkan sel-sel mati tanpa ada gejala.
Sebagai salah satu jenis stroke iskemik, silent stroke ditandai dengan terbentuknya gumpalan darah di pembuluh yang bertugas memasok darah ke otak.
-
Bagaimana cara mengenali Stroke? Penderita stroke seringkali mengalami kesulitan menyampaikan kata-kata dengan jelas atau memahami pembicaraan orang lain.
-
Apa saja gejala stroke yang perlu diwaspadai? Menurut dr. Anastasia, gejala stroke umumnya tidak berbeda antara orang tua dan muda. Keduanya memiliki kemungkinan mengalami gangguan fungsi otak secara mendadak. 1. Kelumpuhan Sisi Tubuh dr. Anastasia menjelaskan bahwa salah satu gejala stroke adalah hilangnya kemampuan motorik. Ia menyatakan bahwa bagian tertentu dari otak bertugas mengirimkan sinyal ke saraf motorik untuk mengontrol gerakan anggota tubuh. 'Fungsi ini dapat terganggu saat pusat motorik di otak kekurangan suplai oksigen, sehingga menyebabkan sebagian anggota tubuh tidak dapat digerakkan,' ungkapnya.
-
Apa itu Stroke? Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika suplai darah ke otak terhenti atau terganggu.
-
Apa saja gejala stroke? Baik usia tua maupun muda, gejala penyakit stroke umumnya sama saja, yakni terjadinya gangguan otak secara tiba-tiba. Untuk lebih lengkapnya, simak berikut ini: 1. Kelumpuhan tubuh di satu sisi Gejala stroke seringkali ditandai dengan gangguan fungsi motorik. Perlu diketahui bahwa otak memiliki bagian khusus yang mengirimkan sinyal ke saraf motorik untuk mengontrol gerakan tubuh. Ketika suplai oksigen ke pusat motorik di otak terganggu, kemampuan menggerakkan sebagian anggota tubuh pun bisa menghilang.
-
Bagaimana cara mencegah stroke? Stroke sebagian besar dapat dicegah dengan cara mengelola kondisi kesehatan yang ada dan menerapkan pola hidup yang sehat.
Kondisi ini lama-kelamaan bisa menyebabkan kerusakan bagian otak. Kemudian dalam jangka panjang bisa memicu gangguan memori.
Ketika membahas soal stroke, hal yang terpikirkan adalah gejala seperti kesulitan bicara, mati rasa, atau gangguan gerakan pada anggota tubuh tertentu.
Namun silent stroke tidak menunjukkan gejala seperti ini, karena biasanya tidak bergejala sama sekali.
Mengutip dari laman Healthline, silent stroke umumnya hanya mempengaruhi area kecil di otak, namun kerusakannya bersifat kumulatif.
Misalnya, mulai kesulitan mengingat sesuatu hingga sulit berkonsentrasi. Kondisi ini meningkatkan risiko mengalami stroke bergejala di masa depan.
Lebih lanjut, gangguan memori dapat menimbulkan gejala-gejala berupa:
- Linglung.
- Kesulitan mengerjakan tugas sehari-hari, seperti menyiapkan makanan, memenuhi janji pertemuan, dan mengerjakan balance buku tabungan.
- Tersesat atau salah menaruh barang.
- Sering mengulang cerita atau pertanyaan yang sama
- Melupakan orang, fakta dan kejadian yang sebelumnya diketahui dengan baik
- Mudah marah
- Masalah dalam berbahasa, seperti mencampur kata-kata atau kesulitan mengingat kata
- Depresi
Seperti disebutkan di atas, jika silent stroke tidak menimbulkan gejala. Sehingga cukup sulit untuk dideteksi tanpa bantuan medis.
Kebanyakan orang mengetahui bahwa mereka menderita silent stroke adalah ketika mereka melakukan pemeriksaan MRI atau CT scan.
Apa yang Harus Dilakukan?
Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko penyakit tersebut.
Silent stroke bisa dicegah dengan menerapkan berbagai kebiasaan sehat seperti:
- Selalu pantau dan kontrol tekanan darah serta kolesterol
- Jaga gula darah agar selalu terkontrol
- Hindari rokok
- Kurangi makan lemak, garam, dan gula
- Makan makanan sehat, yang mencakup banyak buah-buahan segar, sayuran, dan biji-bijian
- Jaga berat badan agar tetap sehat
- Berolahraga secara rutin. Tidak hanya meningkatkan kebugaran fisik, berolahraga rutin juga sangat membantu dalam menjaga keadaan pikiran tetap sehat.
- Perbanyak melakukan aktivitas yang bisa merangsang baik tubuh dan pikiran, misalnya seperti hobi bermain catur atau memasak.
- Batasi konsumsi minuman beralkohol. Ini penting karena kebiasaan minum yang berat dari waktu
Penyakit Stroke
Pada penyakit stroke biasa, terjadi ketika pasokan darah ke otak mengalami gangguan atau berkurang.
Hal ini diakibatkan adanya penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Tanpa pasokan darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati.
Stroke merupakan kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit.
Ada tiga faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke, yaitu faktor kesehatan, gaya hidup, dan faktor lainnya.
Adapun yang termasuk dalam faktor risiko kesehatan, di antaranya:
- Hipertensi
- Diabetes
- Kolesterol tinggi
- Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia.
- Sleep Apnea.
- Pernah mengalami transient ischemic attack TIA atau serangan jantung sebelumnya.
Sedangkan yang termasuk dalam faktor risiko gaya hidup, yaitu:
- Merokok.
- Kurang olahraga atau aktivitas fisik.
- Konsumsi obat-obatan terlarang.
- Kecanduan alkohol.
- Faktor keturunan. Seseorang dengan anggota keluarga yang pernah mengalami stroke memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit yang sama.
- Faktor usia. Semakin bertambah usia, risiko seseorang mengidap stroke juga lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang lebih muda.