Terjadinya Hipertensi Bisa Memicu Munculnya Aneurisma Otak, Perlu Diwaspadai
Aneurisma otak bisa menjadi parah dan berisiko tinggi pada seseorang yang memiliki kondisi hipertensi.
Aneurisma otak bisa menjadi parah dan berisiko tinggi pada seseorang yang memiliki kondisi hipertensi.
-
Apa itu aneurisma otak? Aneurisma otak adalah kondisi yang perlu mendapat perhatian serius, karena dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Penyakit ini ditandai dengan pelebaran atau penonjolan pembuluh darah di otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah, yang berisiko mengalami ruptur atau pecah.
-
Siapa yang bisa terkena aneurisma otak? Stroke pendarahan itu bermacam-macam, dan aneurisme yang pecah itu masuk ke dalam spektrum stroke pendarahan.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena aneurisma otak? Riwayat keluarga dengan kondisi perdarahan pembuluh darah otak dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan aneurisma.
-
Apa dampak hipertensi pada tubuh? Jika tekanan darah Anda berada pada level yang terlalu tinggi, hal tersebut dapat memberikan beban tambahan pada pembuluh darah, jantung, dan organ-organ lainnya, termasuk otak, ginjal, dan mata.
-
Kenapa hipertensi bahaya? Jika dibiarkan, hipertensi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa.
Terjadinya Hipertensi Bisa Memicu Munculnya Aneurisma Otak, Perlu Diwaspadai
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu kondisi medis yang umum terjadi dan sering kali dianggap sepele oleh banyak orang. Namun, perlu diketahui bahwa hipertensi dapat menjadi penyebab serius terjadinya aneurisma otak, suatu kondisi yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.
Dr. Muhammad Kusdiansah, Sp.BS, seorang dokter bedah saraf dari RS Pusat Otak Nasional (RS PON), menjelaskan secara mendetail mengenai hubungan antara hipertensi dan aneurisma otak, serta bahaya yang mengintai.
Aneurisma otak adalah kondisi di mana terdapat pelebaran abnormal pada dinding pembuluh darah di otak. Pelebaran ini menyerupai balon yang menggembung keluar dari arteri.
Dr. Kusdiansah menggambarkan bahwa ketika terjadi aneurisma, dinding pembuluh darah di otak menjadi tipis dan rapuh, mirip dengan balon yang semakin tipis saat ditiup. “Ketika terjadi aneurisma, dinding pembuluh darah di otak itu menjadi tipis dan ringkih. Ini serupa dengan balon yang semakin tipis saat ditiup,” ujar Kusdiansah beberapa waktu lalu.
Hubungan antara Hipertensi dan Aneurisma Otak
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu faktor utama yang dapat memicu terjadinya aneurisma otak. Kondisi hipertensi membuat dinding pembuluh darah menjadi lebih rentan terhadap perubahan tekanan mendadak.
Lonjakan tekanan darah yang tiba-tiba, misalnya saat seseorang batuk keras atau sedang mengejan saat buang air besar, dapat menyebabkan pecahnya aneurisma.
“Jadi ketika ada perubahan tekanan tiba-tiba. Tensinya naik tiba-tiba, atau kalau batuk yang sampai batuk rejan itu tensinya bisa naik dan aneurisma bisa pecah,” jelas Kusdiansah.
Kusdiansah juga menambahkan bahwa aktivitas tertentu seperti hubungan suami istri juga dapat memicu pecahnya aneurisma jika terjadi peningkatan tekanan darah yang mendadak. "Sedang buang air besar yang mengejan, itu juga sering terjadi, atau ketika saat hubungan suami istri itu juga sering terjadi pecah aneurisma," katanya.
Bahaya Aneurisma Otak
Aneurisma otak sering disebut sebagai "silent killer" karena banyak penderita yang tidak merasakan gejala apapun hingga aneurisma tersebut pecah.
“Kebanyakan pasien aneurisma itu seumur hidupnya tidak merasakan apa-apa. Begitu pecah langsung fatal, setengahnya langsung meninggal,” ujarnya.
Namun, bagi sebagian orang, aneurisma dapat menimbulkan gejala seperti nyeri kepala yang tiba-tiba muncul beberapa bulan sebelum aneurisma pecah.
"Misalnya yang paling umum adalah nyeri kepala yang baru muncul. Misalnya baru muncul beberapa bulan kebelakang, ini patut dicurigai jangan-jangan ada sesuatu, dan aneurisma mungkin salah satu penyebabnya," tambah Kusdiansah.
Penanganan Aneurisma Otak
Untuk mengatasi aneurisma otak, salah satu metode yang digunakan adalah operasi clipping. Prosedur ini dilakukan untuk menghentikan aliran darah ke pembuluh darah yang mengalami pelebaran abnormal.
“Clipping ini adalah teknologi pembedahan yang dilakukan untuk menghentikan aliran darah ke pembuluh darah yang tidak normal,” jelas Kusdiansah. Clipping juga penting dilakukan pada aneurisma yang sudah pecah untuk mencegah pecahnya kembali di masa depan.
Pencegahan Aneurisma Otak
Pencegahan merupakan langkah terbaik untuk menghindari risiko aneurisma otak. Dr. Kusdiansah menekankan pentingnya menjalani gaya hidup sehat untuk mencegah hipertensi yang dapat memicu aneurisma.
"Hal yang paling penting adalah mencegah supaya jangan terjadi aneurisma dengan tidak merokok, gaya hidup sehat, jangan hipertensi," katanya.
Dengan menjaga tekanan darah tetap normal dan menghindari faktor risiko seperti merokok, seseorang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya aneurisma otak.