Waspadai Komplikasi Tekanan Darah Tinggi, Jangan Remehkan Hipertensi!
Berikut komplikasi tekanan darah tinggi yang jangan pernah diremehkan.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling umum di dunia. Hipertensi didefinisikan sebagai kondisi di mana tekanan darah sistolik sama dengan atau lebih dari 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik sama dengan atau lebih dari 90 mmHg.
Tekanan darah sistolik menunjukkan tekanan dalam pembuluh darah saat jantung berkontraksi, sementara tekanan darah diastolik menunjukkan tekanan saat jantung berelaksasi di antara detak jantung.
Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah dalam pembuluh arteri secara konsisten berada di atas nilai normal. Memahami hipertensi sangat penting karena kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.
Apa saja komplikasi tekanan darah tinggi yang jangan pernah diremehkan? Melansir dari berbagai sumber, Senin (17/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Penyebab Hipertensi
Hipertensi dapat dibagi menjadi dua jenis utama berdasarkan penyebabnya:
1. Hipertensi Primer (Esensial)
Hipertensi primer, juga dikenal sebagai hipertensi esensial, adalah jenis hipertensi yang paling umum, mencakup sekitar 90-95% dari semua kasus hipertensi. Penyebab pastinya tidak diketahui, namun beberapa faktor yang berkontribusi meliputi:
- Genetik: Riwayat keluarga dengan hipertensi meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini.
- Usia: Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia.
- Jenis kelamin: Pria cenderung lebih berisiko mengalami hipertensi pada usia muda, sementara wanita lebih berisiko setelah menopause.
- Ras: Beberapa kelompok etnis, seperti orang Afrika-Amerika, memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi.
- Gaya hidup: Faktor-faktor seperti diet tinggi garam, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan, dan merokok dapat meningkatkan risiko hipertensi.
- Obesitas: Kelebihan berat badan meningkatkan beban kerja jantung dan dapat menyebabkan hipertensi.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadi sebagai akibat dari kondisi medis lain atau penggunaan obat-obatan tertentu. Meskipun lebih jarang, jenis hipertensi ini mencakup sekitar 5-10% dari semua kasus hipertensi. Beberapa penyebab hipertensi sekunder meliputi:
- Penyakit ginjal kronis
- Gangguan endokrin seperti hipertiroidisme, sindrom Cushing, atau feokromositoma
- Penyempitan arteri ginjal (stenosis arteri renalis)
- Gangguan tidur seperti sleep apnea
- Penggunaan obat-obatan tertentu seperti pil KB, dekongestan, dan beberapa obat antinyeri
- Konsumsi alkohol berlebihan atau penggunaan narkoba
Gejala Hipertensi
Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” karena sebagian besar penderitanya tidak menunjukkan gejala yang jelas. Banyak orang hidup dengan hipertensi selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya. Namun, dalam beberapa kasus, terutama ketika tekanan darah sangat tinggi atau telah berlangsung lama, beberapa gejala mungkin muncul:
- Sakit kepala, terutama di bagian belakang kepala dan terjadi di pagi hari
- Pusing atau vertigo
- Tinitus (telinga berdenging)
- Penglihatan kabur atau berubah
- Mimisan
- Detak jantung tidak teratur atau berdebar-debar
- Sesak napas, terutama saat beraktivitas
- Kelelahan atau lemas
- Mual dan muntah
- Kebingungan atau perubahan status mental (pada kasus yang parah)
Dalam kasus hipertensi maligna atau krisis hipertensi, di mana tekanan darah meningkat secara drastis (biasanya di atas 180/120 mmHg), gejala-gejala berikut mungkin terjadi:
- Sakit kepala yang parah
- Mual dan muntah yang parah
- Kebingungan
- Gangguan penglihatan
- Kejang
- Sesak napas parah
- Nyeri dada
Komplikasi Hipertensi
Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius yang mempengaruhi berbagai organ tubuh. Memahami komplikasi potensial ini penting untuk menekankan pentingnya manajemen hipertensi yang efektif. Berikut adalah beberapa komplikasi utama yang dapat timbul akibat hipertensi:
1. Penyakit Jantung
Hipertensi menempatkan beban tambahan pada jantung, yang dapat menyebabkan:
- Penyakit jantung koroner: Penyempitan arteri yang memasok darah ke jantung, meningkatkan risiko serangan jantung.
- Hipertrofi ventrikel kiri: Penebalan otot jantung, yang dapat mengganggu fungsi pemompaan jantung.
- Gagal jantung: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
- Aritmia: Gangguan irama jantung, termasuk fibrilasi atrium.
2. Stroke
Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke, baik stroke iskemik (akibat penyumbatan pembuluh darah otak) maupun stroke hemoragik (akibat pecahnya pembuluh darah di otak).
3. Kerusakan Ginjal
Tekanan darah tinggi yang berkepanjangan dapat merusak pembuluh darah di ginjal, menyebabkan:
- Penyakit ginjal kronis
- Gagal ginjal
- Aneurisma arteri ginjal
4. Kerusakan Mata
Hipertensi dapat mempengaruhi pembuluh darah di mata, menyebabkan:
- Retinopati hipertensi: Kerusakan pada pembuluh darah retina yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan atau kebutaan.
- Neuropati optik: Kerusakan pada saraf optik.
5. Penyakit Arteri Perifer
Penyempitan dan pengerasan arteri di tungkai dan lengan, yang dapat menyebabkan nyeri dan gangguan sirkulasi.
6. Disfungsi Seksual
Hipertensi dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada pria dan penurunan gairah seksual pada wanita.
7. Demensia
Penelitian menunjukkan bahwa hipertensi jangka panjang dapat meningkatkan risiko demensia vaskular dan berkontribusi pada perkembangan penyakit Alzheimer.
8. Aneurisma Aorta
Tekanan darah tinggi yang terus-menerus dapat melemahkan dinding aorta, menyebabkan pembengkakan atau aneurisma yang berpotensi pecah.
9. Komplikasi Kehamilan
Pada wanita hamil, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius seperti:
- Preeklampsia: Kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan organ selama kehamilan.
- Eklampsia: Komplikasi lebih lanjut dari preeklampsia yang melibatkan kejang.
- Kelahiran prematur
- Pertumbuhan janin terhambat
10. Krisis Hipertensi
Peningkatan tekanan darah yang tiba-tiba dan parah (biasanya di atas 180/120 mmHg) dapat menyebabkan kerusakan organ akut, termasuk:
- Edema paru akut
- Ensefalopati hipertensi (pembengkakan otak)
- Diseksi aorta