Bisakah Seseorang Kembali Alami DBD Usai Baru Sembuh?
Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki empat serotipe sehingga seseorang mungkin bisa terinfeksi lagi setelah baru sembuh.

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki empat serotipe sehingga seseorang mungkin bisa terinfeksi lagi setelah baru sembuh.

Bisakah Seseorang Kembali Alami DBD Usai Baru Sembuh?
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Virus dengue ini memiliki empat serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Ini berarti seseorang masih bisa terkena DBD hingga empat kali seumur hidupnya, karena setiap infeksi oleh serotipe yang berbeda dapat menyebabkan penyakit ini.
Menurut dokter spesialis anak konsultan, Mulya Rahma Karyanti, seseorang yang baru sembuh dari DBD masih memiliki kemungkinan untuk terkena kembali dalam rentang waktu tiga hingga enam bulan setelah sembuh.

"Sudah kena DBD memang masih bisa kena DBD lagi, tapi biasanya sesudah tiga hingga enam bulan kemudian, karena antibodi IGM masih bisa bertahan hingga tiga bulan," ujar Rahma.
Antibodi yang terbentuk setelah infeksi pertama biasanya memberikan perlindungan sementara terhadap serotipe yang sama. Namun, setelah beberapa bulan, tingkat antibodi menurun, dan perlindungan terhadap serotipe yang berbeda tidak ada. Hal ini memungkinkan seseorang untuk kembali terinfeksi oleh serotipe lain dari virus dengue.
Rahma menjelaskan bahwa virus dengue terdiri dari empat serotipe yang berbeda. Jika seseorang baru saja sembuh dari infeksi virus dengue serotipe 1, masih ada kemungkinan untuk terinfeksi oleh tiga serotipe lainnya (DEN-2, DEN-3, DEN-4).
"Virus dengue ada empat serotipe, artinya orang bisa kena empat kali tergantung serotipe yang mana," kata Rahma.

Infeksi Kedua Bisa Lebih Fatal
Meskipun seseorang mungkin hanya mengalami gejala ringan saat terinfeksi untuk kedua kalinya dengan serotipe yang sama, risiko menjadi lebih serius jika infeksi kedua disebabkan oleh serotipe yang berbeda.
Infeksi kedua dengan serotipe berbeda dapat memicu respons imun yang lebih kompleks dan intens, yang dikenal sebagai fenomena antibody-dependent enhancement (ADE). Fenomena ini menyebabkan virus berkembang biak lebih cepat, yang pada gilirannya memicu respons imun yang lebih kuat dan sering kali lebih berbahaya.
Infeksi kedua bisa menyebabkan kompleks antibodi. Di mana menyebabkan virus bertambah banyak yang bikin reaksi imunitas bertambah. Hal ini dapat mengakibatkan gejala yang lebih parah dan komplikasi yang lebih serius, seperti sindrom syok dengue atau dengue haemorrhagic fever (DHF), yang keduanya bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.
Mengingat risiko infeksi ulang dan potensi keparahan infeksi kedua, pencegahan adalah kunci utama dalam mengelola DBD. Selain itu, penting bagi masyarakat untuk mendapatkan edukasi mengenai tanda-tanda dan gejala DBD, serta kapan harus mencari pertolongan medis. Jika seseorang yang pernah terkena DBD mengalami gejala demam, nyeri otot, dan ruam lagi, segera konsultasikan dengan dokter untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang tepat.