Mengapa Terdapat Bekas Luka yang Bisa Sembuh dan Ada yang Tidak?
Beberapa bekal luka bisa sembuh tanpa bekas, sementara beberapa lainnya bisa menjadi keloid. Ketahui perbedaannya!
Bekas luka adalah bagian tak terpisahkan dari proses penyembuhan alami kulit setelah terjadi kerusakan, baik akibat operasi, infeksi, cedera, atau pertumbuhan tubuh yang cepat. Meskipun bekas luka berfungsi penting dalam menggantikan jaringan yang hilang atau rusak, tidak semua bekas luka bisa sembuh sepenuhnya dan menghilang. Mengapa ada bekas luka yang permanen? Untuk menjawab pertanyaan ini, penting untuk memahami apa itu bekas luka dan bagaimana proses pembentukannya.
Dilansir dari Live Science, kulit manusia terdiri dari tiga lapisan utama. Lapisan terluar disebut epidermis, yang merupakan lapisan paling tipis dan terdiri dari sel-sel epitel yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari dunia luar. Di bawah epidermis terdapat dermis, lapisan kulit yang paling tebal yang mengandung saraf, pembuluh darah, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan minyak. Dermis juga memiliki jaringan protein berserat besar yang disebut kolagen dan elastin yang mendukung struktur dan elastisitas kulit. Lapisan terdalam adalah hipodermis yang mengandung jaringan lemak untuk mengisolasi tubuh, melindungi organ dalam, dan melindungi jaringan dari cedera.
-
Mengapa bekas luka terbentuk? Bekas luka, atau dalam istilah medis disebut jaringan parut, merupakan hasil dari proses penyembuhan alami tubuh setelah kulit mengalami cedera atau kerusakan. Ketika kulit terluka, tubuh akan memproduksi kolagen untuk menutup area yang rusak dan membentuk jaringan baru.
-
Apa saja penyebab terbentuknya bekas luka? Beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya bekas luka antara lain: Kedalaman dan ukuran luka: Luka yang lebih dalam dan lebar cenderung meninggalkan bekas yang lebih jelas. Lokasi luka: Bekas luka pada area yang sering bergerak, seperti sendi, cenderung lebih sulit hilang. Usia: Kulit yang lebih tua memiliki kemampuan regenerasi yang lebih lambat, sehingga bekas luka bisa lebih sulit hilang. Genetik: Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik untuk membentuk bekas luka yang lebih jelas. Perawatan luka: Cara merawat luka juga mempengaruhi bagaimana bekas luka akan terbentuk. Paparan sinar matahari: Paparan UV berlebih pada luka yang sedang dalam proses penyembuhan dapat memperparah bekas luka.
-
Mengapa bekas luka bisa mengganggu penampilan? Bekas luka yang terdapat di kulit bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman karena mengganggu penampilan. Memiliki bekas luka pada kulit tentu bisa menjadi hal yang menyebalkan bagi sebagian orang.
-
Bagaimana cara menghilangkan bekas luka secara medis? Untuk bekas luka yang lebih sulit dihilangkan atau bagi mereka yang menginginkan hasil yang lebih cepat, terdapat beberapa prosedur medis yang dapat dilakukan: 1. Dermabrasi Prosedur ini melibatkan pengikisan lapisan atas kulit menggunakan alat khusus. Dermabrasi efektif untuk bekas luka yang dangkal dan dapat membantu meratakan tekstur kulit.
-
Bagaimana cara menghilangkan bekas luka bakar? Segeralah membasuhnya menggunakan air mengalir selama 10-20 menit. Setelah area kulit benar-benar bersih, langkah selanjutnya adalah keringkan dengan hati-hati. Oleskan salep khusus untuk perawatan luka bakar tipis dengan ketebalan sekitar 1 milimeter setiap 4-6 jam.
-
Mengapa bekas luka melepuh perlu dihilangkan? Bekas luka melepuh adalah kondisi yang sering kali membuat khawatir dan membutuhkan perhatian khusus. Biasanya, bekas luka ini muncul setelah kulit mengalami cedera atau luka bakar, di mana lapisan kulit luar terangkat atau pecah. Proses penyembuhan yang tidak sempurna atau komplikasi selama penyembuhan dapat menyebabkan terbentuknya bekas luka yang menonjol dan bertekstur, yang dikenal sebagai bekas luka melepuh.
Jika kerusakan hanya terjadi pada epidermis, seperti pada kasus sebagian besar luka bakar akibat sinar matahari, lapisan kulit luar akan terkelupas dan meninggalkan lapisan kulit yang lebih dalam tetap utuh. Namun, jika cedera menembus jauh ke dalam dermis, tubuh harus memperbaiki jaringan yang rusak ini. Bekas luka terbentuk ketika tubuh menciptakan jaringan kolagen baru untuk mengisi luka, tetapi kolagen ini disusun secara acak, berbeda dari jaringan kulit normal.
Menurut Dr. Damon Cooney, seorang profesor di bidang bedah plastik dan rekonstruktif di Johns Hopkins Medicine, "jaringan kolagen di dermis kulit normal tersusun seperti kain yang ditenun dengan pola halus dan rapi. Namun, ketika terjadi cedera, tubuh menciptakan serat kolagen baru untuk mengisi celah-celah luka, tetapi bukan dengan menenunnya kembali secara rapi, melainkan dengan menumpuknya secara acak."
Perbedaan lain antara jaringan bekas luka dan kulit normal adalah bekas luka tidak memiliki folikel rambut atau kelenjar keringat. Pada orang dengan kulit lebih terang, bekas luka mungkin awalnya tampak merah muda atau merah, namun seiring waktu warnanya akan memudar dan menjadi sedikit lebih terang atau lebih gelap dari warna kulit normal. Pada orang dengan kulit lebih gelap, bekas luka sering kali tampak seperti bintik hitam.
Terkadang, tubuh terus menciptakan kolagen dalam jaringan bekas luka lebih lama dari biasanya, menyebabkan terbentuknya keloid atau bekas luka hipertrofik. Bekas luka ini tebal dan menonjol, bisa berwarna merah, merah muda, atau ungu, atau hanya sedikit lebih gelap dari warna kulit normal. Keloid lebih besar dari luka aslinya, sementara bekas luka hipertrofik berukuran sama dengan luka aslinya.
Orang-orang yang lebih mungkin mengembangkan bekas luka hipertrofik adalah remaja dan wanita hamil, kemungkinan karena perubahan hormon yang meningkatkan peradangan dalam tubuh. Bekas luka keloid lebih umum terjadi pada orang dengan warna kulit lebih gelap, mungkin karena faktor risiko genetik.
Walaupun bekas luka bisa memudar seiring waktu saat serat kolagen di dalamnya mulai meratakan dan menghaluskan, proses ini bisa memakan waktu sekitar enam hingga delapan belas bulan. Seberapa banyak bekas luka memudar tergantung pada ukuran, lokasi, dan jenisnya. Namun, bekas luka tidak pernah benar-benar hilang karena jaringan yang acak tetap berbeda secara fundamental dari kulit di sekitarnya.
Dalam teori, ada kemungkinan untuk memicu penyembuhan tanpa bekas luka pada manusia. Beberapa hewan, seperti salamander, dapat sepenuhnya meregenerasi kulit yang terluka tanpa meninggalkan bekas. Manusia juga memiliki kemampuan ini, tetapi hanya sebagai janin selama dua trimester pertama kehamilan. Setelah itu, kita kehilangan kemampuan untuk meregenerasi jaringan luka, dan para ilmuwan tidak benar-benar tahu mengapa.
Studi pada hewan menunjukkan bahwa kulit yang ditransplantasikan dari orang dewasa ke janin tetap akan meninggalkan bekas luka. Ini menunjukkan bahwa sel-sel kulit orang dewasa diprogram untuk membentuk bekas luka setelah cedera, bukan untuk beregenerasi. Perbedaan dalam jumlah dan lokasi sel punca di dalam kulit juga bisa menjelaskan mengapa hanya luka janin yang bisa beregenerasi. Namun, penelitian ini masih dalam tahap awal.
"Tujuan utama yang diidam-idamkan adalah mengembangkan terapi yang memungkinkan tubuh beralih dari pembentukan bekas luka ke regenerasi," kata Cooney.
Sementara itu, beberapa perawatan dapat mengurangi penampakan bekas luka. Misalnya, terapi laser dapat mengubah warna dan tinggi bekas luka, sementara pemijatan bekas luka, terutama dengan lembaran gel silikon, dapat membantu meratakan dan menghaluskannya. Pilihan perawatan lainnya termasuk revisi bekas luka, di mana dokter secara bedah mengangkat bekas luka dan membuat bekas luka baru yang lebih seragam, serta suntikan steroid yang dapat mengurangi ukuran bekas luka hipertrofik dan keloid dengan mengurai serat kolagen dan mengurangi peradangan di dalamnya.
Bekas luka mungkin menjadi bagian dari kehidupan, tetapi dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mereka terbentuk dan pilihan perawatan yang tersedia, kita bisa menghadapi mereka dengan lebih baik. Teruslah mencari solusi dan jangan pernah berhenti berharap.