Kenali Berbagai Jenis Luka yang Bisa Muncul Akibat Jerawat
Permasalahan jerawat yang dialami seseorang bisa menimbulkan berbagai jenis luka berbeda pada kulit kita.
Jerawat, masalah kulit yang paling umum dialami oleh banyak orang, seringkali meninggalkan bekas luka yang tidak hanya mengganggu penampilan, tetapi juga mempengaruhi rasa percaya diri. Baik pada remaja maupun orang dewasa, jerawat dapat meninggalkan bekas yang cukup sulit dihilangkan.
Meskipun banyak orang mencoba berbagai cara untuk mengatasi bekas jerawat, penting untuk memahami jenis-jenis luka yang dapat muncul akibat jerawat agar kita tahu bagaimana cara mengobatinya dengan tepat. Dilansir dari The List, berikut sejumlah jenis luka yang bisa muncul akibat jerawat:
-
Apa saja penyebab jerawat? Penyebab jerawat sangat beragam dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Faktor Hormonal Salah satu penyebab utama timbulnya jerawat adalah perubahan hormon dalam tubuh.
-
Apa penyebab munculnya jerawat? Jerawat dimulai dari dalam kulit dan membutuhkan waktu untuk terbentuk. Sedangkan komedo terjadi ketika kelenjar di dalam kulit memproduksi minyak terlalu banyak.
-
Apa aja bentuk bekas jerawat? Sebagai contoh, bekas jerawat yang berbentuk lekukan atau lubang di kulit mungkin memerlukan perawatan yang berbeda dibandingkan dengan bekas yang berupa noda merah atau hitam.
-
Apa yang menyebabkan jerawat? Jerawat pada kulit karena pertumbuhan berlebih Malassezia Furfur, yaitu jenis ragi yang menyebabkan jerawat jamur.
-
Apa penyebab utama jerawat? Jerawat seringkali disebabkan oleh infeksi bakteri Propionibacterium acnes.
1. Luka Atropik: Bekas Jerawat yang Menyisakan Kedalaman
Sebagian besar bekas jerawat adalah luka atropik, yaitu jenis luka yang menyebabkan kulit terlihat cekung atau berlubang. Luka ini terbagi menjadi tiga jenis utama: icepick, boxcar, dan rolling scars.
Icepick scars adalah jenis luka jerawat yang paling sering terjadi. Luka ini berbentuk V dengan kedalaman yang cukup dalam, sering kali muncul di bagian pipi yang berminyak setelah jerawat kistik yang meradang. Meskipun kedalamannya cukup parah, bentuknya cenderung kecil. Boxcar scars, di sisi lain, memiliki bentuk bulat dan lebih lebar, dengan kedalaman yang lebih dangkal. Luka jenis ini sering terjadi pada mereka yang terbiasa memencet jerawat atau memiliki kadar kolagen yang rendah. Terakhir, rolling scars, yang sering kali berbentuk seperti huruf M, adalah jenis luka dengan ukuran yang lebih lebar dan bisa mencapai panjang 5 milimeter. Meskipun beberapa luka atropik dapat memudar seiring waktu, kebanyakan memerlukan perawatan medis untuk mempercepat proses penyembuhannya.
Menurut seorang dokter kulit, "Luka-luka ini tidak hanya mengganggu penampilan, tetapi juga dapat memengaruhi rasa percaya diri seseorang. Untuk beberapa jenis luka ini, pengobatan medis sangat dibutuhkan."
2. Luka Keloid: Bekas Jerawat yang Membesar
Berbeda dengan luka atropik, luka keloid adalah bekas jerawat yang terangkat dan lebih bertekstur, sering muncul pada daerah rahang, dada, atau punggung. Keloid terbentuk ketika kulit memproduksi kolagen secara berlebihan dalam proses penyembuhan luka, yang akhirnya menghasilkan benjolan berwarna merah, pink, atau coklat.
Seperti yang dijelaskan oleh dokter kulit terkemuka Dr. Michele Green, "Saat kulit sembuh dari jerawat, tubuh memproduksi kolagen sebagai jaringan penghubung untuk memperbaiki kulit yang rusak. Namun, pada beberapa orang, tubuh menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit kolagen, yang menyebabkan tekstur kulit menjadi tidak rata."
Luka keloid bisa membesar dan melampaui area jerawat asalnya, membuatnya lebih sulit untuk diobati. Untuk mengatasi luka jenis ini, dokter sering merekomendasikan pengobatan dengan suntikan steroid intralesional, terapi pembekuan (cryotherapy), atau bahkan perawatan laser. Jika luka sudah parah, pembedahan bisa menjadi pilihan, meskipun ada risiko perawatan ini justru memperburuk kondisi bekas luka.
3. Hiperpigmentasi: Bekas Jerawat yang Menyisakan Bintik Hitam
Hiperpigmentasi adalah perubahan warna kulit yang muncul setelah jerawat sembuh. Bekas jerawat yang tampak seperti bintik-bintik coklat, merah, atau ungu ini disebabkan oleh reaksi berlebihan dari melanosit, sel yang menghasilkan pigmen pada kulit. Meskipun hiperpigmentasi tidak melibatkan perubahan tekstur kulit, bintik-bintik ini tetap bisa mengganggu penampilan.
Dr. Mona Gohara, seorang ahli kulit, menjelaskan bahwa hiperpigmentasi terjadi karena "melanosit mulai bekerja lebih keras sebagai respons terhadap peradangan akibat jerawat." Untungnya, hiperpigmentasi dapat diatasi dengan menggunakan produk perawatan kulit yang mengandung bahan seperti retinoid atau vitamin C, yang berfungsi untuk mencerahkan kulit dan merangsang produksi kolagen. Untuk kasus yang lebih parah, perawatan profesional seperti chemical peel atau terapi laser bisa membantu mengurangi bintik hitam tersebut.
Perawatan yang Tepat untuk Bekas Luka Jerawat
Setiap jenis luka jerawat memerlukan pendekatan perawatan yang berbeda. Untuk luka atropik seperti icepick atau boxcar scars, perawatan yang lebih intensif sering diperlukan. Prosedur seperti pengelupasan kimiawi (chemical peel) menggunakan bahan aktif seperti asam salisilat atau asam glikolat bisa membantu memperbarui permukaan kulit. Jika bekas luka lebih dalam, pengangkatan atau pengisian kulit menggunakan teknik seperti punch excision atau punch grafting bisa menjadi pilihan. Teknik ini melibatkan pemotongan dan penggantian jaringan kulit yang rusak dengan jaringan sehat.
Untuk luka keloid, pengobatan lebih lanjut seperti suntikan steroid atau perawatan laser sangat dianjurkan untuk mengurangi peradangan dan memperbaiki tekstur kulit. Dalam beberapa kasus, terapi pembekuan juga bisa digunakan untuk meratakan benjolan keloid yang terbentuk.
Sedangkan untuk hiperpigmentasi, perawatan topikal seperti serum retinol atau vitamin C adalah pilihan yang cukup efektif. Namun, bagi yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, prosedur medis seperti laser atau pengelupasan kimiawi dapat mempercepat proses pemulihan dan mencerahkan kulit.