Sambut Ramadan, Warga Banyuwangi Berebut Air Perasan Kafan Penutup Makam Leluhur
Suku Osing di Banyuwangi memiliki tradisi unik menjelang datangnya bulan suci Ramadan. Tradisi mencuci dan mengganti kain kafan penutup cungkup makam Ki Wongso Karyo. Air perasan kain kafan itu diperebutkan warga.
Suku Osing di Banyuwangi memiliki tradisi unik menjelang datangnya bulan suci Ramadan. Tradisi mencuci dan mengganti kain kafan penutup cungkup makam Ki Wongso Karyo atau Ki Buyut Cungking itu dikenal dengan nama Resik Lawon.
Dihimpun dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, tradisi turun-temurun itu diklaim sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Tradisi ini digelar oleh masyarakat Suku Osing atau Suku Using di lingkungan Cungking, Desa Mojopanggung, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi.
-
Apa yang dimaksud dengan bulan Ramadan? Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang paling ditungg-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Ramadan adalah waktu refleksi, pertumbuhan spiritual, dan kedisiplinan diri.
-
Apa yang dimaksud dengan niat puasa Ramadan? Niat doa puasa adalah salah satu bagian dari puasa yang sangat penting untuk kita lakukan.
-
Apa yang dimaksud dengan ucapan menyambut Ramadhan? Kata-kata ucapan menyambut Ramadhan 2024 dapat menjadi perekat silaturahmi, sekaligus disisipi doa-doa baik untuk Ramadhan esok.
-
Apa yang dirasakan saat Ramadan berakhir? Seiring dengan terbenamnya matahari di akhir Ramadan, kita merasakan campuran perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
-
Apa masalah pencernaan yang rentan terjadi saat puasa Ramadan? Masalah pencernaan seperti diare atau sembelit rentan terjadi pada saat bulan Ramadan.
-
Kenapa niat puasa Ramadan penting? Niat puasa Ramadan adalah pernyataan batin yang mengkonfirmasi keinginan dan komitmen seseorang untuk menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Ini adalah momen reflektif di mana seseorang menyatakan tujuannya untuk berpuasa, memisahkan diri dari kegiatan sehari-hari dan fokus pada spiritualitas dan disiplin diri.
Pelaksanaan Resik Lawon
2020 Merdeka.com/rri.co.id
Ki Buyut Cungking merupakan nenek moyang dari warga setempat. Tradisi Resik Lawon digelar setiap tahun sebagai bentuk penghormatan kepada Ki Buyut Cungking.
Resik Lawon diawali dengan melepas kain putih sepanjang 100 meter yang menutupi cungkup makam Ki Buyut Cungking. Kain itu kemudian dibawa ke Dam Krambatan Banyu Gulung untuk dicuci.
Kain kafan yang sudah dicuci dan diperas itu kemudian dijemur di sepanjang jalan desa. Tinggi tiang untuk menjemur kain kafan juga ditentukan, yakni setinggi lima meter. Kain kafan itu diikat dengan tali tambang hitam yang dikaitkan pada tiang bambu.
Syarat Resik Lawon
2020 Merdeka.com/rri.co.id
Tradisi ritual Resik Lawon memiliki syarat yakni kain kafan yang dijemur itu tidak boleh jatuh atau terkena tanah. Setelah kering, kain itu dibawa kembali ke Balai Tajuk yang menjadi poros tengah Lingkungan Cungking.
Di Balai Tajuk itulah kain kafan yang sudah dicuci akan disimpan selama satu minggu. Berikutnya, kain kafan tersebut akan dilabuh atau dipendam di sekitar makam Ki Buyut Cungking. Tradisi Resik Lawon diakhiri dengan tabur bunga atau nyekar ke makam Ki Buyut Cungking.
Nyekar di makam leluhur itu sekaligus sebagai bentuk permohonan maaf apabila selama pelaksanaan Resik Lawon ada kesalahan yang sengaja atau tidak sengaja terjadi. Masyarakat setempat percaya apabila Resik Lawon tidak dilaksanakan, akan ada bencana yang terjadi di daerah tinggal mereka, sebagaimana dikutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id.
Berebut Air Perasan Kain Kafan
2020 Merdeka.com/rri.co.id
Sebagaimana kegiatan mencuci pada umumnya, kain diperas supaya lebih cepat kering. Air perasan dari kain kafan ini tidak langsung dibuang, melainkan diperebutkan warga. Warga setempat percaya, air perasan kain kafan dari petilasan leluhurnya itu bisa membawa berkah.
Dikutip dari berbagai sumber, pada saat pelaksanaan ritual Resik Lawon para warga membawa botol sendiri dari rumah. Selain diminum, air perasan kain kafan itu biasanya juga diusapkan ke bagian tubuh yang sakit, atau ada juga yang menyiramkan air tersebut ke sawah. Air perasan kain kafan itu dipercaya bisa menjadikan hasil panen yang bagus.
Pembersihan Diri
2020 Merdeka.com/rri.co.id
Tradisi Resik Lawon diibaratkan sebagai ritual mengganti baju. Menjelang bulan suci Ramadan, baju yang kotor sudah saatnya diganti dengan baju yang bersih. Harapannya, begitu bulan suci Ramadan datang, jiwa dan raga warga di Lingkungan Cungking dalam keadaan suci.
Doa-doa yang dipanjatkan selama pelaksanaan Resik Lawon diharapkan juga memberikan berkah kepada masyarakat setempat.