Kisah Pedagang Buah Krai Banyuwangi Panen Rezeki saat Ramadan, Cuan Capai Rp500 Ribu per Hari
Buah ini selalu mewarnai momen Ramadan di Bumi Blambangan
Buah ini selalu mewarnai momen Ramadan di Bumi Blambangan
Kisah Pedagang Buah Krai Banyuwangi Panen Rezeki saat Ramadan, Cuan Capai Rp500 Ribu per Hari
Bulan Ramadan terkenal dengan julukan bulan penuh berkah. Pada bulan ini, pedagang panen rezeki karena dagangannya laris. Bahkan, banyak pedagang musiman yang sengaja berjualan hanya saat Ramadan tiba.
Krai Banyuwangi
Salah satu komoditas pertanian yang banyak dijumpai saat Ramadan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur adalah buah krai.
Buah krai khas Banyuwangi ini sekilas mirip blewah, tapi jika diperhatikan lebih seksama kedua buah ini memiliki sejumlah perbedaan.
Buah krai khas Banyuwangi memiliki bentuk lonjong, sementara blewah biasanya berbentuk bulat. Mengutip Instagram @semangatbanyuwangi, daging buah krai lebih lembut dibanding blewah.
Buah krai matang memiliki aroma lebih harum dibanding blewah. Daging buah krai berwarna orange cerah. Warna kulitnya cenderung kuning dengan sulur kehijauan.
Pusat Buah Krai
Mengutip Facebook Kabupaten Banyuwangi, buah krai banyak dijual di pinggir jalan nasional Kabat-Banyuwangi selama Ramadan.
Buah ini kerap diburu pembeli karena menjadi bahan utama minuman yang menyegarkan untuk berbuka puasa.
Buah krai biasanya disajikan dengan air gula dan es batu. Minuman ini banyak digemari untuk berbuka puasa karena kesegarannya.
Kisah Pedagang Krai
Salah satu pedagang buah rai di Banyuwangi, Sutrisno mengatakan, buah krai masih banyak dicari masyarakat Bumi Blambangan. Saat Ramadan, ia bisa menjual buah krai hingga 80 kilogram per hari.
“Saya kadang sampai membawa 100 kilogram buah krai, habis bahkan tak sampai sore,” katanya di Banyuwangi, Selasa (19/3/2024).
Sutrisno membuka lapak pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Ia menjual buah krai dengan harga bervariasi, tergantung ukuran buah. Mulai dari Rp5 ribu per buah, Rp10 ribu untuk tiga buah, hingga Rp10 ribu per buah.
Sutrisno mendapatkan buah krai dari petani Cungkingan, Desa Badean, Kecamatan Kabat, yang merupakan sentra penghasil buah krai di Banyuwangi.
Ia membeli buah krai dari petani seharga Rp 25.000 dengan hitungan tumpukan atau paket. Satu tumpukan sendiri terdiri dari 4 hingga 5 buah dengan variasi ukuran buah berbeda.
Mengutip Liputan6.com, keuntungan yang didapat Sutrisno dari membuka lapak buah krai di pinggir jalan bisa mencapai Rp500 ribu.
Sutrisno hanya berjualan buah krai saat Ramadan dan Idulfitri.