Kisah Pedagang Kue Kering di Banyuwangi Banjir Pesanan Jelang Lebaran, Omzet Capai Rp10 Juta per Hari
Sehari 500 kilogram kue kering ludes terjual. Adapun omzet yang didapat bisa mencapai Rp10 juta per hari.
Sehari 500 kilogram kue kering ludes terjual.
Kisah Pedagang Kue Kering di Banyuwangi Banjir Pesanan Jelang Lebaran, Omzet Capai Rp10 Juta per Hari
Ramadan menjadi momentum penuh berkah bagi pedagang kue kering. Tingginya permintaan konsumen terhadap kue kering membuat mereka kebanjiran rezeki. Hal ini juga dialami pedagang kue kering di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Banjir Pesanan
Santi, salah satu pedagang kue kering di Banyuwangi bahkan kehabisan beberapa stok kue kering dagangannya. Beberapa kue kering yang cepat ludes yakni sale pisang, sus coklat, opak gulung, sato kacang ijo, kue bagiak, koping gajah, koro kulit, kacang atum hingga kue stik ikan.
"Kenaikan (penjualan) lumayan antara 30 hingga 50 persen sampai saat ini. Kue paling banyak dicari orang sale pisang, kedua sus coklat. Saya produksi sale pisang lagi untuk memenuhi pesanan,” ungkapnya, Senin (25/3/2024).
Selama bulan Ramadan, penjualan kue kering terus meningkat. Bahkan, Santi bisa menjual hingga 500 kilogram beragam kue kering per harinya. Adapun omzet yang didapat Santi bisa mencapai Rp10 juta per hari.
Waktu Berburu
Menurut Santi, toko kue keringnya ramai pembeli sejak jam 8 pagi hingga jelang waktu berbuka puasa. Biasanya pembeli membeludak 10 hari hingga lima hari sebelum Idulfitri tiba.
Mengantisipasi membeludaknya pembeli, Santi terus menggenjot produksi kue kering miliknya.
Tradisi
Ida Royani, salah satu pembeli kue kering mengaku tak pernah absen berburu kue kering menjelang Idulfitri. Warga Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi ini punya tradisi menjamu tamu dengan berbagai kue kering saat Lebaran tiba.
"Saya membeli beberapa jenis kue, ada kacang atom, sus coklat, kuping gajah dan beberapa kue lainnya. Pokoknya kue yang banyak disukai saudara saya. Kalau banyak yang makan saya jadi senang, tidak mubazir,” ujarnya, dikutip dari Liputan6.com
Kue Kering Lebaran
Tradisi menyajikan kue kering saat Lebaran di Indonesia terbawa pengaruh Belanda. Sebelum dibawa Belanda, kue kering ternyata memiliki sejarah panjang.
Kue kering pertama kali ditemukan pada abad ke-7 tepat saat gula pertama kali ditemukan dan menyebar dari satu benua ke benua lainnya.
Munculnya kue kering berasal dari para tukang roti yang ingin membuat kue seperti biasanya. Saat hendak memanggang kue, para tukang kue kesulitan menentukan suhu oven yang akan digunakan.
Mereka melakukan percobaan kecil dengan menjatuhkan sedikit adonan kue ke dalam oven. Tak disangka-sangka, sedikit adonan yang terjatuh tadi justru bisa mengembang dan menjadi renyah.
Sebelum bisa dinikmati semua kalangan seperti saat ini, dulunya kue kering adalah makanan mewah yang hanya bisa disantap kaum bangsawan.