Sejarah 16 Maret: Meletusnya Gunung Agung 58 Tahun Silam yang Membunuh Ribuan Jiwa
Gunung Agung adalah salah satu gunung berapi aktif yang ada di Bali, Indonesia. Letusan pada 16 Maret tahun 1963 merupakan salah satu letusan gunung Agung yang terbesar dan paling dahsyat dalam sejarah Indonesia.
Gunung Agung adalah salah satu gunung berapi aktif yang ada di Bali, Indonesia. Gunung Agung merupakan titik tertinggi di pulau Bali, dan mendominasi daerah sekitarnya sehingga mempengaruhi iklim terutama pola curah hujan.
Dari kejauhan, gunung itu tampak berbentuk kerucut sempurna. Dari puncak gunung, dimungkinkan untuk melihat puncak Gunung Rinjani di sekitar pulau Lombok, ke arah timur, meskipun kedua gunung tersebut sering kali tertutup awan.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Kenapa Gunung Agung di Bali dikeramatkan? Gunung Agung merupakan gunung yang dikeramatkan warga Bali, karena ada banyak pantangan yang harus dipatuhi ketika akan mendaki.
-
Bagaimana bukti bahwa Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi? PenelusuranCek Fakta merdeka.com melakukan penelusuran melalui Google Image dan menemukan bahwa video yang beredar merupakan video yang diunggah oleh akun Youtube Imam Budiman pada tanggal 27 Juli 2019.
-
Dimana letak Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
Gunung Agung adalah sebuah stratovolcano, dengan kawah yang besar dan dalam. Gunung ini terakhir meletus pada 2017-2019 silam. Namun pada tahun 1963, tepatnya pada tanggal 16 Maret hari ini, gunung Agung juga mengalami puncak erupsi mematikan yang merenggut hingga ribuan korban jiwa.
Letusan pada 16 Maret tahun 1963 merupakan salah satu letusan gunung Agung yang terbesar dan paling dahsyat dalam sejarah Indonesia. Berikut cuplikan sejarahnya.
Sejarah Erupsi Gunung Agung Bali
Gunung Agung di Bali memiliki sejarah erupsi yang cukup panjang. Menurut catatan sejarah, gunung Agung telah mengalami erupsi kurang lebih 6 kali dalam kurun waktu 200 tahun. Letusan gunung Agung yang pertama kali tercatat dalam sejarah terjadi pada tahun 1808, yang membawa emisi abu dan batu-batu besar.
Letusan kedua terjadi pada tahun 1821. Letusan gunung Agung kali ini tergolong normal dan terjadi dalam skala yang lebih kecil dari letusan sebelumnya. Sementara pada tahun 1843, gunung Agung kembali meletus sebagaimana yang tercatat dalam laporan oleh Heinrich Zollinger, yang dikutip dari Wikipedia.
©Istimewa
58 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1963 ulan Maret tanggal 16, gunung Agung kembali meletus dengan dahsyat. Kehancuran letusan tahun 1963 terbukti tidak hanya dalam jumlah korban jiwa dan luka-luka, tetapi juga dampaknya yang luas ke seluruh Indonesia dan dampak iklim jangka pendek.
Letusan 1963 adalah salah satu letusan gunung berapi pertama yang memiliki dampak iklim yang berumur pendek karena sejumlah besar belerang yang disuntikkan ke atmosfer yang lebih tinggi. Perkiraan penurunan temperatur global bervariasi antara 0.1C hingga 0.4C.
Ribuan orang tewas akibat aliran lahar, tanah longsor, lahar dan awan gas mematikan pada letusan 1963 yang berlangsung hampir setahun, seperti yang dilansir dari express.co.uk.
Kronologi Letusan Gunung Agung 1963
Erupsi gunung Agung kala itu bermula pada 19 hingga 26 Februari 1963. Sejumlah batu kecil menghujani Pura Besakih yang terletak di lereng Gunung Agung. Awan panas dan aliran lahar pun turut menyertai erupsi itu, dikutip dari Liputan6.com.
©2019 Merdeka.com
Pada 18 Februari 1963, warga sekitar mendengar ledakan keras dan melihat awan membubung dari kawah Gunung Agung. Pada 24 Februari, lahar mulai mengalir menuruni lereng utara gunung, akhirnya menempuh jarak 7 km dalam 20 hari berikutnya.
Puncaknya pada 16 hingga 17 Maret, gunung berapi tersebut meletus dengan hebat, mengirimkan puing-puing sejauh 8 hingga 10 km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik besar-besaran. Arus ini menghancurkan banyak desa, menewaskan sekitar 1.100–1.500 orang.
Lahar dingin yang disebabkan oleh hujan lebat setelah letusan menewaskan 200 orang lagi. Letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran piroklastik yang menewaskan 200 penduduk lainnya. Letusan dan aliran kecil mengikuti dan berlangsung hampir setahun.