Apakah Ada Gunung Baru yang Muncul Saat Ini?
Pertemuan lempeng tektonik adalah kunci dalam pembentukan gunung.
Pertemuan lempeng tektonik adalah kunci dalam pembentukan gunung.
Apakah Ada Gunung Baru yang Muncul Saat Ini?
Gunung-gunung seolah-olah sudah ada sejak lama, tetapi sebagian masih baru dan ada yang terus berkembang sampai sekarang.
Ketika melihat gunung-gunung menjulang tinggi, seolah-olah menjadi bukti kekuatan yang abadi, tidak pernah berubah seiring berjalannya waktu.
-
Apa yang unik dari Gunung Batutara? Dihimpun dari merdeka.com, fakta menarik yang pertama dari Gunung Api Laut Batutara ini yaitu bisa meletus setiap 20 menit sekali.
-
Bagaimana gunung bisa tumbuh? Banyak gunung yang terbentuk karena pergerakan lapisan permukaan bumi yang disebut sebagai lempeng tektonik.
-
Di mana saja gunung berapi yang sering meletus di akhir tahun? Bencana ini biasanya terjadi beberapa wilayah tertentu yang sudah menjadi langganan, seperti erupsi gunung Marapi di Sumatera Barat dan Anak Krakatau.
-
Apa yang ditemukan di Gunung China? Selama survei, para peneliti menemukan tujuh katak bergelombang yang tidak sesuai dengan catatan yang diketahui, kata studi tersebut.
-
Dimana lokasi Gunung Agung? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
-
Bagaimana letusan Gunung Ruang? Saat Gunung Ruang erupsi terlihat jelas lava berwarna oranye dan merah terlihat di puncaknya, terlebih kejadian tersebut berlangsung pada malam hari. Aktivitas gunung ini meningkat setelah kegempaan vulkanik dan awan abu. Suhunya pun memanas, letusan eksplosif terjadi ketika magma mulai dingin dan kental.
Tetapi sebenarnya, gunung-gunung ini terbentuk dari proses alami yang berlangsung jutaan tahun oleh kekuatan alam yang tidak terduga. Apakah semua gunung sudah terbentuk atau masih ada yang terus muncul?
Pertemuan lempeng tektonik adalah kunci dalam pembentukan gunung. Saat lempeng-lempeng besar di kerak bumi bertabrakan, mereka bisa menciptakan gunung serta fitur geologi lainnya. Namun, tidak semua lempeng tersebut sama.
Dua jenis utama lempeng adalah lempeng benua dan lempeng samudera. Lempeng benua biasanya lebih ringan dibandingkan lempeng samudera. Ketika keduanya bertemu, lempeng samudera akan masuk di bawah lempeng benua dalam proses yang disebut subduksi.
Proses inilah yang dapat menciptakan gunung berapi. Contohnya adalah Gunung Saint Helens di Amerika Utara dan Gunung Fuji di Jepang.
Gunung berapi, berbeda dari gunung lainnya, terus terbentuk melalui aktivitas tektonik dan bisa muncul dengan cepat.
Namun, terkadang tekanan yang dihasilkan oleh subduksi bisa menciptakan gunung non-vulkanik.
Contohnya adalah gunung Himalaya yang membentang lebih dari 1.500 mil dari satu ujung ke ujung.
Pegunungan ini terbentuk dari tumbukan lempeng tektonik India dengan Eurasia sekitar 50 juta tahun yang lalu dan proses ini masih berlangsung hingga sekarang.
Dengan demikian, Himalaya sebenarnya masih relatif muda, setidaknya dalam konteks geologis dan masih terus berkembang hingga saat ini. Namun, pertumbuhan ini tidak terlihat oleh mata manusia karena terjadi dengan sangat lambat dan sering terkikis dengan kecepatan yang sama.
Mengutip IFLScience & Geographical.co.uk, Rabu (13/3), para ilmuwan telah meramalkan bahwa akan ada gunung baru yang terbentuk dalam waktu sekitar 200 juta tahun. Gunung-gunung tersebut yang disebut Somalia, diperkirakan akan terbentuk dari proses subduksi ketika daratan Somalia dan Madagaskar terpisah dari Afrika dan kemudian bertabrakan dengan India.
Oleh karena itu, meskipun prediksi saat ini hanyalah teori, model-model tersebut memberikan gambaran tentang perubahan yang terus-menerus terjadi di dunia kita. Hal tersebut menunjukkan betapa kompleksnya dan beragamnya perubahan yang terjadi di permukaan Bumi yang kita tinggali.