Serunya Seni Kuntulan, Menyanyi dan Menari Lagu Religi Pakai Cengkok Banyuwangi
Kesenian Kuntulan merupakan salah satu tarian khas Kabupaten Banyuwangi yang sangat kental dengan nuansa islami. Berbeda dengan kesenian bernuansa Islami lain, kesenian ini sangat identik dengan cengkok Banyuwangi.
Kesenian Kuntulan merupakan salah satu tarian khas Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Tari ini sangat kental dengan nuansa islami.
Musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Kuntulan adalah musik rebana dan kendang. Selain itu, tembang yang dilantunkan merupakan bait-bait burdah atau puji-pujian yang menceritakan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW.
-
Kapan Hari Musik Nasional dirayakan di Indonesia? Hari Musik Nasional dirayakan setiap tanggal 9 Maret di Indonesia.
-
Kenapa Randai diiringi musik tradisional? Musik-musik ini berfungsi sebagai pengiring tetapi juga bagian penting narasi.
-
Siapa yang menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia? Sebuah momen menarik terekam oleh kamera televisi ketika penjaga gawang Maarten Paes dengan penuh rasa hormat menyanyikan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' dalam pertandingan Timnas Indonesia melawan Australia pada Selasa malam (10/9/2024).
-
Apa makna mendalam dari lagu Kembang Gadung? Lagu Kembang Gadung jadi tetembangan nenek moyang yang masih dilestarikan, dengan makna keagungan Tuhan. Dinyanyikan oleh Sinden dalam Setiap Pertunjukan Budaya Kesakralan lagu Kembang Gadung akan membawa para masyarakat yang mendengarkannya ikut terhanyut.
-
Kapan alat musik ritmis memainkan irama? Irama dari alat musik ritmis bisa berbentuk ketukan dan birama.
-
Mengapa Musik Kromong mirip dengan gamelan Jawa? Secara umum, kesenian beranama Musik Kromong ini hampir sama seperti gamelan yang ada di Pulau Jawa.
Alat musik utama yang digunakan adalah enam buah rebana. Ada pula beberapa tambahan lain seperti drum, beduk besar, beduk kecil, kenong, kluncing, gong, dan lain-lain.
Religius
Dikutip dari artikel Kuntulan Budaya Banyuwangi yang Dibanggakan karya Moch. Eprom Bahrun Najib, musik dan tarian dalam kesenian kuntulan mengandung nilai-nilai yang sangat religius. Biasanya, kesenian ini ditampilkan dalam hari-hari besar Islam seperti Maulid Nabi dan Isra Miraj.
Musik yang mengiringi kesenian kuntulan juga mengandung nilai-nilai islami seperti tembangan, puji-pujian, dan lain sebagainya.
Pakaian yang digunakan oleh para seniman pun erat dengan nilai-nilai religius, seperti memakai kerudung, sarung tangan, hingga kaos kaki yang menutupi seluruh aurat.
Asal Mula
©2022 Merdeka.com/Dok. Pemkab Banyuwangi
Kemunculan kesenian kuntulan diduga kuat bermula saat masa penjajahan Belanda. Saat itu, pasukan Banyuwangi terkenal sulit ditaklukkan.
Tak mau menyerah begitu saja, penjajah Belanda menyusun siasat. Perlahan tapi pasti, Belanda berhasil merebut kekuasaan Banyuwangi dengan serangkaian aturan permainan agama yang dilakukan penguasa setempat.
Raden Mas Alit yang saat itu terpilih sebagai bupati pertama di Banyuwangi dipaksa Belanda memeluk agama Islam.
Saat menjabat sebagai bupati itulah, Raden Mas Alit membuat kesenian Gandrung yang dimainkan oleh perempuan. Kesenian itu diiringi musik dan tembang seperti burdah, selatun, tombo ati, dan tembang-tembang lain.
Setelah kesenian Gandrung, muncul kesenian Kuntulan. Musik dan tarian dalam kesenian Kuntulan sendiri hampir menyerupai Gandrung.
(mdk/rka)