'A Copy of Joko Anwar's Mind'
Film 'A Copy of My Mind' mengantarkan Joko Anwar sebagai sutradara terbaik FFI 2015.
Sineas Indonesia, Joko Anwar dikenal dengan karyanya yang kerap mampir di festival film bergengsi dunia, semisal Venice International Film Festival dan Busan International Film Festival. Tidak jarang, karena sibuk mengurus filmnya yang masuk festival internasional, Joko Anwar harus rela menunda perilisan karyanya di dalam negeri.
Termasuk film terbarunya, 'A Copy of My Mind'. Film yang dibintangi Chicco Jerikho dan Tara Basro tersebut harus ditunda rilisnya hingga setengah tahun.
"Kalau 'A Copy of My Mind' itu sebenarnya sudah siap tayang Agustus 2015. Tapi kita masuk seleksi Venice International Film Festival, festival film tertua dan salah satu yang bergengsi di dunia. Masuknya juga enggak gampang. Dan kalau masuk ke festival film itu, syaratnya tidak boleh ditayangkan di tempat lain dulu," papar Joko saat berbincang dengan merdeka.com di kantornya, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, minggu lalu.
A Copy of My Mind sebelumnya pernah diputar di Contemporary World Cinema, Toronto International Film Festival (TIFF). Film ini diputar bersama 60 film lainnya dari seluruh dunia. Segmen ini bukan merupakan segmen kompetisi. Jadi film ini hanya akan diputar dan dinikmati para pengunjung.
Film yang bercerita tentang kisah cinta lelaki penjual DVD bajakan dan pegawai salon ini juga sudah menjalani pemutaran internasional perdananya di Venice International Film Festival. Joko Anwar pun berbangga hati dan menulis cuitannya di Twitter, beberapa waktu lalu.
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
-
Cerita lucu apa yang dibagikan oleh merdeka.com? Untuk itu, berikut merdeka.com membagikan kumpulan beberapa cerita lucu dilansir dari berbagai sumber, Jumat (19/1/2024):
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
-
Kapan Malaysia merdeka? Negara monarki konstitusional ini baru memperoleh kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957.
-
Siapa yang berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Peringatan Hari Santri seyogyanya sebagai pengingat bahwa para santri punya andil besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, teruslah berjuang di jalan dakwah untuk memelihara persatuan dan kerukunan Tanah Air. Selamat Hari Santri Nasional 2023!
Joko Anwar ©kapanlagi.com/budy santoso
Seperti apakah 'A Copy of My Mind' karya teranyar Joko Anwar ini? "A Copy of My Mind ini kan film romantis. Tapi kita mau menjadikannya seperti rekaman zaman time capsule. Misalnya zaman sekarang yang lagi in apa sih? iPhone, motor, apalah barang-barang kecil gitu. Dikubur, ditaruh dalam satu boks kemudian 20 tahun lagi dibuka, lalu melihat, 20 tahun yang lalu itu seperti apa sih? Nah untuk A Copy of My Mind, kita juga mau membuat seperti itu," papar Joko Anwar.
Untuk diketahui, 'A Copy of My Mind' mengambil setting hiruk pikuk Indonesia saat berlangsungnya Pemilu Presiden 2014. Dalam film yang seharusnya rilis pada Agustus 2015 tersebut, Joko hanya menghabiskan waktu delapan hari untuk proses syuting. Proses editing menghabiskan waktu tiga bulan. Joko Anwar pun membeberkan alasannya.
"Hal-hal yang sangat otentik di Indonesia, khususnya di Jakarta sekarang mau kita rekam dalam sebuah film, supaya orang nanti bisa melihat otentik. Nah untuk membuat sesuatu yang otentik, kita tidak harus membangun. Seperti kalau saya membuat 'Halfworlds', saya harus membangun, seperti membangun rumah semua dibangun artifisial. Nah kalau di Copy of My Mind, memang real. Kita syuting di real location. Kalau syutingnya di pasar, pakai pasar beneran. Jadi nggak pakai studio, dan itu yang bikin cepat," imbuhnya.
Diakui Joko Anwar, singkatnya proses syuting juga efektif menekan biaya produksi.
Masuknya 'A Copy of My Mind' dalam berbagai festival film internasional membuat pria yang memulai karirnya di industri film sebagai penulis, semakin yakin sineas Indonesia dapat disejajarkan dengan pelaku industri film dunia. Sineas Indonesia tidak hanya dikenal di Asia Tenggara.
"Semakin banyak film Indonesia yang dirilis komersil. Yang kedua, semakin banyak film Indonesia yang menembus penghargaan festival film internasional. Kita pernah masuk Toronto dan Venice Film Festival kemarin lewat film 'A Copy of My Mind'. Kita pernah masuk Sundance, Cannes, Toronto Film Festival, dan dua hal itu semakin lama semakin banyak."
Kondisi ini semakin tahun semakin meningkat. Tiap tahun pasti ada film buatan sineas Indonesia yang masuk festival internasional.
"Semakin lama semakin banyak. Tahun kemarin banyak sineas yang masuk festival film dunia," ujarnya.
Khusus film teranyarnya ini, meski belum tayang di bioskop namun sudah mendapatkan penghargaan di berbagai festival dunia, Joko Anwar berharap semoga prestasi tersebut menjadi 'iklan gratis' buat 'A Copy of My Mind' sehingga bisa dinikmati oleh banyak pecinta film Tanah Air.
"Mudah-mudahan jadi promo gratis," ujar alumni ITB ini singkat.