Ikut Demo Kawal Putusan MK, Sutradara Joko Anwar: Selama Ini Kita Diam, Sudah Muak Rakyat
Setelah sempat demo di DPR, Joko Anwar juga ikut berunjuk rasa di depan Gedung MK.
Sejumlah publik figur ikut turun ke jalan menolak revisi UU Pilkada disahkan dan mengawal putusan MK. Salah satu yang terlihat adalah sutradara Joko Anwar.
Setelah sempat di DPR, Joko Anwar juga ikut berunjuk rasa di depan Gedung MK.
“Saya sebagai warga sipil saja sebenarnya, tapi walaupun saya tidak articulate bersuara tentang tata negara, pemerintahan, tapi secara hati nurani ini sudah kelewatan banget ya para penguasa sudah sangat vulgar banget menggunakan perkakas hukum untuk melenggangkan apa yang mereka mau,” kata Joko Anwar kepada wartawan, Kamis (22/8).
Pantauan Liputan6.com, Joko Anwar muncul di Gedung MK sekitar pukul 12.00 WIB. Tampaknya, sineas kondang tersebut bergerak ke aksi unjuk rasa di MK demi dapat bergabung bersama sejumlah aktivis 98, usai sebelumnya ikut serta demonstrasi di DPR RI.
“Selama ini kita mungkin diam, bersuara di sosial media tapi mungkin tidak cukup ya, untung ada kita secara fisik berkumpul seluruh masyarakat warga sipil, buruh, mahasiswa, untuk nunjukin masyarakat masih ada. Dan penguasa tidak bisa dengan seenaknya berbuat sesuka mereka, dan sudah muak banget itu rakyat. Dan saya mewakili warga sipil yang sudah muak banget sih,” ujarnya berapi-api.
Seperti diketahui, nggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Gerindra Habiburokhman sempat menemui massa aksi di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat pada Kamis (22/8).
Habiburokhman mendapat pengawalan ketat dari anggota kepolisian. Turut mendampingi, Presiden Partai Buruh Said iqbal menuju ke mobil komando.
Kehadiran Habiburokhman mendapat penolakan keras dari massa aksi. Mereka melemparinya dengan botol air mineral.
Massa aksi juga meluapkan kemarahan dengan menyampaikan umpatan yang ditujukan kepada Habiburokhman.
Massa semakin beringas dengan melemparkan botol-botol air mineral ke arah Habiburokhman berdiri. Polisi dengan sigap melindungi dengan tampeng.
"Turun-turun," teriak massa meminta politikus Partai Gerindra itu turun dari mobil komando.
Di hadapan massa aksi, Habiburokhman mengumumkan tidak ada pengesahan Undang-Undang Pilkada.
"Kami menyatakan tidak ada pengesahan RUU Pilkada," ujar Habiburokhman.