Akankah senjata dikokang di Kokang?
Melihat kepentingan yang amat banyak itu apakah senjata China akan dikokang untuk mengingatkan Myanmar di Kokang?
Kokang dalam bahasa Indonesia berarti menarik pelocok senjata (bedil, senapan, dsb) sehingga peluru masuk ke ruang peluru dan siap ditembakkan. Makna itu cukup tepat menggambar konflik yang siap membara antara China dan Myanmar yang melibatkan pemberontak Kokang.
Pada Sabtu (14/3) sore waktu setempat, lima petani tebu di pinggiran Kota Lincang, Provinsi Yunan, China tewas akibat tembakan oleh pesawat tempur Angkatan Udara Myanmar yang nekat masuk ke wilayah China. Myanmar mengaku hanya mengincar pasukan Pemberotak Kokang yang beretnis China, yang mayoritas bekas anggota Partai Komunis Burma yang dulu mendapat pasokan dana dari Beijing.
China murka kepada Myanmar yang menolak disalahkan. Satu skuadron jet tempur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) langsung disiagakan di Yunan dan mengancam Myanmar untuk tidak mengulangi kesalahannya. Inilah potensi konflik yang siap membara jika masing-masing pihak tidak bisa menahan diri. Bahaya dan dampak konflik ini akan sangat serius khususnya bagi kawasan Asia Tenggara.
Konflik di Kokang, sebuah wilayah kecil di negara bagian Shan, utara Myanmar merupakan konflik paling berdarah di Myanmar selama bertahun-tahun. Serangan
terakhir ini berisiko menggagalkan perundingan gencatan senjata. Ia juga memperparah hubungan yang sudah buruk antara Myanmar dan China dan makin memperlihatkan adanya perbedaan antara pemerintah pusat di Beijing dengan Yunan yang jauh dari ibukota Beijing, yang merupakan salah satu provinsi termiskin China yang memiliki perbatasan sepanjang 2000 km dengan Myanmar.
Konflik yang sebenarnya internal Myanmar ini akhirnya melibatkan China karena pertempuran terjadi di depan pintu China. Selain itu Kokang juga memiliki tempat khusus di psyche China karena sebelumnya ia merupakan bagian negaranya sampai Dinasti Qing menyerahkannya kepada Inggris di tahun 1897. 90% warga Kokang merupakan etnis Han, sama dengan mayoritas populasi China. Mereka juga berbahasa Mandarin dan sebagian besar mempunyai saudara di Yunan.
Selain itu secara historis pemberontak Kokang memang terkait erat dengan China. Pemberontak Kokang yang terwadahi dalam Myanmar National Democracy Alliance
Army (MNDAA) yang dibentuk oleh Partai Komunis Burma pimpinan Pheung Kya-shin.
Kya-shin beretnis China dan adiknya Pheung Kya-fu merupakan perwira militer penguasa tradisional Kokang, Keluarga Yang. Keduanya acap lari ke China ketika
dikejar pasukan Myanmar. Namun keluarga Yang dan Pheung bersaudara akhirnya dilanda konflik akibat perebutan penguasaan perdagangan opium.
Pemerintah Myanmar pernah melemparkan tuduhan serius bahwa China melatih para pemberontak Kokang, mempersenjatai dan mendanai, serta membiarkan mereka
menggunakan wilayah China untuk mengepung tentara Myanmar. Hal ini sudah dibantah oleh pimpinan Kokang, Peng Jiasheng (atau Pheung Kya-shin dalam bahasa Myanmar).
Namun ia lewat jalur online Kya-shin berusaha memperoleh dukungan China dengan mengingatkan China akan “kesamaan ras dan akar“.
Oleh karenanya konflik di Kokang harus dilihat sebagai konflik etnis. Konflik yang telah melanda Myanmar selama puluhan tahun. Jika tidak ada solusi politik terhadap masalah etnis itu, maka pertempuran akan terus berlanjut dan dapat merusak stabilitas regional,
dan perdamaian di Myanmar sendiri.
Bagi China sendiri, Myanmar memiliki posisi penting terutama dalam strategi politik dan ekonomi Presiden Xi Jinping yang disebut “One Belt One Road strategy” yaitu yang meliputi “Silk Road Economic Belt” dan “the 21st Century Maritime Silk Road” di mana dengan itu China ingin membangun proyek infrastruktur dan konektivitas melalui Myanmar ke Asia Tenggara dan Samudera Hindia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi China, memperkuat hubungan politik dan menebar pengaruh strategis di kawasan.
Myanmar juga kunci bagi operasi jalur minyak dan gas Sino-Burmese, yang merupakan upaya nasional strategis China untuk mendiversifikasi energi, jalur transportasi dan mengurangi kelemahan perdagangannnya.
Melihat kepentingan yang amat banyak itu apakah senjata China akan dikokang untuk mengingatkan Myanmar di Kokang?