Banyak partai mau beli suara Slankers
Slank banyak dapat tawaran dari dulu. Cuma tidak pernah mau.
Musik, film dan olahraga memang memiliki kekuatan bagi partai politik buat menarik dukungan. Sebagai grup band dengan penggemar paling banyak, tentu Slank pernah mendapat bujukan untuk berafiliasi mendukung salah satu calon atau partai tertentu. Namun, permintaan itu selalu ditolak. Alasannya, Slank berkomitmen untuk tidak manggung di acara parpol.
"Dari dulu banyak. Saya rasa semua partai politik sadar bahwa kekuatan musik, film, olahraga itu mampu menarik dukungan. Slank banyak dapat tawaran dari dulu. Cuma tidak pernah mau," kata Abdee Negara saat berbincang dengan merdeka.com di Cafe and Bar Hotel JS Luwansa, Jalan HR. Rasuna Said, Rabu, kemarin.
"Dalam riders Slank, riders itu semacam aturan yang mengikat bagian dari kontrak. Salah satu isinya ya itu kita tidak akan tampil di acara partai atau acara politik atau acara mendukung pilkada misalnya."
Abdee berbicara banyak mulai dari soal narkoba, pandangannya terhadap pemerintahan Jokowi dan terkait kabar mundurnya dia dari Slank. Meski sedang kurang sehat, Abdee menyempatkan untuk menemui merdeka.com di sela-sela jadwal sibuknya.Berikut penuturan Abdee Negara kepada Arbi Sumandoyo dari merdeka.com:
Kemarin ada kabar soal mundurnya anda dari Slank, apa alasan anda mengambil keputusan itu?
Saya tidak mengundurkan diri. Yang benar adalah saya istirahat. Saya meminta waktu sekitar satu tahun untuk istirahat. Awalnya saya memang meminta mengundurkan diri. Tapi teman-teman tidak memberikan. Ya kalo kata teman-teman ya 'lu di sini', apapun waktu yang lu butuhkan kita menunggu. Ya Slank adalah kita berlima ini. Dari temen-temen. Sekarang saya adalah posisinya tetap Slank, tetap masih member anggota dari Slank. Sekarang cuma istirahat memang.
Istirahatnya anda termasuk latihan dan membuat lagu?
Iya istirahatnya hanya di panggung saja dan kegiatan-kegiatan lain yang membutuhkan tenaga. Karena saya tidak bisa, secara fisik memang belum sanggup. Tapi ada kegiatan-kegiatan lain, wawancara, talkshow, pemotretan, selama tidak di luar kota saya masih bantu. Selama ini memang saya banyak bantu Slank di manajemen dan bisnisnya. Saya tetap bantu di situ saja.
Sebagai Band dengan masa besar, apakah banyak parpol yang coba membeli suara?
Dari dulu banyak. Saya rasa semua partai politik sadar bahwa kekuatan musik, film, olahraga itu mampu menarik dukungan. Slank banyak dapat tawaran dari dulu. Cuma tidak pernah mau. Dalam riders Slank, riders itu semacam aturan yang mengikat bagian dari kontrak. Salah satu isinya ya itu kita tidak akan tampil di acara partai atau acara politik atau acara mendukung pilkada misalnya.
Garis politiknya memberikan kebebasan kepada para Slankers?
Kita mencoba memposisikan diri hanya sebisa mungkin memberikan pendidikan politik kepada siapapun yang mendengarkan Slank termasuk Slankers. Kita kan demokrasi kita masih sangat remaja lah. Itu butuh pendidikan politik agar memahami demokrasi. Salah satu contoh banyaknya Black Campaign di pilpres lalu menunjukkan bahwa demokrasi di Indonesia belum ada. Itu yang kita lakukan. Itu yang coba Slank lakukan. Paling tidak untuk penggemar memiliki pendidikan politik.
Black Campaign itu berupa poster Slank oleh parpol tertentu?
Macem-macem lah Black Campaign yang dilakukan di pilpres lalu.
Terkait dukungan Slank ketika mendukung Jokowi maju menjadi Capres, apakah ada kritik dari para Slankers?
Dari Slankers, pada dasarnya Slankers mengikut. Mereka hanya bingung, bertanya, setalah dijelaskan mereka akhirnya bisa menentukan sikap politik mereka sendiri. Yang Slank lakukan sebenarnya, kita melihat begini, salah satu masalah di Indonesia, kita tidak memiliki banyak orang-orang baik untuk menduduki jabatan-jabatan penting, yang kita anggap orang yang punya kepedulian terhadap masyarakat, bukan hanya kelompok-kelompok. Itu yang kita lihat. Ada satu keinginan Slank mengangkat orang-orang itu. Orang terbaik untuk bisa diekspos dan dijadikan pemimpin-pemimpin yang ideal tadi.
Makanya waktu itu Slank mengeluarkan, mencoba mengumpulkan nama orang-orang itu. Dari nama revolusi cinta tadi, merevolusi Indonesia dengan cara mencari orang-orang yang mencintai bangsanya. Bim-bim dan Ivanka yang rajin mengumpulkan nama-nama itu. Salah satu nama di dalam itu adalah Jokowi pada waktu dia di Solo. Jadi kita akan mendukung orang-orang yang, ada Anies Baswedan di situ, ada Teten Masduki, kebetulan orang-orang itu yang diminati. Orang-orang itu yang juga satu tim dengan Jokowi.
Ada berapa nama?
Banyak. Target kita waktu itu 1000 nama, baru mencapai puluhan saja.
Kalau dari pengakuan Bim-bim, Slank memang memiliki kedekatan dengan Jokowi?
Iya. Tetapi enggak dekat banget.
Artinya pertemanannya begitu lama?
Kita mengagumi. Banyak orang-orang walaupun tidak pernah ketemu. Jokowi itu salah satunya, ketemu waktu di Solo. Itupun tidak intens. Sebelum bertemu pun kita sudah kenal dia lewat media. Ini orang yang perlu kita angkat, awalnya. Salah satu alasan kenapa kita mendukung Jokowi. Karena kita sudah memperhatikan rekam jejaknya dari dulu.
Apa harapan anda sebagai bekas sayap relawan Jokowi?
Harapan saya dia menjadi kuat menghadapi berbagai macam tantangan dan konsisten dengan apa yang dia janjikan karena itu yang diharapkan masyarakat. Pertama dia mendapat dukungan banyak orang. Ya tetap menjadi dirinya. Karena sangat sulit menemukan karakter orang seperti Jokowi pemimpin yang setiap hari memikirkan rakyatnya. Ya negara kita belum melihat. Begini lah, coba cari pejabat di Indonesia yang keluarganya sangat sederhana. Artinya bukan sederhana saja, yang memiliki gaya hidup seperti Jokowi. Itu yang lebih tepat. Anak, keluarganya, banyak lah yang bisa dicontoh. Kalian media lebih tau lah. Kalian media lebih tau kehidupan Jokowi dan keluarganya.
Coba cari keluarga yang memiliki jabatan tinggi dari wali kota, gubernur yang punya kesederhanaan seperti itu. Apapun orang bilang pencitraan, tapi kenyataannya Jokowi memang seperti itu. Apa adanya.