Berharap pelukan negara untuk Orang Rimba
Belum ada komitmen dari pemerintah untuk memberikan akses kepada Orang Rimba.
Salah satu anak Orang Rimba tinggal di Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNDB) Jambi, Pengendum Kampung, mengeluhkan belum hadirnya peran pemerintah memberikan pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur. Saat ini, kata Pengendum, suku Orang Rimba terpaksa harus bersusah payah mendapatkan sesuatu dengan berjalan kaki menuju kota terdekat.
Sebagai contoh untuk pendidikan. Saat ini Orang Rimba sama sekali belum mendapatkan pendidikan layak. Salah satu akses pendidikan pernah di dapat Orang Rimba ialah Sakola Rimba, digagas oleh Butet Manurung. Mereka pun berharap pemerintah menyediakan tenaga pengajar bagi anak suku dalam.
"Kami cenderung mendapatkan pendidikan alternatif, karena belum ada komitmen dari pemerintah untuk memberikan kepada Orang Rimba," ujar Pengendum melalui sambungan seluler, Senin kemarin.
Dia pun mempertanyakan komitmen pemerintah untuk membangun Orang Rimba. "Sebenarnya kalau mempunyai komitmen mereka menanyakan apa yang diperlukan Orang Rimba. Mungkin memang belum ada komitmen ke arah ke sana," katanya.
Orang Rimba memang mengandalkan hidup dari kekayaan alam. Mereka memang memilih untuk tinggal di dalam hutan. Ketika mereka sakit, ramuan obat-obatan dari tumbuhan merupakan penyembuh Orang Rimba. Tetapi semenjak pemerintah menggalangkan transmigrasi dan pembukaan lahan, kondisinya mulai berubah. Perubahan ini berjalan terus menerus, hingga akhirnya Orang Rimba merana di tanah kelahirannya sendiri.
Perubahan kondisi alam ini juga memunculkan penyakit berbagai jenis bagi Orang Rimba. Tanaman obat-obatan yang seharusnya ada, kini telah hilang. Hutan tempat tinggal bagi mereka kini beralih fungsi menjadi lahan sawit. Mau tak mau, Orang Rimba terpaksa melarikan diri ke rumah sakit untuk bantuan medis. Namun, mereka tak mau dirawat
Meski demikian, Pemerintah Daerah Jambi telah berupaya memberikan kemudahan bagi kesehatan Orang Rimba. Caranya dengan memberikan asuransi kesehatan keluarga miskin (Askeskin). Namun hal itu masih belum memadai karena lokasi menuju rumah sakit terdekat belum ada akses.
Untuk menuju rumah sakit terdekat, Orang Rimba harus berjalan kaki berhari-hari.
"Perlu waktu 4 sampe 5 hari," tutur Pengendum. Dia pun berharap ada dokter pemerintah datang rutin ke dalam hutan untuk mengecek kesehatan Suku Orang Rimba.
"Jika menggunakan jalan milik pengepul untuk mempersingkat waktu ada biayanya," ujar Pengendum.
Baca juga:
Isi Jambi tak dapat dipijak lagi
Nasib merana Orang Rimba
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
-
Apa yang membuat anak-anak di Jakarta terpaksa main di pinggir kali? Minimnya ruang terbuka hijau, membuat anak-anak di Jakarta bermain di tempat tak semestinya.
-
Apa yang ditemukan di kuburan anak-anak itu? Enam patung terakota dan pin perunggu berbentuk kaki kuda diletakkan di dalam kuburan ini. Patung-patung ini menggambarkan dua penari yang mengenakan hiasan kepala Frigia, salah satunya adalah seorang wanita yang memainkan alat musik petik kecapi, dan tiga wanita lainnya berdiri dengan kostum Timur yang dapat dikaitkan dengan pemujaan Dionysus, dewa anggur Yunani.
-
Apa pengertian anak sulung? Anak sulung adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang lahir pertama atau yang tertua dalam suatu keluarga.
-
Apa saja tempat wisata ramah anak di Jakarta yang murah meriah? Banyak tempat wisata Jakarta ramah anak yang bisa dikunjungi saat libur lebaran. Tak perlu mengeluarkan banyak uang, ada berbagai tempat yang menyediakan hiburan dengan murah meriah.
-
Kapan bayi rewel biasanya? Saat mimpi buruk, anak-anak biasanya akan terbangun dari mimpinya karena takut. Hal inilah yang membuat bayi sering rewel malam hari dan merasa ketakutan.