Betari Durga dan SBY
Tapi, SBY tokh dua kali kepilih. Maka, kesal kemudian tiadalah berguna, bak habis ludes di meja perjudian.
Betari Durga bermuka raksasa, bermata iblis, berhidung dampak, bermulut bernyih, bersanggul putri keling dengan garuda membelakang, berkalung ulur-ulur (rantai), tangannya bergelang pontoh dan keroncong.
Sesuai kuota keterwakilan perempuan, Betari Durga adalah seorang dewa cewek. Asalnya dari Dewi Uma, permaisuri Betara Guru, bos sistem presidensialisme kayangan. Semasa ber-Dewi Uma, ia disayang oleh Betara Guru. Tetapi setelah persengketaan antara suami istri itu, Dewi Uma mengutuk Betara Guru hingga Betara Guru bertaring bak raksasa. Karena amat murka, Betara Guru juga menginpres Dewi Uma hingga menjadi raksesi bernama Betari Durga.
Betari Durga dititahkan bersuamikan Betara Kala. Kemudian, Betari Durga diangkat jadi Atutnya provinsi Setragandamayit, yang berarti tempat pengasingan berhawa mayat. Ia diberi kekuasaan buat menganugerahkan segala prilaku jahat kepada para fansnya.
Seusai orde wayang, Betari Durga diberi pos jabatan sebagai pelindungnya wuku Bala, berwatak ngerusak. Termasuk SBY, kelahiran 9/9/1949, Jumat Kliwon, hari keramat. Di Pacitan pula, otdanya Nyai Loro Kidul.
Sebab suratan wuku, pada babad pertama mresiden, SBY itu malahan diduga maujudannya Betari Durga, yang ogah cuma jadi satpam, tapi ngebet nge-Holly SBY karena gemes sama kegantengannya. Hal ini tentu menggugah skandal lama, kala Betari Durga berhasil nge-Holly Playboy Amartapura, Arjuna. Dugaan maujudannya Betari Durga itu berasal dari pasangan SBY waktu itu: Betara Kala.
Karena berposisi sebagai bini, maka SBY banyak diam, Batara Kala royal ngomong. Alhasil, SBY bisa bikin album Rinduku Padamu tahun 2007.
Sehabis pisah ranjang berkat Evolusi, SBY bersejolian dengan jaran kepang Blitar, juga otdanya Nyai Loro Kidul. Jaran kepang kelahiran 25/2/1943, Kamis Pahing, berwuku Mandhasiya. Wataknya: melindungi, mengasuh dan mengalah. Pasangan Jumatnya SBY dengan Kamisnya Jaran Kepang melahirkan watak ayem-ayem tentrem. Inilah keterangan alam gaib tentang klemar-klemer menggemaskannya SBY.
Yang bikin sial itu Republik Indonesia, kelahiran 17/8/1945, Jumat Legi, hari aneh. Konon, pada Jumat Legi, ada orang buka toko, tokonya terbakar, lalu ada yang kecurian. Hari apeslah. Produk perkawinan antara Jumatnya RI dengan Jumatnya SBY adalah kemelaratan: pengennya mborjuis, jadinya marhaen.
Mau tak mau, Indonesia itu Setragendramayit. Istilah paranormal ilmiahnya: negara gagal atau negara terkulai. Wajar, kalau Lembaga Survei Nasional (LSN) awal Juni 2013 mencatat, masyarakat telah kehilangan kepercayaan terhadap pemerintahan Presiden SBY pada periode 2009-2014. Pemerintahan Presiden SBY mendapat rapor merah untuk setiap bidang di mata masyarakat.
Sesungguhnya, lantaran berada di bawah pengaruh Betari Durga, naga-naganya SBY gak sadar akan sepak terjangannya. Contoh gampang adalah rencana pendubesan Foke di Jerman. Februari 2011 SBY bilang, bahwa kinerja Fauzi Bowo itu "pepesan kosong". Jika DPR akurin SBY, wajar juga. Maklum, DPR ada miris dituding publik, bahwa doyannya cuma melahap pepesen isi macam pepesan toilet.
Masalahnya, pepesan kosong alias leere Schachtel (begitu terjemahan yang diterima Presiden Jerman Gauck 17/10/2013 lalu), kok didubesin di negara amat berpengaruh di Eropa? Adakah kesengajaan SBY merusak reputasi RI di dunia internasional? Ataukah akibat watak wetonnya RI yang pantesnya sering dipermalukan?
Lalu, SBY pernah menyentil, bahwa ada pihak-pihak yang selalu negatif dan pesimistis selama pemerintahannya berjalan. "Kalau kita selalu berpikir positif dan bersikap optimis, maka pikiran kita dituntut untuk mengatasi masalah-masalah yang kita hadapi bersama ini, seraya membangun visi kemudian menetapkan strategi dan kebijakan," jelas SBY.
Dari nasib wukunya, maka destruktif itu jelas positif. Salah siapa? Menjelang pilpres 2004 atau 2009, para paramormal alam gaib sudah mewanti-wanti pekerti maujudannya Betari Durga itu. Tapi, SBY tokh dua kali kepilih. Maka, kesal kemudian tiadalah berguna, bak habis ludes di meja perjudian.