Peneliti Memindai Mumi Buaya Berusia 3.000 Tahun, Benda Mengejutkan Ditemukan di Perutnya
Buaya ini dijadikan persembahan terhadap dewa buaya Mesir kuno, Sobek.
Buaya ini dijadikan persembahan terhadap dewa buaya Mesir kuno, Sobek.
-
Apa yang ditemukan di dalam perut mumi buaya purba? Di dalam perut mumi buaya purba, para peneliti telah menemukan kait perunggu. Hingga 3.000 tahun yang lalu, buaya sepanjang 2,2 meter itu mati bahkan sebelum ia mulai mencerna ikan yang ditemukan utuh di sekitar kail di perutnya.
-
Mengapa fosil buaya ini menarik bagi para peneliti? 'Saya telah mempelajari buaya modern selama bertahun-tahun, namun meski sudah punah, Hanyusuchus sinensis sejauh ini merupakan makhluk paling menakjubkan yang pernah saya lihat,' kata Iijima.'Semua orang sudah familiar dengan buaya berhidung lancip dan aligator berhidung tumpul, namun mungkin kurang familiar dengan jenis buaya modern ketiga yang disebut gharial yang memiliki tengkorak lebih panjang dan lebih tipis. Hanyusuchus sinensis adalah sejenis gharial, namun yang menarik adalah ia juga memiliki beberapa ciri tengkorak yang sama dengan buaya lainnya. Hal ini penting karena dapat menyelesaikan perdebatan selama puluhan tahun tentang bagaimana, kapan, dan dengan cara apa buaya berevolusi menjadi tiga keluarga yang masih berkeliaran di bumi saat ini,' tambahnya.
-
Di mana fosil buaya itu ditemukan? Ahli paleontologi baru-baru ini mengungkap penemuan fosil dari buaya laut muda yang berasal dari 10 hingga 12 juta tahun yang lalu yang ditemukan di gurun Ocucaje, Peru.
-
Mengapa fosil buaya ini penting bagi para ahli? 'Ini adalah pertama kalinya kami menemukan tahap juvenil (muda) dari spesies ini, artinya, ia belum mencapai ukuran maksimalnya. Ia mati sebelum itu,' kata Mario Gamarra, ahli paleontologi vertebrata dalam siaran pers, seperti dilansir Science Alert, Jumat (29/11).
-
Apa benda yang ditemukan oleh arkeolog? Arkeolog menemukan patung emas yang menggambarkan seorang pejuang tengah menunggang kuda menuju medan pertempuran.
-
Bagaimana fosil buaya terpenggal ditemukan? Kedua fosil subfosil dari gharial menunjukkan banyak tanda-tanda serangan yang kasar, bahkan ada kasus kepala yang dipenggal. Analisis lebih lanjut, para peneliti mengaitkan luka-luka fatal ini dengan keberadaan senjata yang digunakan oleh manusia pada periode tersebut.
Peneliti Memindai Mumi Buaya Berusia 3.000 Tahun, Benda Mengejutkan Ditemukan di Perutnya
Para peneliti memindai mumi buaya berusia 3.000 tahun dan menemukan di dalam perut hewan purba itu ada kait perunggu.
Buaya sepanjang 2,2 meter itu mati sebelum bisa mencerna seekor ikan yang ditemukan utuh di sekitar kail di perutnya.
Kait yang ditemukan di dalam perut buaya dan proses pengawetannya mengindikasikan hewan ini sengaja ditangkap di alam liar dan dijadikan persembahan kepada dewa buaya Mesir, Sobek, seperti dilansir Science Alert.
Orang Mesir kuno yang mempersiapkan mumifikasi buaya ini tidak mengeluarkan isi perutnya, seperti mumifikasi jasad manusia.
Kondisi ini mempermudah tim peneliti Inggris untuk mengungkap isi perut hewan buas ini.
“Penelitian sebelumnya lebih menyukai teknik invasif seperti membuka bungkusan dan otopsi, radiografi 3D memberikan kemampuan untuk melihat ke dalam tanpa merusak artefak penting dan menakjubkan ini,” jelas ahli arkeozoologi Universitas Manchester, Lidija McKnight.
Pemindaian mengungkapkan mengungkapkan batu-batu yang ditelan buaya ini untuk membantu pencernaannya yang bermasalah juga belum sampai ke dalam perutnya.
Mumi buaya tanpa isi perut lainnya yang diteliti pada tahun 2019 ditemukan dalam kondisi serupa, dengan perut masih penuh telur, hewan pengerat, serangga, serta sisa tulang dan bulu ikan.
Para peneliti menduga rentang waktu yang pendek antara waktu makan terakhir dan kematian buaya berarti mereka sengaja ditangkap –
diburu khusus untuk ritual keagamaan.
Orang Mesir kuno menyembah buaya besar sebagai representasi Sobek, dewa sungai Nil. Sebagai predator teratas, buaya ditakuti karena bahaya, dan simbolnya diyakini bisa melindungi dari bahaya dan melindungi berbagai tempat dari pengaruh negatif.
Buaya juga dianggap tanda kesuburan mungkin karena perlakuan lembut yang ditunjukkan reptil ini pada anak-anaknya. Jadi populasi buaya yang sehat dianggap sebagai pertanda baik bagi berkembangnya pertanian.
Hasil temuan para peneliti ini diterbitkan dalam jurnal Digital Applications in Archaeology and Cultural Heritage.