Arkeolog Temukan Makam Pejabat Militer Romawi Abad 1 Masehi, Jadi Petunjuk tentang Sejarah Spanyol
Arkeolog Temukan Makam Pejabat Militer Romawi di Pompeii, Jadi Petunjuk tentang Sejarah Spanyol
Penemuan mengejutkan di Pompeii memberikan kita informasi baru tentang sejarah Spanyol antara abad ke-1 SM dan abad ke-1 M.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Spanyol? Arkeolog di Spanyol menemukan mata tombak berusia 50.000 tahun saat melakukan penggalian di dekat Capellades.
-
Dimana arkeolog menemukan bangunan militer Romawi? Saat menggali di kota kuno Hasankeyf, Turki, para arkeolog dari Universitas Artuklu menemukan bekas bangunan militer Romawi berusia 1.600 tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Spanyol? Ukiran batu berukuran 20 sentimeter (7,8 inci) baru-baru ini ditemukan selama penggalian arkeologi di dekat kota Guareña, Spanyol.
-
Bagaimana cara arkeolog menemukan pangkalan militer? Dalam penggalian itu arkeolog menemukan bagian Via Pretoria, jalan utama di markas tersebut dan juga podium berbentuk setengah lingkaran serta area jalan berbatu yang menjadi bagian dari bangunan besar untuk umum.
-
Dimana arkeolog menemukan makam kuno? Arkeolog di Turki menemukan nekropolis atau makam kuno di lokasi yang tidak terduga yaitu Cappadocia, daerah destinasi wisata terkenal di negara tersebut.
-
Bagaimana arkeolog menemukan makam tersebut? Penemuan ini berlangsung ketika tim arkeolog terlibat dalam proyek penggalian di lokasi rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga surya.
Arkeolog Temukan Makam Pejabat Militer Romawi Abad 1 Masehi, Jadi Petunjuk tentang Sejarah Spanyol
Arkeolog di Pompeii, Italia, menemukan makam seorang pejabat militer penting yang bertugas di masa kaisar Augustus (berkuasa 27 SM-14 M). Pejabat militer itu gugur saat perang untuk menaklukkan Spanyol.
Penemuan makam itu terjadi ketika
sedang ada pekerjaan untuk menciptakan ruang udara fungsional guna mengeluarkan kelembaban dari ruang bawah tanah gedung San Paolino, markas baru perpustakaan Taman Arkeologi Pompeii.
Tulisan pada makam tersebut mengungkapkan karir militer si pejabat yang cemerlang diikuti dengan pensiun tenang di Pompeii, yang kini menjadi simbol arkeologi dunia, pada saat itu sebuah kota di Campania yang terkenal karena keindahan pemandangannya dan pemandangan Teluk Napoli.
Penemuan ini diumumkan dalam E-Journal of Pompeii Excavations, majalah daring yang melaporkan “secara real-time” tentang penemuan dan penelitian yang sedang berlangsung di situs arkeologi tersebut.
Maria Chiara Scappaticcio, Profesor Penuh Bahasa dan Sastra Latin di Universitas Naples Federico II, dan Alberto Dalla Rosa,
Profesor Penuh Sejarah Romawi di Université Bordeaux Montaigne, berkontribusi dalam pembacaan dan interpretasi tulisan tersebut.
Maria Chiara Scappaticcio, Profesor Penuh Bahasa dan Sastra Latin di Universitas Naples Federico II, dan Alberto Dalla Rosa, Profesor Penuh Sejarah Romawi di Université Bordeaux Montaigne, berkontribusi dalam pembacaan dan interpretasi tulisan tersebut.
Pertama, konstruksi itu mengungkapkan kedua ujung makam berbentuk setengah lingkaran—dikenal sebagai makam “schola”. Di Pompeii, makam schola sebelumnya telah ditemukan.
Makam ini terdiri dari bangku batu tuf vulkanik berbentuk setengah lingkaran dengan ujung berbentuk cakar singa.
Setelah penggalian, sebuah prasasti besar dengan sisa-sisa cat merah asli di dalamnya ditemukan di bagian belakang bangku yang melengkung. Prasasti tersebut diukir dengan sangat ahli dalam huruf-huruf yang sangat teratur.
Makam tersebut sudah sangat tua dan terabaikan ketika letusan Guung Vesuvius terjadi pada 79 M sehingga monumen tersebut terkubur hingga ke bangku.
Meskipun begitu, ketika Vesuvius menutupi kota dalam kematian, prasasti tersebut tetap jelas dan dapat dibaca, bahkan setelah diabaikan dan dilupakan.
Tulisan pada bagian belakang bangku mengungkapkan siapa yang meninggal. Prasasti tersebut berbunyi dalam huruf besar:
N(umerius) AGRESTINUS N(umerius) F(ilius) EQUITUS PULCHER TRIB(unus) MIL(itum) PRAEF(ectus) AUTRYGON(um) PRAEF(ectus) FABR(um) II D(uum)V(irus) I(ure) D(icundo) ITER(um) LOCUS SEPULTURAE DATUS D(ecreto) D(ecurionum)
Untuk Numerius Agrestinus, putra Numerius, Ksatria Terhormat, tribune militer, prefek Autrygoni, prefek insinyur, dua kali Duumvir oleh yurisdiksi (yaitu, pemegang magistrasi tertinggi di kota Pompeii), tempat pemakaman diberikan oleh keputusan dewan kota.
Salah satu temuan yang mengejutkan adalah orang yang sama diidentifikasi oleh prasasti pemakaman lain yang ditemukan di nekropolis Porta Nocera, di mana istri pria tersebut, Veia Barchilla, telah menempatkan tugu silinder untuk mereka berdua.
Hanya kemudian Dewan Decurions memutuskan untuk menghormati Numerius Agrestinus dengan monumen di tanah publik.
Elemen baru kedua adalah gelar "Praefectus Autrygonum". Autrigones adalah sebuah suku dari daerah utara Semenanjung Iberia, tempat Augustus terlibat dalam "perang Cantabria" antara tahun 29 dan 19 SM, bertujuan untuk menyelesaikan pendudukan Hispania.
Ini adalah perspektif sejarah yang baru yang berkontribusi pada pemahaman kita tentang bagaimana kekuasaan Romawi diorganisir selama transisi dari model Republik ke model kekaisaran.
"Di sini kita melihat kemunculan jaringan kekuasaan yang menghubungkan elit kekaisaran, yang anggotanya diminta untuk berkomitmen di daerah konflik, dengan janji imbalan ekonomi tetapi terutama prestise sosial di komunitas tempat tinggal," jelas direktur Taman Arkeologi Pompeii, Gabriel Zuchtriegel, seperti dilansir Arkeonews.
"Memegang jabatan tertinggi di Pompeii, dua kali, dan dihormati dengan monumen pemakaman di tanah publik, adalah ekspresi pengakuan dan kesetiaan kepada seseorang yang benar-benar bertempur di garis depan untuk tujuan kekaisaran.
Penemuan tak terduga dari monumen ini adalah contoh bagaimana di Pompeii perlindungan, penelitian, dan jabatan saling terkait erat."