Arkeolog Terpukau Lihat Mumi Gadis Remaja 15 Tahun, Jasadnya Masih Awet dan Utuh Meski Meninggal 500 Tahun Lalu
Mumi gadis remaja ini ditemukan bersama dua pengiring; mumi bocah perempuan dan bocah laki-laki.
Mumi gadis remaja ini ditemukan bersama dua pengiring; mumi bocah perempuan dan bocah laki-laki.
-
Siapa yang menemukan Mumi perempuan tersebut? Awalnya, mumi remaja yang diperkirakan berusia 14 sampai 17 tahun ini ditemukan pada tahun 1908 di pemakaman El Bagawat di Oase Kharga Mesir.
-
Siapa sosok mumi berusia 2.700 tahun? Seorang ahli antropologi mengungkap siapa sosok mumi berusia 2.700 tahun yang awalnya dikira berasal dari Mesir.
-
Dimana kerangka gadis itu ditemukan? Arkeolog menemukan kerangka seorang gadis berusia 15 tahun yang dikubur secara tidak lazim pada tahun 680-880 di desa Conington, Cambridgeshire, Inggris.
-
Apa yang ditemukan di makam gadis Zaman Perunggu? Gadis ini dimakamkan dalam posisi yang unik, berbaring di sisi kirinya dengan tubuhnya sedikit membungkuk. Pemakamannya dilengkapi dengan sejumlah barang berharga yang memberikan petunjuk tentang status dan peran sosialnya dalam masyarakat.
-
Mengapa mumi remaja meninggal? Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa gadis tersebut, yang diperkirakan berusia antara 14 dan 17 tahun, meninggal karena komplikasi saat melahirkan, dengan tengkorak janin yang ditemukan di jalan lahir.
-
Apa yang ditemukan di dalam makam berusia 2000 tahun? Misteri kuburan berusia 2000 tahun yang berisi sebuah kaca dan pedang akhirnya terpecahkan.
Arkeolog Terpukau Lihat Mumi Gadis Remaja 15 Tahun, Jasadnya Masih Awet dan Utuh Meski Meninggal 500 Tahun Lalu
Para arkeolog terpukau melihat mumi seorang gadis remaja berusia 15 tahun. Mumi tersebut ditemukan lebih dari 500 tahun setelah kematiannya.
Hal yang membuat para arkeolog terpukau adalah kondisi mumi tersebut yang masih utuh.
Dikenal sebagai 'The Maiden' atau 'Perawan', mumi gadis Inca itu ditemukan oleh para arkeolog di Argentina pada tahun 1999, seperti dilansir UNILAD.
Dia ditemukan bersama dua anak lainnya yang kemudian dikenal sebagai 'anak laki-laki' dan 'gadis pencerahan', yang semuanya diyakini ditinggalkan di puncak gunung sebagai persembahan kepada para dewa.
Jasad ketiga remaja tersebut tidak secara sengaja diawetkan, melainkan keutuhan jasadnya disebabkan oleh cuaca dingin di puncak gunung. Ini membuat sebagian besar organ, darah, kulit, dan bahkan fitur wajah mereka tidak rusak.
Gadis itu mengenakan tunik upacara dan hiasan kepala, pakaian yang menurut laporan National Geographic merupakan tanda statusnya sebagai pembawa pesan ke surga.
Salah satu pemimpin ekspedisi, Johan Reinhard, terpukau dengan penemuan tersebut, menyebutnya sebagai "mumi terbaik yang pernah saya lihat."
Selain terlihat hampir persis seperti 500 tahun yang lalu, The Maiden memberikan para ilmuwan wawasan tentang makanan yang dapat diakses oleh masyarakat Inca.
Menurut para ilmuwan, gadis tersebut meminum tuak dari jagung, yang menurut para ilmuwan mungkin digunakan untuk membuatnya tertidur. Ada juga potongan daun koka di mulutnya, yang dikunyah suku Inca untuk membantu mengurangi efek penyakit ketinggian saat mereka mendaki gunung.
Gadis ini ditemani seorang bocah perempuan berusia enam tahun, dengan luka bakar di wajah dan tubuh bagian atasnya karena tersambar petir.
Sedangkan mumi bocah laki-laki tersebut berumur tujuh tahun.
Meskipun anak-anak tersebut menjadi tumbal, hal ini diyakini sebagai suatu kehormatan di komunitas mereka.
Menurut keyakinan bangsa Inca, anak-anak tersebut tidak mati, melainkan bergabung dengan nenek moyang mereka untuk menjaga desa mereka.
Hanya anak-anak yang sehat dan cantik yang ditumbalkan. Tes DNA menunjukkan bahwa ketiga anak yang dipilih untuk pengorbanan khusus ini tidak memiliki hubungan keluarga.