Arkeolog Temukan Gulungan Papirus di Kuburan Hewan, Berisi Daftar Perwira Romawi yang Dikirim Perang ke Mesir
Tidak hanya gulungan papirus, para arkeolog juga menemukan berbagai artefak lainnya.
Tidak hanya gulungan papirus, para arkeolog juga menemukan berbagai artefak lainnya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di makam Mesir Kuno? Mereka berhasil menemukan makam seorang pejabat Mesir kuno dari pertengahan milenium pertama SM, yang dihiasi dengan kemewahan yang sangat mengesankan.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan di kuburan Romawi? Arkeolog menemukan kuburan Romawi kuno berukuran luas di Prancis selatan, berisi 1.430 makam. Arkeolog Temukan Ribuan Kuburan Romawi Berserakan di Bawah Lumpur, Isinya Selain Jasad Ada Roti dan Buah-Buahan Di makam itu juga ada bukti jamuan pemakaman yang diadakan untuk menghormati anggota keluarga yang meninggal.
-
Dimana artefak Romawi Kuno ditemukan? Panci yang ditemukan di dekat Bury St Edmunds ini dipamerkan di Desa dan Museum West Stow Anglo-Saxon.
-
Dimana artefak Romawi ditemukan? Patung ini ditemukan di situs Pemandian Romawi Carlisle, Inggris.
Arkeolog Temukan Gulungan Papirus di Kuburan Hewan, Berisi Daftar Perwira Romawi yang Dikirim Perang ke Mesir
Para arkeolog Polandia menemukan gulungan papirus berisi daftar perwira Romawi yang ditempatkan di situs Berenike, Mesir. Mereka juga menemukan tembikar dari Italia, koin Romawi, dan gesper mantel yang mungkin milik seorang perwira.
Berenike adalah pelabuhan kuno di Laut Merah yang dibangun Kaisar Tiberius setelah Mesir dianeksasi Kekaisaran Romawi. Selama bertahun-tahun, arkeolog menduga bahwa unit militer ditempatkan di Berenike, kemungkinan besar dari Legiun Ketiga Cyrenaica, yang dikenal karena menghalau pemberontakan di Yerusalem pada tahun 70 M dan menghentikan ekspansi di Nubia.
“Penemuan ini sangat langka dan berkaliber tinggi bagi para ahli Mesir Kuno dan pakar zaman kuno lainnya. Situs Romawi di wilayah ini sangat sedikit, sehingga temuan ini sangat fenomenal,” kata Profesor Marta Osypińska dari Institut Arkeologi Universitas Wroclaw, dikutip dari Arkeonews, Rabu (29/5).
Tim internasional yang dipimpin Profesor Osypińska meneliti kuburan hewan peliharaan unik dari abad ke-1 dan ke-2 di Berenike. Selain kuburan hewan, mereka menemukan akumulasi keramik eksklusif dari Italia, Mediterania, Afrika, dan India, serta koin Romawi dan fibula, peniti mantel khas legiuner.
Temuan ini juga mencakup ostracon (fragmen teks pada keramik) dan beberapa papirus,
yang berpotensi menjadi sumber pengetahuan berharga tentang penduduk kuno Berenike.
Papirus yang ditemukan berisi korespondensi perwira Romawi. Nama-nama yang tercantum di antaranya adalah Haosus, Lucinius, dan Petronius. Dalam salah satu surat, Petronius bertanya kepada Lucinius, yang ditempatkan di Berenike, tentang harga barang-barang eksklusif. Ia juga menulis, “Saya berikan uangnya, kirimkan bersama dromedarius (unta). Rawatlah mereka, sehingga bisa digunakan untuk membawa barang.”
Papirus ini ditemukan pada pinggiran barat Berenike, di pemakaman hewan.
Sebelumnya, sebagian besar ostracon ditemukan di sana.
“Ini adalah sumber tertulis Romawi yang langsung ada di Mesir. Saat mencari kuburan hewan, kami menemukan puluhan ostracon, tetapi belum ada yang menemukan papirus di situs ini,” kata Osypińska.
Menurut para ilmuwan, temuan tersebut berasal dari kantor atau kediaman perwira yang terletak dekat kuburan. Selama bertahun-tahun, ketika area tersebut diratakan, sisa-sisa kehadiran legiuner kemungkinan dipindahkan ke pemakaman hewan secara tidak sengaja.
Pada awalnya, sulit untuk menilai pentingnya penemuan ini. Para arkeolog hanya menemukan gulungan kecil berukuran beberapa sentimeter. Meskipun diidentifikasi sebagai potongan-potongan papirus, biasanya potongan yang tidak tertulis disimpan seperti itu.
Namun, setelah diamankan, para ahli epigraf, termasuk Prof. Rodney Asta dari Universitas Heidelberg, berhasil menyusun pecahan-pecahan papirus tersebut menjadi sebuah teks yang kini sedang dipelajari lebih lanjut.
Proyek 'Non-manusia dalam komunitas Berenike', dipimpin oleh Profesor Marta Osypińska, didanai oleh National Science Centre.