Arkeolog Temukan Perisai Romawi di Suriah Kuno, Berusia 1.800 Tahun Milik Prajurit yang Tewas dalam Pertempuran Abad ke-2
Jenis perisai itu adalah yang paling populer pada abad ke-4 Masehi.
Scutum atau perisai Romawi dari koleksi Galeri Seni Universitas Yale menyimpan kisah masa lalu yang unik karena diduga milik seorang prajurit Romawi yang tewas dalam pertempuran di Suriah kuno.
Scutum Romawi tersebut adalah jenis perisai paling populer dari abad ke-4 SM hingga abad ke-3 M. Perisai ini ditemukan saat melakukan penggalian di situs arkeologi dari kota kuno Dura-Europos yang saat ini berada di wilayah yang disebut Suriah.
-
Siapa yang menemukan senjata Romawi? Senjata ini ditemukan mahasiswa dan arkeolog yang biasanya memenuhi situs bersejarah itu setiap musim panas.
-
Dimana arkeolog menemukan bangunan militer Romawi? Saat menggali di kota kuno Hasankeyf, Turki, para arkeolog dari Universitas Artuklu menemukan bekas bangunan militer Romawi berusia 1.600 tahun.
-
Kapan pedang Romawi ini ditemukan? Arkeolog menemukan empat pedang Romawi berusia 1.900 tahun di dalam sebuah gua di Gurun Yudea, Israel.
-
Di mana pedang Romawi itu ditemukan? Arkeolog menemukan empat pedang Romawi berusia 1.900 tahun di dalam sebuah gua di Gurun Yudea, Israel.
-
Di mana senjata Romawi ditemukan? Menurut laporan koran Prancis, Le Figaro, artefak kuno ini ditemukan di bawah tanah di taman Clos de las Visitation di Lyon.
-
Siapa yang menemukan meriam tertua di Eropa? Meriam ini ditemukan pada tahun 2001 oleh seorang penyelam rekreasi.
Perisai ini ditemukan oleh arkeolog pada 1933 di bawah menara benteng selama penggalian di Dura-Europos.
Prajurit Romawi yang terjebak terowongan runtuh
Menurut catatan sejarah, Dura-Europos merupakan kota di bawah pimpinan kekaisaran Romawi pada tahun 165 M yang digunakan sebagai pos perdagangan timur. Sayangnya, kota ini ditinggalkan pada tahun 256 M setelah dikepung oleh kekaisaran Sassania di Iran kuno.
Beberapa contoh perisai jenis ini telah bertahan selama ribuan tahun. Perisai Dura-Europos ini terbuat dari potongan kayu yang dilaminasi bersama untuk membuat permukaan yang tingginya sekitar 105,5 sentimeter, lebar 41 sentimeter, dan tebal 6 milimeter.
Sayangnya, perisai ini telah hancur menjadi 13 bagian dan kehilangan bagian “umbo” atau tonjolannya, sepotong bahan berbentuk cangkir yang seharusnya melindungi lubang tengah tempat prajurit memegang perisai.
Bagian depan perisai ditutupi dengan kulit kambing kemudian dicat.
“Hiasan yang dicat mencerminkan ikonografi kemenangan Romawi, termasuk elang dengan karangan bunga salam, kemenangan bersayap, dan singa,” jelas seorang dari Galeri Seni Universitas Yale, seperti dilansir Live Science, Senin (9/12).
Perisai ini ditemukan bersama 19 kerangka prajurit Romawi dengan pakaian lengkap, baju zirah dan senjata termasuk scutum di sebuah terowongan bawah menara benteng yang kemungkinan terjebak karena terowongan tersebut runtuh.
Para ahli beranggapanSassanid sedang menunggu orang-orang Romawi untuk menerobos dan ketika berhasil menerobos, kaum Sassanid menggunakan Nafta, senjata kimia kuno untuk mencekik mereka.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti