Galileo Galilei dan Stephen Hawking: Dua Ilmuwan yang Mengubah Pandangan tentang Alam Semesta
Galileo dan Hawking, dua ilmuwan revolusioner yang lahir 300 tahun terpisah, mengubah pemahaman tentang alam semesta.
Pada 8 Januari, dunia mengenang dua tokoh besar yang melampaui batasan zamannya: Galileo Galilei, yang meninggal pada 1642, dan Stephen Hawking, yang lahir tiga abad kemudian pada 1942.
Meski dipisahkan oleh waktu, keduanya memiliki satu kesamaan yang abadi: keberanian untuk menantang dogma dan rasa ingin tahu yang tak terpuaskan tentang alam semesta.
-
Apa yang ditemukan Galileo Galilei? Ratusan tahun lalu Galileo Galilei mencoba mengarahkan teleskop pertamanya ke langit pada tahun 1610 dan menemukan kumpulan bintang yang tak terhitung serta menemukan galaksi Bima Sakti.
-
Siapa yang terkesan dengan teleskop Galileo? Alhasil, Doge dan pejabat negara lainnya begitu terkesan dengan temuan Galileo. Mereka tak percaya atas temuan Galileo itu bisa perbesar objek.
-
Apa yang Stephen Hawking yakini? Hawking menyatakan bahwa dirinya merupakan seorang ateis, yaitu seseorang yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan. 'Sebelum kita memahami ilmu pengetahuan/sains, wajar untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Akan tetapi, sekarang ilmu pengetahuan menawarkan penjelasan yang lebih menyakinkan,'
-
Apa penemuan terbesar Galileo? Galileo pernah tidak diakui sebagai penemu dari salah satu penemuan terbesarnya, empat satelit utama Jupiter.
-
Mengapa Galileo mengubah pikirannya? Permintaannya disetujui oleh Senat Venesia dengan penghasilan yang disebutkan sebesar 1.000 dukat. Namun, Galileo akhirnya mengubah pikiran yang membuat Republik Venesia marah.
-
Apa yang Galileo amati dengan teleskopnya? Dalam minggu-minggu berikutnya, Galileo mengamati banyak objek di langit. Dari bulan-bulan kecil yang mengitari Jupiter, bintang-bintang yang tak terhingga di Bima Sakti, dan fase bulan sabit Venus.
Mengutip IndiaToday, Jumat (10/1), Galileo Galilei adalah pionir sains modern. Dengan teleskopnya, ia mengungkapkan bahwa Bumi bukan pusat alam semesta, menantang keyakinan gereja kala itu.
Penemuannya, seperti bulan-bulan Jupiter dan kawah di permukaan Bulan, mengubah pemahaman manusia tentang kosmos.
Namun, kebenaran ilmiah ini membuatnya dihukum oleh Inkuisisi pada 1633. Meski dipaksa menarik kembali pendapatnya, Galileo tetap melanjutkan karyanya dalam tahanan rumah.
Legenda mengatakan ia berbisik, "Eppur si muove" (Namun, ia tetap bergerak), menunjukkan semangatnya yang tak terpadamkan.
Hawking: Membengkokkan Waktu dan Menembus Batas
Tiga abad kemudian, dunia menyaksikan Stephen Hawking, seorang fisikawan teoretis yang menaklukkan keterbatasan fisiknya untuk memahami alam semesta.
Didiagnosis dengan penyakit motor neuron pada usia 21, Hawking mengubah tantangan itu menjadi kekuatan, menciptakan teori yang mengubah ilmu kosmologi.
Salah satu kontribusinya yang paling terkenal adalah penemuan radiasi Hawking, yang menunjukkan bahwa lubang hitam tidak sepenuhnya "mati" tetapi mengeluarkan energi sebelum akhirnya menghilang.
Lewat bukunya, A Brief History of Time, ia membawa topik kompleks seperti lubang hitam dan asal-usul alam semesta ke audiens global.
Kesamaan dalam Perjuangan
Galileo dan Hawking sama-sama melawan batasan yang dikenakan pada mereka. Galileo menghadapi tekanan dari otoritas agama, sementara Hawking melawan kendala fisik. Meski demikian, keduanya memberikan kontribusi yang mengubah pemahaman manusia tentang tempat kita di semesta.
Keduanya juga berbagi semangat untuk menjawab pertanyaan mendasar: Dari mana asal kita? Apa yang ada di luar sana? Galileo membuka jalan untuk observasi astronomi, sementara Hawking mengurai misteri lubang hitam dan awal mula waktu.
Galileo memberikan dasar bagi sains modern dengan hukum gerak dan pengamatan teleskopik. Hawking melanjutkan warisan ini dengan membangun teori yang memperluas batas pemahaman kita tentang ruang dan waktu.
Meski menghadapi kritik dan tantangan, karya mereka terus memengaruhi generasi ilmuwan, membuktikan bahwa keberanian dan rasa ingin tahu dapat melampaui batasan zaman dan kondisi.