Dagang pesan politik
Walaupun mempunyai pandangan politik sendiri, mereka seolah tak mau terjebak dalam dikotomi politik dengan mendukung Jokowi atau penantangnya. Yang penting, uang mengalir. Modal kembali. Sekaligus mendapat untung.
Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, kini tak ubahnya pasar politik. Para pedagang menerima segala macan pesan politik. Lalu menjual pada konsumen. Target pasarnya jelas. Kubu oposisi dan pendukung Jokowi.
Berjalan menyusuri lorong di setiap lantai Pasar Tanah Abang, nuansa politis menjadi pemandangan yang kini disuguhkan. Etalase toko memajang kaus berisi pesan politik. Ini adalah tahun politik. Para pedagang tak ingin hanya jadi penonton. Maka bersandinglah kaus dengan pesan #gantipresiden2019 dan #Jokowiduaperiode.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Bagaimana pelaksanaan Pemilu 2024 di Jakarta Timur dibandingkan dengan Pemilu 2019? Tedi mengatakan penghitungan di tempat pemungutan suara (TPS), rekapitulasi Tingkat kecamatan, kota, dan provinsi berjalan lancar. Tedi mengungkap pada Pemilu 2019, KPU Kota Administrasi Jakarta Timur, dua kali mendapatkan teguran dari KPU RI. Namun, hal itu berbeda dengan pelaksanaan pada Pemilu 2024.
Perang politik di Senayan dan dunia maya, kini semakin nyata di pasar dan trotoar jalan. Kaus dengan pesan politik pun semakin mudah didapat. Pina mengaku kewalahan menerima pesanan kaus politik akhir-akhir ini.
"Banyak ya sebenarnya (datang memesan). Tapi saya enggak bisa terima karena lagi banyak pesanan," kata pemilik toko Chepina di Pasar Tanah Abang Blok B saat ditemui Rabu (18/4).
Pina pernah ditawari memproduksi 100 potong kaus bertuliskan #gantipresiden. Tapi dia tak sanggup. Tenaga kerjanya terbatas. Faktor lain, harga yang ditawarkan cukup murah. Hanya Rp 10.000 per kaus.
"Kemurahan. Kalau Rp 30.000 saya mau. Banyak yang datang mau pesan tapi saya tolak karena harganya murah," tambahnya.
Pemesan yang mendatangi tokonya di lantai tiga Pasar Tanah Abang itu kebanyakan reseller. Sama seperti Pina, mereka memanfaatkan perang politik untuk meraup cuan (uang atau keuntungan).
"Orangnya setahu saya buat dijual lagi. Akan dijual lagi di event-event tertentu. Tapi ada juga orang partai yang datang mau pesan langsung," ujarnya.
Mereka biasanya membawa desain sendiri. Tapi tak sedikit juga yang minta dibuatkan desain. Karena sering mendapat tawaran membuat kaus, Pina memberi tugas khusus pada pekerjanya yakni Givary Antoni untuk mendesain kaus pesanan. Baik yang menampilkan pesan ganti presiden maupun dukungan untuk Jokowi.
"Pernah juga ada yang datang pesan Jokowi dua periode. Kita buat tapi sampel saja. Itu yang pesan reseller, jumlahnya belasan doang. Karena cuma mau dijadiin sampel," kata dia.
Pemandangan serupa tampak di toko Ide Sendiri, Los E Nomor 31 milik Abdullah. Desain kaus bertuliskan ganti presiden bersisian dengan kaus berdesain kekinian. Abdullah menuturkan, dalam sebulan ini beberapa kali mendapat pesanan kaus bertulis ganti presiden. Dua minggu terakhir, dia menerima 200-250 pieces yang harus dibuat dalam waktu satu hari.
Harga jasa sablon kaus dibanderol Rp 20.000-22.000. Itu jika dipesan dalam jumlah besar. Jika jumlah pesanan tak banyak, dia mematok ongkos sablon (belum termasuk harga kaos) sampai Rp 25.000 per potong.
Abdullah tak membedakan pesanan. Dia juga mengerjakan pesanan kaus bertuliskan Jokowi Dua Periode. Baginya, soal ideologi, pandangan politik, latar belakang pemesan termasuk pesan yang dituliskan, bukan hal penting.
Dia mengaku hanya berorientasi pada bisnis dan tidak ingin terjebak dalam perang pendukung capres tertentu. Dalam berdagang, dia tidak terpengaruh kampanye atau gerakan-gerakan politik. Apapun pesanan yang diterima, dengan senang hati dikerjakan.
Walaupun mempunyai pandangan politik sendiri, para pedagang seolah tak mau terjebak dalam dikotomi politik dengan mendukung Jokowi atau penantangnya. Yang penting, uang mengalir. Modal kembali. Sekaligus mendapat untung.
"Kita kan orang dagang, bukan politikus. Siapa saja boleh (pesan). Siap kita terima asalkan sesuai harga," kata pedagang kaos di Pasar Tanah Abang Blok G, Akril.
Akril mengaku cukup paham dengan perkembangan politik menjelang Pilpres 2019. Dia juga mendukung parpol tertentu. Tapi hanya sebatas untuk memenuhi hak pilihnya sebagai warga negara. Ideologinya tak ada urusan dengan masalah perut.
"Tahu sih tahu politik tapi enggak mau ikut campur. Terpenting jualan dan cari keuntungan, yang penting omzet naik. Kebutuhan hidup makin banyak. Anak makin butuh biaya. Pengeluaran semakin banyak," kata dia.
"Kita sih mendukung calon-calon tertentu. Tapi enggak ikut mendukung terlalu jauh. Siapa pun yang menang itulah presiden kita," lanjutnya.
Istri Akril, Sri Hartini ikut berkomentar. Sebagai pedagang, semua pelanggan harus dilayani tanpa melihat latar belakang politiknya.
"Semua kita layani kalau di sini. Partai ini, partai itu semua kita layani. Kita enggak fanatik. Asal sesuai harga ya kita buat," jelasnya.
Akril dan para pedagang hanya memanfaatkan momentum. Seperti pada Pemilu 2014. Akril mendapat pesanan lebih dari 30.000 kaus dari pendukung Jokowi. Tidak hanya itu, dia juga menerima banyak pesanan dari kubu Prabowo. Dia juga pernah diundang ke Istana Negara setelah Jokowi menjabat Presiden. Perkenalannya dengan Jokowi bermula saat Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta dan sering menyambangi serta berbelanja di Blok G.
Di tokonya, ia mulai memajang baju-baju parpol termasuk kaos dengan gambar #GantiPresiden2019. "Sementara ini kita buat contoh-contoh bajunya dulu. Namanya kita dagang, bukan politik," kata dia.
Kaos ganti presiden itu hanya sekadar contoh dan ia hanya memajang dua potong. "Kita ikuti tren namanya juga bisnis. Apa yang lakunya kencang kita selalu adain contoh dulu."
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) Bhima Yudistira mengatakan bisnis cetak kaus politik berpengaruh besar pada perputaran uang di Tanah Air tahun ini.
"Yang jelas di tahun politik bisnis pakaian jadi pertumbuhannya tinggi. Perputaran uang tahun ini diprediksi naik 10 persen," kata Bhima ketika dihubungi merdeka.com, Minggu (22/4).
Geliat bisnis konveksi selalu melonjak di setiap kontestasi Pemilu. Baik itu pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif, dan pemilihan presiden. harus diakui, bisnis konveksi semakin menjanjikan di tahun politik.
Sebab semakin panasnya persaingan politik semakin gencar pula para relawan dan simpatisan pendukung membuat alat peraga kampanye. Apalagi di dunia digital sekarang ini. Jika berhasil menjadi bahan perbincangan, semakin banyak peminatnya.
"Iya buat bisnis seperti percetakan, tukang jahit, dan tekstil skala kecil kebagian untung dari momen pilkada dan pilpres salah satunya cetak kaus," ungkap Bhima.
(mdk/noe)