Ketika tak ada pilihan selain tawarkan organ
Belakangan marak di media sosial orang menjual organ tubuhnya karena alasan keuangan.
"Saya siap donorkan ginjal saya sekarang juga bagi yang membutuhkan silakan telepon langsung tanpa perantara, " begitu Teguh memasang sebuah postingan di dinding Facebook salah satu bank donor organ pada Minggu siang kemarin. Dia memposting itu bukan tanpa alasan, sejak usaha rental penyewaan mobilnya di Kota Surabaya, Jawa Timur tertipu orang , dia juga harus menanggung utang. Jalan terakhir, Teguh memilih untuk menjual ginjalnya.
Buat harga satu ginjalnya, Teguh memasang tarif Rp 250 juta. "Karena usaha saya tertipu. Keluarga saya di teror penagih utang dan pihak leasing," ujar Teguh, salah seorang pengusaha asal Surabaya, Jawa Timur saat dikonfirmasi sambungan seluler semalam.
Meski sejauh ini belum ada yang menghubungi dia, namun Teguh meyakinkan jika keputusannya menjual ginjal sudah bulat. "Kalau saya pasang harga mahal, takut tidak ada yang telepon, " ujarnya. Selain memasang postingan di dinding Facebook, Teguh juga berencana menyambangi rumah sakit di Kota Surabaya untuk menjual ginjalnya. Upaya itu dilakukan karena saban hari Teguh dan keluarganya harus dicari-cari tetangga dan diburu penagih utang. Teguh kehilangan enam mobil akibat ditipu.
Belakangan ini memang banyak orang tertarik menjual organ tubuhnya untuk biaya hidup atau alasan keuangan. Selain Teguh yang beralasan untuk menutupi utang lantaran usahanya ditipu, beberapa postingan di media sosial juga marak aksi jual organ tubuh. Kebanyakan yang di jual adalah ginjal. Tarifnya pun beragam, mulai dari Rp 80 juta hingga Rp 500 juta.
Seperti contoh postingan ini. "Saya pria 32 tahun, golongan darah O, sehat jasmani dan rohani, tidak memakai narkoba, orang desa, ingin mendonorkan ginjal saya yang sehat dengan imbalan nego. Jika berminat hubungi 0857xxxxxxxx atau 0819xxxxxxxx, " tulis seorang pria dengan nama anonim dalam sebuah postingan tulisan blog.
Salah seorang admin pengendali laman Facebook donor organ tidak mau menjelaskan detail maksud dia membuka jejaring media sosial bagi orang yang mau berdonor organ tubuh. Menurut lelaki bernama Lukas itu, tujuannya adalah mencari orang yang se visi dengannya mendirikan lembaga donor. Dia pun mengaku tidak ada jual beli dalam donor organ tersebut.
"Saya sendiri sedang menghubungi orang yang se visi dan se misi, " ujarnya melalui sambungan seluler.
Anak dan sasaran penjualan organ
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait pun menanggapi isu jual beli organ yang kian marak di media sosial dan hubungannya dengan kasus penjualan anak. Dia mengatakan jika dalam kasus perdagangan anak juga tidak di pungkiri juga terjadi penjualan organ. Dia menyebutkan, jika dugaan penjualan organ pada anak juga diyakini terjadi dalam kasus penculikan yang kerap terjadi. Apalagi berdasarkan pemantauannya, beberapa temuan mengarah ke penjualan organ ditemukan. Salah satunya ialah penjualan organ ginjal dan mata.
"Itu mungkin saja terjadi. Tetapi memang bukti-bukti Kepolisian memang belum mengarah ke sana, " ujar Arist melalui sambungan seluler semalam. Dia pun telah mendorong Kepolisian untuk mewaspadai kasus penjualan organ terhadap anak-anak.
"Kita sudah dorong untuk menjaga kewaspadaan, " kata Arist.
Arist pun mengakui jika penjualan organ ini melibatkan sindikat dan orang-orang profesional. Pasalnya para pelaku bukan orang sembarangan dan mereka sudah paham karena kebanyakan organ-organ yang diambil untuk di transplantasi (Pencangkokan). "Mereka orang-orang profesional," tutur Arist.