Massa pendukung bikin bulu kuduk saya merinding
Rhoma mengklaim saban kali bersosialisasi dihadiri ribuan hingga seratus ribu pendukung.
Rhoma Irama begitu yakin bisa bertarung dalam pemilihan presiden tahun ini. Sebab dia merasa dukungan umat Islam begitu luar biasa.
Dia mengklaim saban kali tampil baik lewat konser atau ceramah, selalu kebanjiran pendukung. "Tiap kali saya tabligh pengunjungnya, ribuan, puluhan ribu, dan bahkan di beberapa tempat seratus ribu," kata Rhoma saat ditemui pekan lalu di rumahnya, Pondok Jaya, Jakarta Selatan.
Berikut penuturan Rhoma kepada Faisal Assegaf dan Pramirvan Datu Aprillatu dari merdeka.com.
Bagaimana strategi Anda mengenalkan diri sebagai calon presiden dari PKB?
Profesi saya selama ini sebagai musikus dan mubaligh. Kalau dikatakan bersosialisasi, sebenarnya saya cuma melaksanakan tugas-tugas rutin. Saya mengadakan konser dengan Soneta dan tabligh akbar, ternyata itu merupakan sosialisasi. Jadi tidak ada satu strategi khusus.
Saya tidak punya uang, itu semua swadaya masyarakat. Misalnya pembentukan posko calon presiden, semua swadaya masyarakat. Memberikan gedung, transportasi dan akomodasi untuk saya meresmikan.
Apa bedanya ketika Anda konser sebagai calon presiden?
Sejak awal, politik, dakwah, dan seni adalah tiga kesatuan buat saya. Sejak dulu saya bicara tentang persatuan Indonesia, pemberantasan korupsi, penegakan moral bangsa. Jauh sebelum ada isu calon presiden. Cuma bedanya sekarang, mereka menyambut saya sebagai calon presiden.
Lalu apa jargon Anda sebagai calon presiden?
Menuju Indonesia berakhlak dan bermartabat. Saya melihat bangsa ini tengah mengalami dekadensi akhlak.Indikasinya kita tidak ada lagi sopan santun berpolitik, tidak ada lagi persatuan dan kesatuan, konflik horizontal meluas. Ini membuat saya terpanggil untuk membenahi bangsa ini.
Sejak kapan Anda mulai keliling berkampanye?
Sejak diekspose sebagai calon presiden.
Apakah ada kesepakatan tertulis dengan PKB soal pencalonan Anda?
Saya rasa itu tidak perlu di...yang pasti ada komitmen.
Berarti Anda yakin PKB tidak akan mempermainkan Anda?
Terlalu naif kalau ada asumsi seperti itu. Pertama, komitmen kita ini bukan antara Rhoma dan Muhaimin, tapi komitmen antara DPP (PKB) dan tim Rhoma. Kedua, setelah itu kita mengadakan sosialisasi kultural dihadiri tokoh-tokoh, ulama, massa, umat dari bangsa ini. Jadi saya terlalu naif kalau PKB mau main-main karena menjadi saksi bangsa, bukan Rhoma Irama saja.
Apakah pencalonan Anda sudah lewat rapat kerja nasional DPP PKB?
Saya rasa itu domain partai. Banyak juga partai menentukan calon presidennya di luar musyawarah nasional atau rapat kerja nasional.
Di atas kertas sulit bagi PKB mencapai 20 persen sebagai syarat untuk mengajukan calon presiden. Lalu kenapa Anda mau menerima tawaran itu?
Saya melihat realitas di bawah selama ini luar biasa. Tiap kali saya tabligh pengunjungnya, ribuan, puluhan ribu, dan bahkan di beberapa tempat seratus ribu.
Di mana saja?
Di mana-mana. Misalnya di Aceh, Tegal, Wonosobo. Saya lihat gemuruhnya umat dibawa, itu menjadi indikator dan membuat saya optimistis memang umat menghendaki. Kalau tidak ada indikator itu, saya juga pesimistis. Seorang bisa jadi pemimpin karena dua faktor: ada partai dan massa pendukung.
Kalau melihat massa pendukung, itu luar biasa. Bulu kuduk saya sampai merinding. Kalau saya datang, wah luar biasa histeria mereka.
Tapi dalam pelbagai survei nama Anda tidak pernah muncul di posisi tiga besar?
Karena saya belum bisa bayar survei (seraya tertawa).
Jadi survei-survei selama ini bayaran?
Tidak semua tapi beberapa saksi mengatakan itu. Jadi fans melapor kepada saya dari lembaga survei A menawarkan suruh pilih lima calon presiden, tapi tidak ada nama saya. Mereka tanya, "Kok nggak ada nama Bang Haji." (sapaan Rhoma Irama). Dijawab, "Pesanannya cuma ini saja."
Saksi-saksi berani bersaksi di media itulah yang terjadi (sambil tertawa).
Sejauh ini lembaga survei mana pernah memasukkan nama Anda dalam daftar calon presiden pilihan?
Kalau nggak salah Pusat Data Bersatu milik Didik J. Rachbini. Mereka menempatkan Rhoma Irama sebagai calon presiden paling diingat. Setelah itu nggak ada lagi (tertawa)
Kenapa Anda ngotot maju sebagai calon presiden?
Majunya saya menjadi calon presiden bukan ambisi pribadi. Ini dorongan dan desakan ulama dan habib merupakan representasi umat Islam. Ini meluas ke seluruh tanah air. Itulah sebabnya saya merasa berkewajiban menerima ini. Kalau nggak, saya merasa berdosa. Ini sudah amanat Allah.
Kedua, terpilih atau tidak, itu maktub sudah (seraya mengutip ayat Alquran). Sebelum kita dilahirkan, Allah sudah menetapkan akan jadi apa kita nanti. Jadi saya tidak mau berpikir berat. Jabatan presiden itu tidak bisa dikejar atau ditolak karena sudah maktub.
Atau pemilu kali ini sebagai batu loncatan buat mengincar Pemilu 2019?
Saya nggak ada incar-incaran (tertawa). Saya nggak incar jabatan presiden.
Kalau tidak terpilih, apakah ini pemilu terakhir?
Kita tidak berandai-andai. Kalau bisa, ini pertama dan terakhir. Jadi atau tidak jadi.
Anda tidak berminat menjadi calon anggota legislatif lagi?
Nggak lah, itu kan pernah (tertawa).
Bagaimana pandangan Anda soal PKB mengambil sejumlah artis sebagai calon anggota legislatif?
Sah-sah saja karena elektabilitas partai ditentukan oleh figur-figur bisa mendulang suara. Itu satu realitas tidak bisa dipungkiri. Apakah si pendulang suara punya kapasitas dan kapabilitas? Itu harus dipertanyakan. Partai politik menundang dan merekrut seorang artis itu masuk akal. Maka selanjutnya harus ditindaklanjuti untuk memajukan bangsa ini.
Apakah Angel Lelga berkonsultasi dengan Anda saat menerima tawaran jadi calon anggota legislatif dari PKB?
Saya tidak mau mengomentari perorangan lah (tertawa).