Mencicipi Seupan Taleus yang Bikin Nagih, Kudapan Penghangat Tubuh di Tengah Dinginnya Sumedang
Seupan taleus sangat nikmat disantap di tengah cuaca Sumedang yang dingin.
Seupan taleus sangat nikmat disantap di tengah cuaca Sumedang yang dingin.
Mencicipi Seupan Taleus yang Bikin Nagih, Kudapan Penghangat Tubuh di Tengah Dinginnya Sumedang
Pernah mencoba seupan taleus? Kudapan ini rasanya wajib dicicipi saat berkunjung ke Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Makanan ini benar-benar istimewa karena mampu menghangatkan perut di tengah dinginnya suasana malam.
Salah satu penjual seupan taleus yang direkomendasikan adalah milik Abah Edi (52) dan Ibu Abong (47) di sekitar Jalan Mayor Abdurachman, Kelurahan Kotakaler, Kecamatan Sumedang Utara.
Pasangan ini sudah 7 tahun menjual seupan taleus di atas mobil bak terbuka.
-
Bagaimana rasa kupat tahu Sumedang? Rasanya khas, dengan perpaduan rasa manis dan gurih yang menggugah selera.
-
Apa itu Kupat Tahu Sumedang? Kupat tahu menjadi salah satu kuliner andalan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.Penganan ini biasanya disantap sebelum memulai aktivitas di pagi hari. Rasanya khas, dengan perpaduan rasa manis dan gurih yang menggugah selera. Kupat tahu wajib dicicipi saat mencari sarapan di kota tersebut.
-
Kenapa Kupat Tahu Sumedang cocok buat sarapan? Isian kupat tahu khas Sumedang Pramuji, salah satu penikmat kuliner ini mengatakan bahwa kupat tahu menjadi menu yang pas disantap saat pagi hari.Hal ini karena isiannya yang lengkap, mulai dari irisan tahu kuning, potongan lontong, isian tauge, dan tentunya bumbu kacang yang nikmat.'Bumbu kacangnya manis gurih, biasanya untuk sarapan cocok,' katanya, kepada Merdeka, Selasa (29/8).
-
Di mana kupat tahu Sumedang dijual? Kupat tahu sendiri menjadi menu sarapan yang mudah dijumpai di sudut-sudut Kabupaten Sumedang.Para penjualnya biasa mangkal mulai di sekitaran Alun-Alun Masjid Agung, halaman depan Rumah Sakit Pakuwon, sampai simpang Jalan Pagerbetis, Kelurahan Cipameungpeuk.
-
Apa yang unik dari warung di Sumedang ini? 'Jadi warungnya ini sangat unik ya, yaitu berada di tengah sawah dan di pinggir Sungai Cihonje,' kata seorang kreator video di kanal Youtube Baraya Sumedang, dikutip Merdeka.com, Minggu (21/7)
-
Bagaimana ciri khas Sate Tukangan? Menariknya, sate di sini menggunakan daging ayam kampung dan diberi irisan bawang merah segar sehingga menambah rasa yang khas.
Selasa (4/6) lalu, Merdeka.com berkesempatan mencicipi lezatnya seupan taleus yang dijajakan.
Benar saja. Saat panci besar dibuka, aroma sedap langsung menyeruak di sekitar lapak.
“Seupan taleus ini bahasa Indonesianya talas kukus,” ucap Abah Edi, ramah.
Talasnya Empuk dan Gurih
Sesuai namanya, seupan taleus ini dibuat dengan cara dikukus.
Foto: Nurul Diva Kautsar
Selama beberapa jam, umbi-umbian ini kemudian menjadi empuk dan lembut. Saat disantap, cita rasa gurihnya langsung terasa, termasuk harumnya yang menggugah selera.
Ibu Abong menjelaskan bahwa pengolahannya cukup sederhana, yakni talas diabil bagian bonggolnya, kemudian dibersihkan dan dikukus.
“Talas ini dibersihkan, lalu dikupas dan dikukus,” terang ibu Abong, sembari melayani pembeli yang melintas.
Khas Kuliner Malam Sumedang
Setiap hari, Abah Edi dan Ibu Abong sudah siap-siap berjualan sejak pukul 14:00 WIB. Keduanya baru akan pulang setelah pukul 21:00 WIB malam, setelah talasnya habis.
Seupan taleus selalu diburu, terutama selepas maghrib. Banyak yang menjadikannya sebagai menu makan malam pengganti nasi, karena kandungan karbohidratnya yang kompleks.
Selain itu, seupan taleus juga punya rasa yang lezat, dengan taburan kelapa parut nikmat.
“Ini kan makanan yang aman, jadi aman buat anak-anak, orang sakit, malah banyak yang makan ini buat gantiin nasi,” terang ibu Abong.
Menyehatkan
Selain jadi comfort food, makanan ini juga jadi buruan bagi warga yang memiliki penyakit diabetes. Talas kukus ini jadi salah satu kuliner yang aman dikonsumsi, karena tidak menggandung gula seperti nasi.
Selain aman, talas kukus juga mengenyangkan sehingga penderita penyakit gula akan merasa kenyang lebih lama.
“Jadi orang-orang yang diabet itu aman, kan karbohidratnya sudah ada, tapi gulanya nggak ada. Jadi sehat. Talas juga aman dan bagus buat orang hamil,” tambahnya.
Selalu Dikukus Dadakan
Ibu Abong selalu menyajikan talas di tempatnya dengan baik. Ia berupaya agar talasnya selalu disajikan dadakan, sehingga selalu hangat saat dipesan konsumen.
Bagi yang ingin menyantap di lokasi, keduanya juga menyediakan piring. Konsumen bisa menikmati seupan taleus di tengah hiruk pikuk Sumedang menjelang malam.
Apalagi, pasangan suami istri ini juga ramah, sehingga siapapun bisa menikmati kelezatannya termasuk kehangatan dari Abah Edi dan Ibu Abong.
“Ini biasanya ditemani kopi atau teh gitu, nikmat,” tambah Abah Edi.
Melihat Peluang
Sebelumnya, Abah Edi bercerita jika ia sudah berjualan seupan taleus ini selama tujuh tahun terakhir. Mulanya di tahun 2017 lalu, Abah Edi merupakan seorang pengepul umbi talas.
Ia biasa menyetorkan ke para penjual seupan taleus di wilayah Bandung, Jawa Barat. Namun, keduanya melihat peluang jika di Sumedang belum ada yang menjual penganan tersebut.
Setelah lebaran di tahun itu, keduanya langsung berinisiatif untuk membuka usaha seupan taleus di wilayah Sumedang. Bisa dibilang, Abah Edi dan Ibu Abong dengan brandnya Seupan Taleus 17 ini menjadi pelopor di Sumedang.
“Waktu hari kedua lebaran nyoba jualan di Sumedang, eh laku keras, akhirnya terus lanjut sampai hari ini,” kata Ibu Abong.
Harga Per Porsi Rp10 Ribu
Seupan taleus ini dijual dengan harga yang ramah di kantong, yakni Rp10 ribu per bungkusnya.
Dalam satu pack, akan disajikan potongan umbi talas berukuran besar-besar, dengan parutan kelapa yang gurih.
“Alhamdulillah, sekarang mulai ramai dibanding saat Covid-19 kemarin,” kata Abah Edi
Jika dibungkus, ibu Abong sudah menyiapkan parutan kelapa secara terpisah agar kualitasnya tetap terjaga hingga sampai ke rumah.
“Ini per bungkusnya Rp10 ribu, nanti bisa dipisah kelapanya kalau dibawa pulang,” terang Abah Edi.
Dicicipi Anies Baswedan
Lambang Seupan Taleus 17 bukan tanpa makna. Abah Edi mengaku ini merupakan doa dan harapannya yang ingin memiliki 17 cabang kedai seupan taleus atau talas kukus.
Saat ini, sudah ada enam cabang yang juga dikelola oleh orang tua Ibu Abong dan sang anak.
“Selain di sini, ada juga di depan PMI, kampus UPI Sumedang sama di Bandung tiga,” katanya
Abah Edi di depan lapak dagangannya
Menariknya, seupan taleus milik Abah Edi dan Ibu Abong ini juga sudah dicicipi oleh Anies Baswedan saat berkunjung ke Sumedang beberapa waktu lalu.
“Talas buata abah ini sudah dipesan sama pak Anies Baswedan waktu ke Sumedang, waktu itu kan beliau pengan makan makanan Sumedang selain tahu, akhirnya beli ke abah,” terangnya.
“Malahan bapak bupati waktu itu nyaranin pembungkusnya pakai daun, supaya terlihat ciri tradisional Sumedangnya,” tambah Abah.
Laku Ratusan Bungkus Per Malam
Dalam satu hari, kedai Seupan Taleus di pinggir jalan Mayor Abdurachman ini bisa laku hingga 180 porsi.
“Nah jadi nama Seupan Taleus 17 ini diambil dari cita-cita saya yang pingin punya 17 cabang, dan sekarang baru enam, tiganya di Bandung, Cicalengka,” terangnya.
Untuk menyiasati talas yang musiman, Abah Edi kemudian bergabung ke komunitas talas yang ada di beberapa daerah seperti Sumedang, Tasikmalaya, Ciamis, Garut Pandeglang sampai Brebes Jawa Tengah.
“Kalau harapan ibu ingin mempertahankan makanan tradisional Sumedang ini, jangan sampai hilang,” katanya.