Pelacur dan gigolo dilarang masuk
"Kita di sini ada surat hasil cek dari dokter," ujarnya.
Tengoklah sebuah ajakan melakukan bertukar pasangan di sebuah forum dalam laman Internet. Mereka secara terang-terangan mengajak pengguna akun lain. Di sana mereka mempromosikan data diri mereka.
Ini contohnya: "Kami pasutri tangerang, ingin mencari k’ccokan untuk swinger, umur kami m29thn, f22thn. Maaf, kami pasutri pemilih untuk sensasi swinger," tulis sebuah akun berinisial L.
Mereka memang tidak malu mengajak bertukar istri dengan pasangan belum dikenal. Banyak pasangan swinger terdapat di kota-kota besar di Indonesia.
Menurut R, anggota komunitas swinger di Jakarta, dia juga mencoba mencari pasangan di luar anggotanya. Meski belum pernah mencoba hingga keluar kota, dia kerap mencari informasi melalui jejaring sosial.
Dia juga menyebar nomor pesan BlackBerrynya untuk diundang menjadi teman. "Lebih mencari pengalaman baru," kata R kepada merdeka.com Kamis pekan lalu.
R mengaku tidak semua tawaran swinger di luar komunitasnya dia terima. Dia memastikan lebih dulu calon pasangan swinger sebelum bertemu. Paling pertama, R mengaku melihat wajah istri calon swingernya. Itu dilakukan untuk membangkitkan gairah seksualnya. Dia kemudian menanya secara rinci pekerjaan sang perempuan guna mencegah calon pasangan swingernya merupakan pelacur atau gigolo.
R bersama anggota di komunitas swinger memang selektif memilih pasangan. Dia tidak mau tertular penyakit akibat berhubungan seks. Setiap anggota paling tidak memberikan riwayat kesehatannya sesuai rekomendasi dokter.
"Kita di sini ada surat hasil cek dari dokter," ujarnya. Surat dokter itu menyatakan calon anggota swinger benar-benar bersih dari penyakit menular akibat berhubungan badan.