Pemain titipan dalam Timnas
Merosotnya prestasi dunia sepak bola Indonesia bukan karena para pemain, melainkan jebloknya prestasi itu karena PSSI.
"Biar pun pelatih dunia yang dipanggil, Indonesia tidak akan bisa tembus ke level dunia, kalau pengurusnya masih seperti itu," ujar Alexander Pulalo, mantan pemain Tim Nasional Indonesia era-90 an saat berbincang denganmerdeka.com, Sabtu pekan kemarin. Alex begitu Alexander Pulalo dikenal menggambarkan kondisi persepakbolaan nasional yang hingga kini masih belum mengalami perubahan.
Alex kini memang telah pensiun dari dunia sepak bola yang sempat membesarkan namanya dulu. Pria kelahiran Jayapura, Papua itukini lebih memilih bekerja sebagai sopir di salah satu stasiun televisi swasta. Keputusan Alex untuk menjadi sopir bukan tanpa alasan, carut marut persepakbolaan tanah air yang berujung lahirnya dualisme kompetisi membuat dia ragu untuk meneruskan kariernya.
Alex melihat merosotnya prestasi dunia sepak bola Indonesia bukan karena para pemain, melainkan jebloknya prestasi itu karena kepengurusan Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia. Terlebih lagi menurut Alex, dalam tubuh PSSI ada kepentingan-kepentingan kelompok yang begitu mendominasi. Untuk itu dia pun mendorong langkah Menteri Pemuda dan Olah Raga merombak kepengurusan PSSI. Dia menyakini, jika pengurus PSSI dipegang oleh orang-orang yang berpengalaman dan mengetahui seluk beluk sepak bola, prestasi Indonesia akan kembali menjadi yang ditakuti di Asia nantinya.
"Dari jaman saya sampai saat ini pengurusnya itu gak pernah benar. Masalah pemain saja PSSI ikut campur, makanya banyak pemain titipan," tutur Alex.
-
Apa yang merupakan kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia? Kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia ini resmi dibuka pada 9 Agustus 2024 dengan pertandingan antara Persib Bandung dan PSBS Biak, di mana juara bertahan berhasil meraih kemenangan dengan skor 4-1.
-
Siapa yang mendapatkan julukan "Si Kancil" dalam sepakbola Indonesia? Terkenal lincah dan gesit saat mengolah bola di atas lapangan, Abdul pun mendapat julukan sebagai "Si Kancil".
-
Siapa pemain legendaris Persija Jakarta yang dijuluki "Dokter"? Endang Witarsa alias Lim Sun Yu atau Liem Soen Joe lahir di Kebumen, 16 Oktober 1916. Sejak kecil dirinya sudah jatuh cinta dengan si kulit bundar. Lebih dari itu, ia juga kerap keliling menonton sepak bola bersama teman-temannya hingga ke Yogyakarta, Purworejo, dan Kutoarjo.Semasa dirinya menjadi pelatih, Endang terkenal dengan sosok yang galak dan juga keras. Dia tak segan-segan menegur anak asuhnya apabila bermain tidak sesuai arahannya. Awal Karier Sepak Bola Mengutip Instagram @umsfc1905, karier Endang Witarsa di dunia sepak bola ketika dirinya bermain untuk klub Union Makes Strength atau UMS di Jakarta yang pada saat itu masih bernama Tiong Hoa Hwee Koan Scholar Football Club. Uniknya, saat bersama UMS ia kerap disapa dengan sebutan "Dokter". Hal ini dikarenakan dirinya sudah mendapatkan gelar dokter gigi.
-
Apa yang menjadi tempat legendaris di Jakarta yang dulunya dikenal sebagai Zwembad Tjikini? Kolam renang Cikini yang berlokasi di kompleks perhotelan Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi salah satu tempat yang legendaris di ibu kota.
-
Siapa sosok atlet catur legendaris Indonesia yang berasal dari Tanah Karo? Atlet catur legendaris Indonesia yang satu ini memiliki gaya bermain yang taktis dan sudah menyabet beberapa gelar skala internasional.
-
Kenapa Endang Witarsa menjadi pelatih legendaris di Indonesia? Maka dari itu, namanya sangat pantas disejajarkan sebagai pelatih legendaris sepanjang masa Timnas Indonesia.
Akibat salah urus dunia sepak bola tanah air memang berdampak pada Alex. Bagaimana tidak, mantan kapten Klub Arema Malang ini pernah mengalami masa sulit untuk bersaing dan masuk sebagai pemain Tim Nasional. Namun saat ini kata dia, untuk masuk menjadi pemain Timnas boleh dibilang penuh dengan intrik. Alex menyebut, jika ada pemain yang mencari perhatian pelatih dengan berbuat curang.
"Dulu kalau di jaman kita, seleksi justru sangat ketat sekali. Satu posisi aja kita masih rebut-rebutan. Sekarang pengurus PSSI yang menentukan," ujarnya.
Bagi Alex, memakai kostum garuda di lapangan hijau sebagai pemain Timnas adalah suatu kebanggaan yang tidak bisa dibayar dengan uang. Ketika itu bisa dilakukan dengan mudah, jangan harap jika dalam setiap pertandingan para pemain tidak akan pernah maksimal karena ada yang telah disusupi. Menjadi pemain sepak bola bagi Alex, bukan perkara jadi bintang artis sebuah iklan. Menurut dia, dibutuhkan kerja tim untuk memenangkan setiap pertandingan.
Jangan heran jika saat ini Timnas Indonesia jarang buat memenangkan pertandingan lantaran ada pemain yang bisa melenggang bebas menuju arena kejuaraan tanpa ada seleksi ketat. "Sepak bola itu bukan perorangan tapi tim. Kalau kita yang masuk timnas mati-matian pasti akan berjuang keras. Tapi kalau yang titipan ini, kadang mereka mainnya setengah hati," kata Alex. Sayang dia tak mau mengatakan siapa pemain titipan yang dimaksud. "Semua orang pasti bisa lihatlah kalau pemain titipan itu yang mainnya di lapangan seperti apa," ujarnya.
Alex menjelaskan, jika pemerintah benar-benar serius mencari bibit-bibit pemain bola seperti yang dilakukan bekas pelatih U19, Indra Syafri, tidak menutup kemungkinan jika nantinya Indonesia bisa menembus piala dunia. Alex meyakini jika di Indonesia khususnya daerah pedalaman banyak anak-anak yang memiliki bakat dalam bermain sepak bola.
"Dia Asia sebenarnya kita bisa paling kuat. Tapi kalau begini terus, saya yakin Timor Leste dalam waktu 2 sampai 3 tahun akan dapat melewati dari kita. Saya yakin itu," kata Alex.
Selain menyoroti soal pemain titipan dalam Timnas, Alex juga menyayangkan dengan banyaknya pemain naturalisasi lima tahun belakangan ini. Menurut Alex, seharusnya kepengurusan PSSI tidak mencampuri susunan pemain Timnas Indonesia. Apalagi banyak juga pemain lokal yang jauh memiliki kualitas lebih bagus untuk berjuang memajukan sepak bola Indonesia ke level dunia. "Pemain naturalisasi kualitasnya sama kok, sama pemain lokal buat apa? Kalau dia lebih hebat enggak apa-apa. Tapi nyatanya ada pemain lokal yang lebih bagus tapi enggak dipanggil," ujar Alex.
(mdk/arb)