Sejarah kita seolah-olah komunisme itu menakutkan
"Sosialis zaman ini tidak sama dengan sosialis zaman dulu," ujar Romo Benny.
Ingatan 'Bahaya laten komunis' masih melekat hingga kini. Rabu kemarin beredar video seorang anak muda dihakimi di tengah jalan cuma karena mengenakan lencana palu arit. Lencana itu disebut simbol Partai Komunis Indonesia. Padahal lambang di lencana itu bukanlah simbol PKI, melainkan lambang Gerakan Komunisme Internasional.
Namun sekali lagi, Palu Arit kadung menjadi simbol PKI dalam perjalanan sejarah bangsa Ini. Gerakan 30 September lah ihwal simbol komunisme internasional itu menjadi awal sejarah kelam negeri ini. Menilik lebih jauh, lambang Palu Arit sejatinya tidak ada hubungannya dengan komunisme. Simbol palu mewakili para buruh dan arit juga mirip sabit mewakili para petani.
Sejarah lambang itu bermula setelah Revolusi Industri di Eropa. Ketika itu, kaum buruh dan petani semakin terpinggirkan dan tertindas. Simbol palu dan sabit yang menyilang muncul sebagai bentuk komunikasi bersatunya kaum buruh dan petani dalam revolusi Bolshevik tahun 1917 di Rusia. lambang itu pun menjadi simbol pemberontakan, bahkan sampai sekarang.
Revolusi gerakan buruh dan tani itu pun sempat membuat heboh dunia yang kemudian juga dimanfaatkan Komunis-sosialis untuk dimasukan dalam benderanya dengan latar belakang merah. Direktur Para Syndicate, Antonius Benny Susetyo, akrab disapa Romo Benny pun menjelaskan perkembangan paham komunisme-sosialisme di Indonesia. Menurut dia, perkembangan ideologi sosialis di Indonesia saat ini tidak ada hubungannya dengan komunis.
"Sosialis zaman ini tidak sama dengan sosialis zaman dulu," ujar Romo Benny saat berbincang dengan merdeka.com di kantornya, kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu lalu.
Berikut petikan wawancara lengkap Romo Benny Susetyo kepada Marselinus Gual dari merdeka.com.
Bagaimana Anda melihat gerakan sosialis di Indonesia saat ini?
Berbicara tentang sosialis beda zamannya dengan komunisme. Sosialis zaman ini tidak sama dengan sosialis zaman dulu. Kalau kita berbicara tentang sosialis, perkembangannya harus berbicara tentang kesadaran dulu. Jadi sosialisme itu kan konteksnya Eropa dengan kapitalisme dan ujungnya Revolusi Industri. Kemudian muncul Ajaran Sosial Gereja (ASG) Rerum Novarum yang mengakui martabat manusia hak para buruh maka harta milik dirumuskan sebagai sosialisme. Maka sosialis yang sekarang yang terjadi di negara maju adalah sosialis Jalan Tengah.
Jalan Tengah artinya pro terhadap masyarakat, bahwa orang-orang kecil itu perlu dilindungi. Maka di negara sosialis misalnya Carefour itu tidak boleh ada di tengah kota, dia ada di pinggiran untuk melindungi orang-orang kecil. Maka konsepnya dibangun negara adil. Adil untuk proteksi, kebutuhan mereka diproteksi, petani diproteksi, tanah mereka diproteksi sehingga mereka ini butuh sosialis.
Kita salah kaprah begitu lho, karena sosialis itu berpihak pada rakyat dan kepentingan orang banyak itu sosialis. Jadi tidak lagi pro pasar bebas, harga akhirnya dikendalikan. Tetapi bukan sama rasa sama rata, itu kan komunisme. Jadi sosialis sudah berubah, bukan komunisme zaman dulu. Sosialis misalnya penghargaan terhadap martabat manusia, ada cuti, jaminan kesehatan dan jaminan hari tua. Itu konsep sosialis. Jadi sosialis itu bukan dalam pengertian sosialis murni dulu tetapi beradaptasi, bagaimana dia melakukan pasar, tetapi pasar dikendalikan tidak hanya dibiarkan untuk pasar bebas.
Nah ini kan refleksi ketika revolusi industri dulu karena revolusi industri kan atas pengendali pasar oleh kapitalis. Maka terjadi terjadi eksploitasi sebenarnya maka muncul counter Karl Marx, komunisme tumbuh. Dan untuk menyikap komunisme itu lahirlah Rerum Novarum. Dan counters juga katakan harta milik juga berfungsi sosial. Maka muncul serikat-serikat buruh. Maka mulai itu muncul sosialisme bertumbuh dan berkembang. Sosialisme bertumbuh dan berkembang dalam konteks sejarah dan counter. Dan kapitalisme juga tidak seperti revolusi industri dan dia merevisi dirinya. Kapitalisme juga bertumbuh dan bahwa pasar itu penting dan butuh kompetensi. Karena kompetensi penting maka negara tidak perlu mengintervensi.
Sosialis juga mengatakan pasar itu penting tetapi pasar itu perlu ditata. Pasar itu tidak boleh mengendalikan maka negara hadir. Hadir bukan untuk mengintervensi tetapi menata dan membuat regulasi sehingga kepentingan rakyat banyak itu terjaga. Jadi ada perubahan konsep dan paradigma.
Apakah perkembangan sosialis di Indonesia karena banyak orang yang seideologi?
Ideologi tidak seketat dulu lagi. Itu selalu menyesuaikan dengan konteks zamannya. Jadi tidak ada lagi seperti manifesto komunis. Itu tidak ada lagi. Kita sudah hapus semua itu, dunia terbuka kok. China aja tidak lagi komunisme, hanya sistem politiknya komunisme tetapi ekonominya pasar bebas. Artinya ideologi itu sekarang yang dikatakan sebagai utopis begitu lho.
Bagaimana dengan saat ini, di mana banyak yang menyamakan sosialis dengan paham komunisme zaman PKI?
Ya karena mereka tidak paham sosialis. Sosialisme itu tidak ada kaitannya dengan komunisme. Jadi komunisme kan konsepnya Karl Marx kemudian diterapkan pada Lenin. Jadi kalau kita berbicara tentang komunisme murni yang Marx itu beda dengan Lenin. Marx hanya mengatakan dalam Das Kapital bahwa para buruh kalau mau menguasai alat-alat industri ya harus berani membangun sebuah revolusi proses dialektika. Tetapi ketika diterapkan oleh Lenin beda dengan konsep Marx.
Lenin menggunakannya sebagai alat diktator maka ekonomi diatur. Nah komunisme itu tidak berbeda-beda, dan komunisme hampir sosialis karena jelas sekali rakyat diperhatikan, dibangun sebuah sistem ketahanan. Kan sama. Tetapi beda kan dengan Cina dan beda dengan Uni Soviet, banyak variannya. Jadi persepsi masyarakat itu begitu lho, padahal beda. Kalau kita lihat Inggris itu dia menggunakan sosialis tetapi sosialis lebih pada pendekatan pro pasar. Dan sosialis itu sebenarnya lebih banyak digunakan oleh negara maju. Karena dalam sosialis itu melindungi warganya dengan membangun regulasi. Misalnya di Amerika, petani dilindungi. Itu bukan sosialis? Sosialis.
Artinya fenomena sosialis tidak ada lagi dalam momen menghidupkan PKI di Indonesia?
Karena di sejarah kita seolah-olah komunisme itu menakutkan. Padahal kan tidak. Kalau kita berbicara Marx kan itu berbicara tentang dialektika, berbicara tentang struktur ekonomi. Bagaimana menghadapi konteks ekonomi waktu itu yaitu materialisme lalu berbicara tentang Ludwig Fuerbach tentang semua proses di materikan. Marx mengkritik materialisme yang tidak manusiawi itu maka dia menyerukan sebuah proses dialektika, bagaimana buruh itu bisa sejahtera kalau alat produksi dikuasai pemilik modal maka terjadi masyarakat yang terasing. Supaya masyarakat tidak terasing maka proses dialektika terjadi dengan masyarakat tanpa kelas. Tetapi masyarakat tanpa kelas itu diterjemahkan. Lenin dengan sama rata sama rasa dengan mengendalikan pasar.