Tahun Baru Islam Adalah Momen Penting Umat Muslim, Ini Sejarahnya
Tahun Baru Islam menjadi waktu umat Muslim merenung dan memperbaharui komitmen terhadap ajaran Islam.
Tahun Baru Islam menjadi waktu umat Muslim merenung dan memperbaharui komitmen terhadap ajaran Islam.
Tahun Baru Islam Adalah Momen Penting Umat Muslim, Ini Sejarahnya
Tahun Baru Islam, atau yang sering disebut sebagai Hijriah, merupakan momen bersejarah yang sangat penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Ini menandai awal dari kalender Islam, yang berdasarkan pada perhitungan bulan (lunar).
Tahun Baru Islam dimulai pada tanggal 1 Muharram dan memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, yang menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam. Peristiwa ini bukan hanya sebuah perjalanan fisik, tetapi juga simbol transformasi spiritual dan sosial bagi umat Muslim.
-
Kenapa Tahun Baru Islam penting? Setiap Tahun Baru Islam adalah kesempatan untuk memulai kembali, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.
-
Mengapa Tahun Baru Islam penting untuk dirayakan? Saling berbagi kata-kata tahun baru Islam yang menyentuh hati di antara sesama umat muslim, bisa menjadi satu di antara cara menghayati pergantian tahun Hijriah.
-
Apa arti Tahun Baru Islam? Tahun baru Islam adalah saat kita merenungkan kesalahan masa lalu dan berkomitmen untuk menjadi lebih baik di masa depan.
-
Kapan tepatnya Tahun Baru Islam dirayakan? Bulan Muharram merupakan bulan mulia yang memiliki sejumlah amalan-amalan utama, baik ibadah murni maupun ibadah sosial.
-
Kapan tahun baru Islam dirayakan? 1 Muharram merupakan awal tahun baru dalam kalender Islam, yang memiliki makna spiritual dan historis yang sangat dalam.
-
Apa makna dari tahun baru Islam? Tahun baru Hijriah bukan sekadar pergantian tahun. Kita harus ingat bahwa Hijrah yang sesungguhnya adalah menjauhi kemungkaran yang diharamkan Allah dan Rasul
Setiap tahun, perayaan Tahun Baru Islam menjadi waktu bagi umat Muslim untuk merenung dan memperbaharui komitmen mereka terhadap ajaran Islam. Ini adalah kesempatan untuk mengevaluasi diri, memperbaiki kesalahan, dan memperbaharui tekad untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih taat kepada Allah SWT.
Banyak yang memanfaatkan momen ini untuk memperdalam pemahaman mereka tentang agama, memperbanyak ibadah, serta meningkatkan amal dan kebaikan terhadap sesama.
Di berbagai belahan dunia, umat Muslim berkumpul untuk merayakan momen ini dengan berbagai kegiatan, seperti pengajian, ceramah, dan doa bersama. Tradisi ini memperkuat tali silaturahmi dan rasa kebersamaan di antara komunitas Muslim.
Oleh karena itu, penting bagi Anda sebagai umat Islam untuk mengetahui dan mempelajari sejarah atau asal-usul tahun baru Islam agar Anda dapat menyambut serta memaknainya secara penuh kesadaran. Dilansir dari berbagai sumber, berikut selengkapnya.
Sejarah Penentuan Tahun Baru Islam
Sejarah penanggalan kalender Islam dimulai ketika seorang Gubernur Abu Musa Al-Asyari menuliskan surat yang diberikan kepada Khalifat Umar Bin Khatab RA. Kepada pemimpin tersebut, Ia mengaku bingung perihal surat yang tidak memiliki tahun.
Hal inilah yang menyulitkannya saat penyimpanan dokumen atau pengarsipan. Kondisi inilah yang mendasari dibuatnya kalender Islam, yang mana saat itu Umat Muslim masih mengadopsi peradaban Arab pra-Islam tanpa angka tahun, hanya sebatas bulan dan tanggal.
Perumusan kemudian diprakarsai oleh Khalifah Umar yang memanggil Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf RA, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam RA, Sa’ad bin Waqqas hingga Thalhan bin Ubaidillah untuk penyusunan kalender Islam.
Mengutip laman NU Online, penentuan awal mula tahun baru Islam atau yang biasa disebut tahun baru hijriah diambil dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah pada masa Sahabat Umar bin Khattab melalui kesepakatan para sahabat.
Awal tahun hijriah atau awal tahun Islam menurut kesepakatan rapat para sahabat ketika zaman Sayyidina Umar, disepekati dimulai dari bulan Muharram. Meski demikian, sebelum hal itu disepakati terdapat usulan beragam yang dari para sahabat.
Misalnya, Sahabat Ali bin Abi Thalib yang mengusulkan awal tahun hijriah dimulai dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Namun, usulan itu tidak disepakati karena dikhawatirkan akan timbul fanatisme yang berlebihan.
Dikhawatirkan akan terjadi ta'asshub atau fanatisme pribadi kepada Rasulullah SAW, sehingga ta'asshub kalau tidak hati-hati akan kebablasan sampai menganggap Nabi Muhammad SAW sebagai tuhan.
Selain Sayyidina Ali, sahabat lain mengusulkan awal tahun Islam dimulai dari bulan Rajab, karena di bulan itu ada peristiwa penting yakni bagaimana salat lima waktu diperintahkan, tepatnya saat isra' mi'raj Nabi Muhammad SAW. Maka untuk menandai betapa pentingnya salat lima waktu, awal tahun Islam diusulkan pada bulan Rajab.
Namun, usulan tersebut tidak disepakati. Ide yang disepakati pada saat itu keluar dari Sahabat Umar yang mengusulkan awal tahun Islam dimulai dari bulan Muharram atau bulan Suro. Karena di bulan ini ada peristiwa penting, yaitu hijrahnya Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah.
Dalam keterangan lain, sebagaimana pada artikel yang ditulis Ustadz Alhafiz Kurniawan di NU Online dengan judul "Sejarah Tahun Baru Hijriah", menyebutkan bahwa ada banyak riwayat yang menceritakan proses penetapan awal tahun hijriah. Namun, dari sekian riwayat itu, semuanya menjelaskan bahwa penetapan tahun hijriah dilakukan pada masa masa pemerintahan Umar bin Khattab.
Arti Kata Muharram dan Keutamaannya
Muharam adalah bulan pertama dalam kalender Hijriah. Muharam berasal dari kata yang artinya 'diharamkan' atau 'dipantang', yaitu dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Tahun 1 Muharram sendiri adalah Tahun Baru dalam Islam.
Sebagai bulan pertama dalam penanggalan Islam, Muharram memiliki banyak sekali keistimewaan. Hal ini telah disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:
"Sesungguhnya, zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. 1 tahun ada 12 belas bulan, di antaranya 4 empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan, yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadil Tsani (Jumadil Akhir) dan Sya'ban." (HR. Bukhari dan Muslim).
Adapun keutamaan bulan Muharram adalah sebagai berikut:
1. Bulan yang Memiliki Peristiwa Penting Bagi Para Nabi
Muharram adalah bulan yang memiliki makna penting bagi para nabi, yaitu:
- Nabi Adam: Diciptakannya Nabi Adam AS dan istrinya Hawa. Selain itu, di bulan Muharram juga-lah Allah memberikan ampunan kepada Nabi Adam setelah memakan buah Khuldi yang dilarang oleh Allah.
- Nabi Idris: Allah mengangkat derajat Nabi Idris di bulan Muharram.
- Nabi Nuh: diselamatkan dari bencana banjir.
- Nabi Ibrahim: diselamatkan dari kobaran api.
- Nabi Yusuf: dibebaskan dari penjara setelah difitnah.
- Nabi Yaqub: di bulan Muharram Nabi Yaqub bisa melihat kembali setelah terpuruk dan jatuh sakit akibat putranya, Nabi Yusuf, menghilang. Hal ini tertuang di dalam Al-quran Surat Yusuf ayat 76.
- Nabi Ayyub: diberikan kesembuhan dari penyakit kulit bernanah di sekujur tubuhnya.
- Nabi Musa: diselamatkan dari kejaran Fir’aun yang terjadi pada 10 Muharram. Selain itu diturunkannya kitab Taurat dan tenggelamnya Fir’aun di Laut Merah juga terjadi pada bulan Muharram.
- Nabi Yunus: berhasil keluar dari perut ikan setelah bertahan selama 40 hari.
- Nabi Muhammad: peristiwa hijrahnya Beliau dari Mekah ke Madinah.
2. Termasuk Bulan yang Mulia
Di dalam Islam, terdapat 4 bulan yang sangat mulia, yang disebut sebagai bulan haram atau asyhurul hurum, yang salah satunya adalah Muharram. Selain Muharram, bulan lainnya yaitu Dzulhijjah, Rajab, dan Dzulqa’dah. Pada bulan-bulan ini, umat Islam dilarang melakukan peperangan dan diperintahkan untuk melakukan amalan baik.
Hal ini tertuang dalam Alquran surat At-Taubah ayat 36, yang artinya:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At Taubah : 36).
3. Terdapat Hari Asyura
Hari Asyura adalah hari yang sangat penting dalam sejarah Islam karena terdapat banyak peristiwa besar yang terjadi. Asyura jatuh pada tanggal 10 Muharram ini menjadikan bulan Muharram sebagai bulan yang istimewa.
Oleh karena itulah, umat Islam disunahkan untuk menjalani puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram. Tak hanya itu, umat Islam juga disunnahkan menjalani puasa sehari sebelumnya yang disebut puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram.
4. Puasa Terbaik Setelah Bulan Ramadan
Ada waktu-waktu terbaik yang dianjurkan untuk menjalani ibadah puasa, salah satunya di bulan Muharram. Bahkan, Rasulullah telah bersabda bahwa puasa di bulan Muharram adalah ibadah puasa terbaik setelah bulan Ramadhan
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada bulan Allah (Muharram), dan salat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah)
5. Dilipatgandakan Pahala
Pahala dari ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadan akan dilipatgandakan oleh Allah. Hal tersebut telah disampaikan di dalam sebuah hadis, sebagai berikut:
"Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan semua haram (mulia) atas kalian seperti mulianya hari ini, di negeri ini, dan di bulan ini. Dan sesungguhnya kalian akan menghadap Tuhanmu sekalian dan Dia akan bertanya kepada kalian tentang amal perbuatkan kalian," (HR. Bukhari dan Muslim).
6. Perhitungan Dosa juga Dilipatgandakan
Tidak hanya pahala yang akan dilipatgandakan, dosa yang dilakukan ketika bulan Muharram juga akan berlipat ganda. Artinya, dosa yang dilakukan sekecil apapun akan memiliki timbangan yang berat.
Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir dijelaskan sebagai berikut:
“Allah SWT mengkhususkan empat bulan haram dari 12 bulan yang ada, bahkan menjadikannya mulia dan istimewa, juga melipatgandakan perbuatan dosa disamping melipatgandakan perbuatan baik.”
7. Bulan Pertama dalam Penanggalan Hijrah
Keutamaan terakhir yang menjadikan bulan Muharram sebagai bulan yang istimewa adalah sebagai bulan pertama dalam penanggalan hijriah. Tanggal 1 Muharram merupakan tanda peristiwa hijrahnya Rasulullah darii Mekah ke Madinah yang terjadi pada tahun 622 masehi.