Sejarah Tahun Baru Islam 1 Muharram, Begini Kisah Baliknya
Terdapat sejarah di balik tahun baru Islam 1 Muharram yang penting untuk diketahui. Dalam sejarah Islam, tercatat nama besar Umar bin Khattab.
Terdapat sejarah di balik tahun baru Islam 1 Muharram yang penting untuk diketahui. Dalam sejarah Islam, tercatat nama besar Umar bin Khattab (586-644 M) yang menginisiasi banyak hal.
Sejarah Tahun Baru Islam 1 Muharram, Begini Kisah Baliknya
Dalam sejarah Islam, tercatat nama besar Umar bin Khattab (586-644 M) yang menginisiasi banyak hal. Salah satu di antaranya ialah penanggalan Islam atau kalender Hijriah. Sejarah juga mengaitkan peran utama Umar bin Khattab ra sebagai khalifah dalam penentuan awal mula tahun baru Islam yaitu 1 Muharram.
Nama Ummar bin Khattab bahkan masuk ke dalam deretan nama 100 tokoh berpengaruh dunia.
-
Mengapa 1 Muharram penting dalam sejarah Islam? Pada tanggal ini, umat Muslim di seluruh dunia memperingati peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti hijrah (migrasi) Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, yang menjadi dasar penanggalan Hijriyah.
-
Kapan Tahun Baru Islam dimulai? Tahun Baru Islam dimulai pada tanggal 1 Muharram dan memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, yang menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam.
-
Kapan 1 Muharram tahun ini? Pada tahun ini, 1 Muharram akan jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024.
-
Kapan 1 Muharram dirayakan? 1 Muharram adalah hari penting dalam kalender Hijriyah, yang disambut oleh umat Islam dengan sukacita.
-
Apa makna dari tahun baru Islam? Tahun baru Hijriah bukan sekadar pergantian tahun. Kita harus ingat bahwa Hijrah yang sesungguhnya adalah menjauhi kemungkaran yang diharamkan Allah dan Rasul
-
Apa arti penting dari 1 Muharram bagi umat Islam? 1 Muharram adalah hari penting dalam kalender Hijriyah, yang disambut oleh umat Islam dengan sukacita. 1 Muharram adalah hari yang sangat penting dalam kalender Islam, menandai awal tahun baru Hijriyah.
Musyawarah Penentuan Tahun Baru Islam
Diceritakan oleh Abu Nuaim dan Al-Hakim jika suatu hari Abu Musa Al-Asy'ari menuliskan sepucuk surat pada Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra. "Sungguh, surat-surat darimu telah kami terima tanpa catatan tanggal, bulan, dan tahun.” Umar bin Khattab lalu mengundang para sahabat terkemuka guna memusyawarahkan masalah tersebut. "Hari apa yang kita dapat jadikan patokan dalam menulis penanggalan?” kata Sayyidina Umar membuka musyawarah". “Tulislah penanggalan berdasarkan pengangkatan kenabian-kerasulan Nabi Muhammad SAW,” usul sebagian sahabat.
“Berdasarkan hijrah saja,” kata sahabat lain yang hadir.
“Hijrah memisahkan yang hak dan batil. Jadikan ia sebagai pedoman tahun penanggalan,” kata Umar bin Khattab ra.
“Mulai dari bulan Ramadhan,” usul salah seorang sahabat ketika pembahasan beralih ke penentuan bulan pertama.
“Tidak, mulailah dari bulan Muharram karena ia waktu orang bergegas meninggalkan rangkaian haji,” kata Umar bin Khattab ra.
2023/Merdeka.com
Hingga pada akhirnya putusan Muharram sebagai bulan pertama dan peristiwa hijrah sebagai tahun pertama dalam penulisan kalender hijriah disepakati oleh seluruh anggota musyawarah. Musayawarah penentuan tahun baru Islam (kalender hijriah) itu dilaksanakan pada tahun 17 H yakni tahun keempat kepemimpinan Amirul Mukminin Umar bin Khattab (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: VII/308).
Sejarah Penentuan Tahun Baru Islam dalam Riwayat Lain Bagi riwayat Al-Hakim, Sayyidina Umar mengumpulkan para sahabat guna mendiskusikan penanggalan surat. "Hari apa yang kita dapat jadikan patokan kita dalam menulis penanggalan?” kata Sayyidina Umar ra membuka musyawarah. Sejak hari pertama Rasulullah berhijrah, meninggalkan tanah kemusyrikan (Kota Makkah),” usul Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. Pendapat tersebut diterima dan dijalankan oleh Umar bin Khattab ra. Telah diriwayatkan oleh Ibnu Abi Khaitsamah melalui Ibnu Sirin bahwa suatu hari seorang dari Yaman datang "Aku menemukan di Yaman sesuatu yang mereka sebut sebagai sejarah (penanggalan/kalender) di mana mereka mencatat bulan sekian dan tahun sekian,” kata orang tersebut."Bagus itu. Mari kita tentukan penanggalan,” sambut Umar bin Khattab ra.
Lalu ia mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah perihal penanggalan. Sekelompok sahabat hadir memberi usulan waktu Nabi Muhammad SAW keluar Makkah untuk berhijrah, sementara sekelompok sahabat yang lain menghitungnya dari waktu wafat Nabi Muhammad SAW.
"Tulislah tanggal sejak Rasulullah SAW keluar dari Makkah menuju Madinah. Tetapi kita mulai dari bulan apa?” kata Umar ra.
Sejumlah sahabat menyebut bulan Rajab dan sekelompok lainnya mengusulkan Ramadhan. Sementara Utsman mengusulkan berbeda. Sahabat Utsman bin Affan ra mengatakan "Tulislah sejak Muharram karena ia bulan haram. Ia menjadi bulan awal tahun dan waktu jamaah haji bergegas meninggalkan Kota Makkah.”
Musyawarah penanggalan tahun baru Islam atau kalender hijriah terjadi pada bulan Rabiul Awwal 17 H (sebagian orang menyebut 16 H).
Peran Penting para Khalifah
Disimpulkan dari beragam riwayat bahwa penunjukkan Muharram merupakan penting sahabat Umar ra, Utsman ra dan Ali bin Abu Thalib ra kata Al-Asqalani (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: VII/308). Ahmad, Abu Urubah, Al-Bukhari dan Al-Hakim dari Maimun bin Mahran meriwayatkan awal mula ide penetapan tahun baru Islam atau kalender hijriah ini bermuala dari sebuah dokumen tertanggal bulan Sya'ban sebagai awal tahun yang diserahkan pada Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra. "Apa ini Sya’ban? Itu bulan sudah berlalu, bulan kita sekarang, atau bulan yang akan datang?” kata Umar protes terkait penanggalan pada dokumen yang sedang dihadapinya.
“Tetapkanlah penanggalan dengan sesuatu yang sudah dikenal masyarakat,” kata Umar. Riwayat hadis ini kemudian berlanjut sebagaimana riwayat di atas.
Sebagian riwayat menyebutkan Ya'la bin Umayyah sebagai orang pertaama yang menetapkan penanggalan tahun baru Islam (kalender hijriah) saat berada di Yaman sebagaimana riwayat Ahmad. Sanad riwayat ini shahih, namun ada sanad terputus antara Amr bin Dinar dan Ya'la. Wallahu a'lam.