Ini Sosok Pembalap dengan Kecelakaan Terbanyak di MotoGP 2024, Sampai 26 Kali!
Pedro Acosta tetap tenang meskipun menjadi salah satu pembalap dengan jumlah kecelakaan terbanyak di MotoGP 2024.
Pembalap dari Red Bull GASGAS Tech 3, Pedro Acosta, dengan tenang menjadi salah satu pembalap yang mengalami kecelakaan terbanyak di MotoGP 2024. Sebagai seorang pendatang baru, Acosta percaya bahwa ia perlu memahami batasan performa motor MotoGP dan berusaha keras untuk meraih hasil terbaik. Hingga Seri Malaysia, ia telah tercatat mengalami sekitar 26 kecelakaan.
Meskipun angka ini terbilang tinggi, Acosta meyakini bahwa hal ini adalah bagian dari proses belajar, terutama mengingat ini adalah tahun pertamanya di kelas tertinggi. "Kecelakaan akan terjadi ketika memang harus terjadi. Jika Anda tidak ngotot, maka kecelakaan tidak akan terjadi. Itu jelas. Kami pun berada dalam situasi di mana kami harus bekerja keras demi tetap melaju di depan," ungkap Acosta kepada Speedweek pada Rabu (6/11/2024).
- Hasil Sprint Race MotoGP Jepang 2024: Pecco Bagnaia Sukses Rebut Kemenangan, Pedro Acosta Terjatuh saat Memimpin
- Hasil FP2 MotoGP Jepang 2024: Pecco Bagnaia dan Pedro Acosta Catat Waktu Tercepat di Posisi Teratas
- Alasan Pedro Acosta Tak Semprot Prosecco Pakai Minuman Alkohol di Podium MotoGP Mandalika 2024
- Finish di Posisi Kedua, Ternyata ini Alasan Pedro Acosta Tidak Menyemprotkan Prosecco di Podium MotoGP Mandalika 2024
Gaya Balap dan Karakter Motor Harus Cocok
Acosta mengakui bahwa beberapa kecelakaan yang dialaminya adalah akibat kesalahan pribadinya. Namun, ia juga percaya bahwa insiden-insiden tersebut disebabkan oleh kombinasi antara gaya balapnya dan performa motor KTM RC16 yang ia gunakan.
"Beberapa kecelakaan jelas salah saya sendiri. Contohnya kecelakaan di Jepang pada Minggu. Saya tahu sulit untuk melakukan apa pun ketika saya berada di belakang Pecco (Bagnaia), karena tekanannya sangat tinggi," ujarnya. Ia menambahkan, "Kecelakaan itu terjadi karena saya ingin menyalip Pecco, karena berada di depan adalah keuntungan. Dalam kasus ini, saya kecelakaan karena saya membidik hasil tertentu," kata pembalap muda asal Spanyol ini.
Dalam penjelasannya, Acosta menyoroti pentingnya strategi dalam balapan. Ia menyadari bahwa tekanan untuk tampil baik dapat memengaruhi keputusan yang diambilnya di lintasan.
"Saya tahu sulit untuk melakukan apa pun ketika saya berada di belakang Pecco," ujarnya.
Harus Ambil Risiko
Acosta menyatakan bahwa kecelakaan dapat menjadi indikator penting bahwa berani tampil dengan cara yang agresif adalah suatu keharusan dalam mengambil risiko.
"Saya rasa dalam situasi seperti itu, Anda harus tetap mengambil risiko," ungkap juara dunia Moto3 2021 dan Moto2 2023 ini.
"Pasalnya itu satu-satunya cara untuk belajar dari pabrikan-pabrikan lain dan tetap berada di depan," imbuhnya.
Menurutnya, jika seorang pembalap tertinggal tiga detik dalam lima lap pertama, maka peluang untuk memperbaikinya akan sangat kecil. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya untuk selalu berada di posisi terdepan sejak awal balapan.
Menjelang seri terakhir yang akan diadakan di Barcelona-Catalunya, Spanyol, pada 15-17 November 2024, Acosta berada di posisi kelima dalam klasemen pembalap. Ia juga tercatat sebagai pembalap non-Ducati terbaik hingga saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tantangan yang dihadapi cukup berat, ia tetap mampu bersaing dengan baik di level tertinggi. Keberhasilan Acosta dalam mempertahankan posisinya di klasemen menunjukkan dedikasi dan kemampuannya untuk mengatasi tekanan dalam dunia balap yang sangat kompetitif.
Sumber: Speedweek