Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi Sepakat 'New Deal', Mitsubishi Pimpin Pasar ASEAN
Aliansi otomotif global Renault-Nissan-Mitsubishi telah mencapai babak baru pada hari ini (28/5) sejak dibahas pada Januari tahun ini. Terutama setelah kasus penangkapan mantan Kepala Aliansi Carlos Ghosn di Tokyo tahun lalu.
Aliansi otomotif global Renault-Nissan-Mitsubishi telah mencapai babak baru pada hari ini (28/5) sejak dibahas pada Januari tahun ini. Terutama setelah kasus penangkapan mantan Kepala Aliansi Carlos Ghosn di Tokyo tahun lalu.
Dikutip dari autocar.co.uk, Jean-Dominique Senard, Kepala Aliansi, menjelaskan kesepakatan baru ini akan menambah lebih besar kerja sama ketiga pemilik merek dan akan memangkas biaya pengembangan model baru hingga 40 persen.
-
Mengapa Nissan memilih untuk berkolaborasi dengan Mitsubishi untuk meluncurkan Nissan Livina generasi kedua? Pada tahun 2019, NMI mengambil langkah strategis dengan meluncurkan Nissan Livina generasi terbaru hasil kerja sama dengan Mitsubishi Motors Corporation.
-
Mobil sport apa yang diproduksi oleh Nissan sejak lama? GT-R merupakan salah satu mobil andalan dari Nissan yang telah diproduksi sejak lama.
-
Apa yang menjadi awal dari sejarah Mitsubishi Motors? Awal dari sejarah Mitsubishi Motors terjadi pada tahun 1870 ketika Yataro Iwasaki mendirikan perusahaan pelayaran bernama Kujuku Shokai.
-
Bagaimana Mitsubishi Motors mendukung petualangan hidup para konsumen? Tema tersebut untuk menegaskan komitmen selalu memanjakan konsumen melalui beragam produk dan layanan.
-
Bagaimana logo ikonik Mitsubishi terinspirasi? Logo ikonik Mitsubishi juga terinspirasi dari lambang keluarga Tosa dan Iwasaki, yang melambangkan persatuan dan kekuatan.
-
Siapa yang memimpin Mitsubishi Motors pada masa perkembangan dan inovasi setelah Perang Dunia II? Setelah Perang Dunia II, semangat baru muncul di Mitsubishi Motors. Di bawah pimpinan Yoshisuke Kawamoto, perusahaan mulai berkembang dan melakukan inovasi.
Seluruh anggota Aliansi sepakat dengan skema baru yang bertajuk ‘Leader-Follower’ yang mana skema ini akan menambah efisiensi melalui berbagi produksi dan pengembangan secara mendasar. Masing-masing merek akan menjadi pemimpin bagi merek di kawasan kunci dan teknologi kunci.
Di bawah kesepakatan baru tersebut, Renault menjadi merek yang memimpin di Eropa dan akan mempelopori pengembangan SUV segmen B generasi baru.
Sementara Nissan memimpin di Jepang, Amerika Utara, dan China serta mengembangkan generasi baru SUV segmen C Nissan Qashqai hingga 2025.
Kesepakatan baru ini juga mencakup berbagi platform 'beyond' termasuk bagian “upper bodies” kendaraan yang akan diproduksi bersama-sama bila dimungkinkan. Seperti dilaporkan baru-baru ini, model SUV Renault akan dirakit di pabrik Nissan di Sunderland, Inggris, di masa mendatang.
“Kami akan fokus pada efisiensi dan daya saing daripada volume (penjualan),” ujar Senard, “Kerangka baru akan membolehkan setiap anggota Aliansi menambah kapabilitas inti dan manfaatnya dari kapabilitas merek lain. Tujuannya untuk meningkatkan profitabilitas dan daya saing".
Mitsubishi Pimpin Aliansi di ASEAN
©2019 Merdeka.com
Sementara Renault menjadi merek pemimpin di Aliansi untuk pasar Eropa, baik Nissan maupun Mitsubishi dapat terus memasarkan model kendaraan di setiap kawasan, meski masing-masing fokus di segmen pasarnya yang kuat.
Di Eropa, Aliansi akan fokus pada empat produk, yakni mobil B-segmen lewat model Renault Clio dan Zoe EV, Nissan Leaf, dan SUV Ariya EV. Kemudian SUV B-segmen (Renault Captur, Nissan Juke, dan Dacia Duster), SUV C-segmen (Renault Kadjar, Nissan Qashqai, next-gen SUV), dan kendaraan niaga ringan (vans).
Nissan memimpin Aliansi di Jepang, Amerika Utara, dan China, sedangkan Mitsubishi akan memimpin di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dan Oceania; Australia dan selandia Baru.
Senard menyatakan kemungkinan merger secara penuh ketiga merek otomotif asal Perancis dan Jepang ini. "Saya yakin itu, karena aksi yang kami ambil hari ini, di masa depan akan menjadi model bagi pabrikan otomotif lainnya," tegasnya.