Hyundai Indonesia Rilis 4 Mobil Baru hingga 2022 termasuk Satu Mobil Listrik
Pabrik baru Hyundai Indonesia di Cikarang sudah melakukan kegiatan pilot produksi pada Mei lalu. Oleh karena itu, di akhir tahun ini Hyundai berencana meluncurkan satu mobil bermesin konvensional hasil produksi pabrik Cikarang.
Pabrik baru Hyundai Indonesia di Cikarang sudah melakukan kegiatan pilot produksi pada Mei lalu. Oleh karena itu, di akhir tahun ini Hyundai berencana meluncurkan satu mobil bermesin konvensional hasil produksi pabrik Cikarang.
Informasi tersebut diungkapkan Lee Kang Hyun, Chief Operating Officer Hyundai Motor Asia Pacific, dalam acara Investor Daily Summit, Rabu (14/7).
-
Di mana Hyundai melihat pasar untuk pengembangan mobil listriknya? Dalam pengembangan kendaraan baru, Hyundai selalu melihat pasar di tiap negara dan secara global.
-
Apa strategi Hyundai untuk membuat mobil listrik lebih terjangkau? Head of Electrified Propulsion Engineering Design Center Hyundai Jeong Jin-hwan mengatakan, Hyundai Motor Group (HMG) saat ini terus melakukan inovasi agar kendaraan listrik (EV) harganya terjangkau. Sehingga EV bisa dinikmati semua kalangan.
-
Bagaimana Hyundai menurunkan biaya produksi mobil listrik? HMC juga akan terus mengembangkan teknologi mobil listrik untuk menurunkan biaya produksi. "HMC sedang menerapkan beberapa strategi, seperti bekerja sama dengan perusahaan lain untuk meningkatkan produksi mobil listrik,"
-
Dimana Hyundai memperkenalkan tiga kendaraan elektrik terbaru, termasuk IONIQ 5 Batik? PT Hyundai Motors Indonesia menghadirkan tiga kendaraan elektrik terbaru dalam ajang pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (15/2).
-
Apa nama perusahaan Hasjim Ning yang bergerak di bidang perakitan mobil? Perusahaan yang bergerak di bidang perakitan mobil ini cukup sukses di masa Pemerintah Orde Lama.
"Pada tahun depan, Hyundai Indonesia akan memasarkan dua mobil baru berteknologi mesin konvensional (ICE) dan satu mobil listrik (BEV)," ujar Lee yang fasih menggunakan bahasa Indonesia.
Menariknya, kata Lee, mobil-mobil baru tersebut akan dipasarkan Maret 2022 dan merupakan hasil perakitan pabrikan Indonesia atau completely knock down (CKD).
Hyundai melihat pasar mobil listrik di Indonesia sangat besar di masa mendatang. Optimisme ini tentu sangat bergantung dengan kebijakan pemerintah. Karena seperti di negara-negara lain di dunia, mereka memberikan subsidi pada mobil listrik.
"Pemerintah Indonesia belum memberikan subsidi untuk mobil listrik, sehingga perlu kebijakan untuk mendorong mobil listrik semakin banyak di jalan Indonesia," katanya.
Lee mengapreasiasi kebijakan baru pemerintah, yakni Peraturan Pemerintah No 74/2021 tentang tarif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Sebab PP No 74 ini memberikan keringanan berupa tarif PPnBM 0 persen untuk mobil listrik, sehingga mobil listrik akan memiliki harga jual lebih murah dibandingkan harga jual mobil bermesin konvensional.
Di PP ini dalam tahap kedua pemerintah berencana menambah tarif PPnBM mobil bermesin konvensional sehingga ke depan harga jual mobil konvensional akan lebih mahal dibandingkan mobil listrik.
"Kami juga mengusulkan komponen pajak Beabalik nama kendaraan bermotor (BBNKB) yang 0 persen bersifat nasional, karena selama di baru Pemda Jakarta yang menerapkan BBNKB 0 persen mobil listrik," katanya.
Usulan kedua, lanjut dia, pembangunan stasiun pengisian daya diwajibkan terutama untuk pembangunan gedung perkantoran dan apartemen baru seperti di luar negeri sehingga fasilitas pengisian daya untuk mobil listrik di Indonesia semakin banyak.
Berdasarkan laman resmi Hyundai Indonesia, Indonesia akan menjadi negara pertama di ASEAN yang menjadi lokasi Pusat R&D Hyundai. Saat ini Pusat R&D Hyundai hanya ada di Korea Selatan, Jepang, China, dan India. Selain itu, Hyundai juga membangun Pusat R&D di Jerman dan Alabama, California serta Detroit di Amerika Serikat.
Pembangunan R&D itu masuk dalam rencana Hyundai menginvestasikan dana US$ 1,55 miliar atau setara Rp 22 triliun untuk mengembangkan pusat manufaktur pertama di ASEAN, tepatnya di Kota Deltamas, Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. Pabrik ini sendiri dibangun di lahan seluas 77,6 hektare yang akan dioperasikan oleh PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI).
Rencananya, pabrik tersebut memulai produksi komersial pada paruh kedua 2021 dengan kapasitas produksi 150.000 unit per tahun, dan meningkat menjadi 250.000 unit setiap tahun untuk kapasitas maksimumnya. Pabrik ini aken membuka lapangan kerja sebanyak 5.000 tenaga kerja.
(mdk/sya)