Mahasiswa Surabaya buat mobil listrik pintar dengan rem otomatis
Mobil pintar ini dibuat Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Akhmad Muhammad.
Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Akhmad Muhammad menciptakan mobil listrik dengan sistem 'Auto Brake' (rem otomatis) yang bermanfaat untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas.
"Mobil listrik yang dinamai 'EEPIS Prototype Vehicle EV.3' itu memang memiliki dua sensor yakni sensor kecepatan dan sensor jarak," kata mahasiswa semester akhir pada Prodi Teknik Elektronika PENS itu di kampus setempat, seperti dilansir Antara.
-
Apa makna dari kata "mobil" ? Kata "mobil" memiliki dua arti, yakni kendaraan dan kemampuan untuk bergerak dengan mudah.
-
Bagaimana kata "mobil" muncul di Indonesia? Penggunaan istilah "mobil" dalam bahasa Indonesia dimulai sejak kendaraan bermotor masuk ke tanah air.
-
Mobil apa yang bikin galau? Mobil apa yang bikin galau? Jawab: Mobilang sayang, tapi takut ditolak.
-
Apa itu Mobil Si Jampang? Mobil Si Jampang merupakan kendaraan keliling yang menjual berbagai kebutuhan seperti sayur, bahan makanan mentah dan lainnya.
-
Apa itu Mobil Ketek? Mobil Ketek sendiri bentuknya seperti mobil berbodi jip, kemudian dengan tambahan aksen kayu. Transportasi tersebut populer pada tahun 1960-1980-an.
-
Apa yang dilakukan mobil dinas pejabat tinggi TNI AU saat terjebak macet? Sebuah mobil Fortuner bernomor polisi pejabat tinggi TNI AU terjebak macet di sekitar Halim, Jakarta Timur. Kondisi jalan terlihat padat, saat jam pulang kerja. Selama perjalanan pula, mobil dinas TNI tersebut tidak terlihat menyalakan sirine dan rotator.
Di sela peragaan mobil listrik dengan sistem pengereman otomatis di halaman Gedung D4 PENS itu, dirinya menjelaskan mobil listrik yang dirancang itu tidak jauh berbeda dengan mobil listrik yang ada umumnya.
"Cuma, EEPIS Proto EV.3 itu memiliki sedikit perbedaan yakni menggunakan sistem pengereman otomatis. Kalau sistem pengereman yang ada selama ini, mobil berhenti mendadak dalam situasi emergency, tapi mobil di belakang akan bisa bertabrakan dengannya," paparnya.
Oleh karena itu, dirinya mengembangkan sebuah sistem pengereman otomatis pada kendaraan listrik dengan memasang sensor kecepatan dan jarak yang bisa melakukan pengereman bertahap sejak jarak 10 meter yakni 0,2 persen dari kecepatan hingga benar-benar terhenti pada jarak 0,5 meter.
"EEPIS Proto EV.3 itu memiliki kecepatan maksimal 50 kilometer per-jam dengan pengisian baterai penuh hingga 10-12 jam. Kalau baterai penuh akan bisa digunakan sejauh 300 kilometer/kwh selama 8-10 jam perjalanan," ucapnya.
Tak kalah menarik:
Kalau lihat video ini, kamu nggak bakal heran Jakarta banjir terus
Hilangkan stretch marks dengan masker lidah buaya!
Rio Haryanto segera masuk F1, tiga tim langsung rebutan
Samsung Galaxy Note 5 diumumkan, usung RAM 4GB dan chip tercanggih
Dirinya mengatakan pengemudi tak perlu khawatir dengan sisa baterai, sisa jarak tempuh, dan sisa waktu yang dimiliki, karena mobil EEPIS Proto EV.3 itu dilengkapi dengan semacam 'speedometer' agar pengemudi aman.
Ditanya proses pembuatan mobil listrik bersistem rem otomatis itu, diirinya mengaku merancang dari nol hingga jadi selama enam bulan dengan menghabiskan dana sekitar Rp 10 juta.
"Itu hanya mesin dan kerangka, tapi kalau mau dijadikan mirip mobil beneran mungkin perlu jutaan lagi," ujar mahasiswa yang memiliki hobi otomotif sejak kecil dan kini menjadi anggota tim mobil listrik 'ChaPens Proto' itu.
Juara pertama lomba Tugas Akhir pada 31 Juli 2015 itu mengatakan dirinya memang menambahkan sensor pembaca jarak 'Maxonar' yang merupakan sensor 'ultrasonic' jarak jauh untuk deteksi hambatan di depannya.
"Sistem ini bisa diaplikasikan untuk mobil yang ukuran lebih besar, karena sensor bisa disesuaikan dengan lebar mobil. Misalnya mobil dengan lebar 150 cm maka sensor yang dibutuhkan sekitar 2-3 buah. Mikro kontrolernya pun harus diganti," tuturnya.
Dalam prototipe yang dibuat Akhmad itu mirip kendaraan balap yang hanya diperuntukkan untuk single person dengan posisi pengemudi harus setengah tidur untuk mengendarainya.
"Prototipe ini telah diuji dan masih perlu diperbaiki dan dikembangkan lagi, terutama untuk respon sensor jarak dan mikrokontrolernya yang masih kurang cepat. Jika sekarang mikro kontrolernya masih menggunakan AT Mega 328, maka ke depan bisa diganti dengan yang baru seperti ARM," tambahnya.
Secara terpisah, pembimbing TA Akhmad, Ardik Wijayanto ST MT, menyampaikan ke depan bukan tidak mungkin prototipe mobil listrik 'auto brake' itu akan dikembangkan lagi dengan memaksimalkan kombinasi kinerja mesin dan rem.
"Yang pasti juga perlu ditambahkan mekanik lagi agar lebih menarik serta pengemudinya tidak kepanasan dan kehujanan," kata Ardik.
Baca juga:
Cantiknya VW Beetle Club Edition, hanya diproduksi 50 unit saja!
Nyetir sambil pakai Apple Watch di Australia didenda Rp 6,2 juta!
5 Aspek ini buat Great New Xenia naik kelas
7 Mobil termahal milik selebriti yang bikin ngiler!
Italjet, sepeda elektrik premium asal Italia siap ramaikan IIMS 2015