Meet and Greet CJID di Yogyakarta: Mobil Amerika, Jiwa Tetap Indonesia
Tema yang diusung: Bersyukur Agar Tidak Lupa Diri, Bersabar Agar Kuat Hati.
Ada pemandangan berbeda di Daerah Istimewa Yogyakarta, akhir pekan lalu, Sabtu (28/5). Ratusan mobil besutan pabrikan Amerika, Jeep, membelah jalanan Kota Gudeg. Berjalan beriringan memasuki area Bandara Adi Sucipto. Lokasi titik kumpul awal.
Peserta Halal Bihalal Meet and Greet Jeep(er)s Civilian Jeep Indonesia (CJID) datang dari berbagai daerah. POMJEN 4x4 MAKASAR menjadi Peserta paling jauh yang datang dari Pulau Sulawesi.
-
Apa itu Jeep? Jeep adalah merek mobil yang sering dikaitkan dengan SUV premium. Selain memiliki desain mewah, tetapi juga dilengkapi dengan fitur-fitur modern dan mesin yang sangat kuat.
-
Bagaimana awal mula Jeep? Dalam perjalanannya yang menarik, Jeep awalnya dibuat sebagai kendaraan militer pada tahun 1940-an.
-
Siapa yang menegaskan bahwa mobil Komeng adalah Jeep Compass? “Njir bang Komeng keren banget pake Jeep Compass,” kata seorang warganet.
-
Kapan Jeep pertama kali diproduksi? Ketika orang membicarakan tentang Jeep, biasanya mereka mengacu pada Jeep Willys buatan Amerika Serikat, yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1940.
-
Mengapa Jeep awalnya dirancang untuk keperluan militer? Jeep pada awalnya dirancang untuk keperluan militer, sehingga harus memiliki desain yang kuat untuk beroperasi di berbagai medan.
-
Siapa saja pabrikan yang terlibat dalam pembuatan Jeep pertama? Dari banyak pabrikan yang diundang, hanya tiga yang menerima tawaran tersebut: Bantam, Willys, dan Ford.
Tak mau kalah, peserta dari Jakarta, Banten, Bogor, Surabaya, Jawa Tengah, dan kota-kota lain. Mereka bersemangat menempuh jarak ratusan kilometer demi bisa berkumpul sesama pecinta Jeep. Banyak juga di antara peserta yang datang memboyong keluarga.
"Dua tahun pandemi menjadikan jarak terasa jauh. Para Jeep(er)s sudah pada kangen semua untuk kumpul kumpul. Dan Jogja terpilih sebagai tuan rumah. Kita semangat dan senang karena dengan wadah CJID kami bisa berkontribusi untuk pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi Jogja khususnya," ujar Ketua Panita HBHCJID 2022, Ri Paduka dari komunitas CJID Yogyakarta kepada merdeka.com.
Lebih dari 121 mobil Jeep berkumpul di Yogyakarta. Dengan peserta lebih dari 300 orang. Beragam mobil yang digunakan mulai dari berbagai model CJ, YJ, Cherokee, TJ, JK, dan keluaran Jeep lainnya. Masing-masing dengan style sesuai penggunanya. Ada bergaya overland, off road, dan lainnya.
Panitia menyajikan lokal konten dalam acara ini. Mulai dari SPG menggunakan kain jarik (batik), welcome drink es dawet Yogya, tarian tradisional dan juga nasi gudeg. Kearifan lokal jadi yang utama.
"Mobil boleh Amerika, jiwa tetap Indonesia," ujar Sekretaris umum Panitia HBHCJID 2022, Wira Adibrata kepada merdeka.com.
Dari Bandara Adi Sucipto, peserta secara berkelompok menuju Tebing Breksi, Prambanan. Agar tidak mengganggu pengguna jalan lainnya, para Jeep(er)s berjalan berkelompok. Tujuannya, tetap santun meski di jalan. Sesuai tema yang diusung: Bersyukur Agar Tidak Lupa Diri, Bersabar Agar Kuat Hati.
Peserta yang tiba di Tebing Breksi, diarahkan untuk berfoto di Photo Booth yang sudah disediakan. Peserta bisa berfoto bersama kendaraan Jeep kesayangannya. Acara puncak malam hari, peserta disajikan pertunjukan tarian khas Yogyakarta.
Membuka hari kedua, para Jeep(er)s diajak menikmati sunrise tak jauh dari tebing Breksi. Lalu overland menyusuri jalan pedesaan bertajuk Jelajah Desa.
"Jelajah desa adalah ajang overland ringan sambil menikmati keramahtamahan penduduk desa. Jangan lupa, ketika kita menyambangi desa kita sudah menebar mimpi bagi anak-anak di sana. Menggugah mereka dengan cita cita untuk menyemangati mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Itu kenapa sapa ramah dan santu selalu kami ingatkan kepada para jeep(er)s," kata Wira Adibrata.
Perjalanan hari kedua ditutup dengan menikmati Sunset di Gumuk Pasir. Meet and Greet kali ini sengaja menyasar tempat-tempat wisata di Yogyakarta. Ada misi mulia yang ingin disampaikan. Ini menjadi bagian dari upaya memulihkan sektor pariwisata di Yogyakarta yang terkena dampak Pandemi Covid-19.
Pembina Panitia, Adenan Rasyid menyambut positif aksi bakti sosial yang dilakukan para Jeep(er)s. Sebagai bentuk kepeduliaan pada lingkungan dan masyarakat sekitar. "Kami sangat mendukung karena ini sangat positif. Silaturahmi, ajang bakti sosial, peningkatan sektor wisata dan ekonomi. Tentu dengan izin dari berbagai pihak," jelas Adenan.
©2022 Merdeka.com
Para peserta mengapresiasi gelaran HBHCJID 2022 di Yogyakarta. Lelah di perjalanan, seolah terbayar tuntas setelah bertemu dan bercengkrama dengan sesama pecinta Jeep.
"Acaranya super seru. Padat dan tidak membosankan. Suasana keakraban juga sangat dapet. Satu lagi nuansa Halal Bihalal tetap tidak kelewatan, CJID Jogja top deh," kata Hamka, perwakilan POMJEN 4x4 MAKASAR.
Perwakilan CJID Bandung, Kang Ari mengaku akan merindukan kembali momen kebersamaan dengan para pecinta Jeep. Peserta dari Jawa Barat ini memberikan apresiasi atas kerja keras panitia.
"Terima kasih juga untuk sambutan hangat 'saudara' tua kami Yogyakarta American Jeep (YAJ) dan para 'sesepuh' penggiat automotive Yogyakarta," ucap Kang Ari.
©2022 Merdeka.com
Acara ini mendapat dukungan penuh dari PT. PINDAD. "Terima kasih kepada PT PINDAD yang memberikan dukungan atas terselenggaranya event ini. Terima kasih juga semua peserta yang telah meluangkan waktu, tenaga dan banyak lagi untuk datang ke rumah kami, Jogjakarta" tutup Ri Paduka.
(mdk/noe)