Mobil listrik Selo diincar Malaysia, ini tanggapan BPPT
mobil Selo ini merupakan proyek ambisius Ricky bersama mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan.
Belum lama ini pembuat mobil listrik Selo, Ricky Elson, curhat di Facebook soal karyanya itu yang akan dilanjutkan bersama negara tetangga, Malaysia.
Sebelumnya, mobil Selo ini merupakan proyek ambisius Ricky bersama mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Mereka berdua, ingin jika Indonesia bisa memproduksi massal karyanya ini di Indonesia.
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Apa yang memengaruhi jarak tempuh mobil listrik? Menurut informasi resmi dari Hyundai Gowa, ada beberapa faktor yang memengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik. Faktor-faktor tersebut mencakup kebiasaan berkendara, penggunaan daya tambahan, kondisi saat berkendara, serta status energi pada baterai.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Dimana Wuling merakit mobil listrik di Indonesia? Indonesia sudah memasuki era mobil listrik sejak merek otomotif Wuling dan Hyundai memutuskan merakit model BEV di pabrik mereka di Cikarang, Jawa Barat, pada 2021/2022.
Namun, mimpi mereka harus terkubur lantaran mobil listrik buatan Ricky sempat dinyatakan tak lolos uji emisi. Hal ini pun membuat langkah mobil Selo untuk diproduksi masal semakin berat.
Rencana mobil Selo yang akan dilanjutkan oleh Malaysia pun dikomentari Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto. Menurutnya, hal itu tak jadi masalah.
"Ya, gak papa. Lagian Malaysia juga gak jago-jago amat bikin mobil kan? Gak papa. Kalau pun untuk dijual, siapa yang mau beli? Berapa banyak yang mau beli?" kata Unggul kepada Merdeka.com di kantornya, Jakarta, Kamis (3/9).
Persoalannya, kata Unggul, harga mobil listrik pun tentu masih akan mahal. Terlebih, teknologi yang diadopsi terutama baterai masih jadi persoalan.
"Jadi begini, mobil listrik kenapa belum waktunya jadikan industri, hal ini karena di negara maju sekalipun mobil listrik belum komersial. Kalau dibikin industri, saya rasa gak yakin bisa laku. Masalahnya kan juga kesulitan pada baterainya dan stasiun pengisian listriknya. Ini yang menjadi kendalanya. Tetapi, kalau riset saya setuju," katanya.
Terlepas dari itu, Ricky Elson sendiri memang sangat berambisi untuk meneruskan proyek mobil listrik Selo ini ke tahapan selanjutnya atau memasuki ke generasi ke-2. Namun apa daya, dukung pemerintah yang minor membuat dirinya tak bisa berbuat apa-apa.
"Untuk negara yang masih membutuhkan energi listrik untuk sumber-sumber energi perumahan dan industri penjualan mobil listrik tentu sulit dilakukan. Mengingat SDE listrik jg di negara kita terbatas, dan stasiun pengisian bahan bakar listrik tentu membutuhkan sumber energi listrik yg besar. Di tambah lagi, TDL yang tinggi dan jangka pemakaian baterei yg tidak begitu lama," tutup Unggul.
Baca juga:
Industri mobil listrik di Indonesia belum waktunya, kenapa?
Menteri Nasir sesumbar prototype mobil listrik rampung 2017
Dana Rp 1 M, ITS kembangkan mobil listrik bertenaga surya
Infrastruktur di Indonesia belum siap sambut kehadiran mobil listrik
Heboh kasus mobil listrik nasional gagal uji emisi